Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —
"Duh... Gimana ini..."Sejak tadi Amu terus mondar-mandir dengan wajah gelisah dan bergumam sesuatu yang tidak jelas.
(Name) yang ngeliat itu jadi bingung.
"Amu, kamu kenapa?" Tanya (Name).
Amu yang ngedenger (Name) nanya langsung nyamperin (Name) yang lagi duduk anteng di mejanya.
"(Name)!"
"Iya?"
"Aku sekarang lagi bingung"
"Iya aku ngeliat"
"Tolongin aku ya" Pinta Amu dengan puppy eyes.
(Name) yang emang notabene nya gak bisa nolak jadinya di iya-in aja.
"Minta tolong apa?" Tanya (Name).
Amu yang denger respon (Name) langsung seneng lagi.
"Tolong gantiin Upi piket ya. Tadi kan karena Upi nya udah di jual jadi aku disuruh gantiin dia piket, tapi aku buru-buru mau ke klub Menggambar" Kata Amu.
(Name) ngangguk-ngangguk aja dengerin penjelasan dari Amu.
"Yaudah, klub voli ku juga kayaknya agak telat, soalnya pelatihnya ada urusan" Kata (Name).
Amu langsung bersorak gembira. Akhirnya dia gak usah repot-repot gantiin Upi piket.
"Makasih ya, (Name)! Nanti pas buka puasa dateng ke rumahku ya, kita makan bareng!" Kata Amu dengan senang langsung berlari keluar kelas.
(Name) cuma ngelambain tangannya sambil senyum pasrah.
Piket nya ia mulai dengan merapikan meja dan membersihkan jendela. Baru setelah itu dia bersihin papan tulis sama nyapu.
Saat membersihkan papan tulis, (Name) agak kesulitan menggapai bagian yang tinggi karena tubuhnya terbilang pendek.
"Ugh... Gak nyampe" Keluh (Name).
Padahal (Name) udah jinjit-jinjit sama lompat-lompat, tapi tetep aja ketinggian.
"Nyampe nggak?" Tanya Kiki yang tiba-tiba muncul menyenderkan tubuhnya ke papan tulis.
"Gak nyampe, papan tulisnya tinggi banget" Kata (Name).
"Sini" Kiki mengambil penghapus papan tulis dari tangan (Name).
(Name) yang melihat Kiki mengambil penghapus papan tulis langsung berpikir Kiki akan membantunya.
"Eh, gak usah repot-repot, Kiki! Aku bisa sendiri kok" Kata (Name) tidak enak pada Kiki, ia kira Kiki mungkin Kiki masih sibuk dengan klubnya.
Tep
Tapi ternyata ekspektasi (Name) seketika hancur karena ternyata Kiki hanya menjahilinya dengan meletakkan penghapus papan tulis itu di atas, yang jelas-jelas tidak bisa digapai (Name).
(Name) yang melihat itu langsung terdiam, menatap datar Kiki yang mulai kambuh sifat jahilnya.
Kiki justru malah tersenyum menatap (Name) tanpa ada tanda-tanda mau membantu (Name).
"Jangan main-main, aku udah telat buat ekskul, Kiki. Cepet ambil lagi!" Pinta (Name) menunjuk penghapus papan tulis yang ada di atas.
"Kok nyuruh?" Tanya Kiki jahil. "Katanya bisa sendiri?"
(Name) tersenyum dengan perempat imajiner di wajahnya.
'Sabar, orang sabar di sayang Nii-chan' Batin (Name) menahan kesal.
"Coba nyuruhnya pake kata 'Tolong'." Kata Kiki meletakkan sebelah tangannya di dagu.
"'Kiki sayang, yang ganteng, yang cakep, calon kekasihku, calon suamiku, tolong ambilin dong'." Kata Kiki menirukan gaya bicara (Name).
"Ngomong gitu dulu, baru kuambil"
"GAK MAU!!!" Teriak (Name) menatap Kiki dengan wajah jijik.
'GELI! GELI! GELI! GELI!' Batin (Name) bergidik ngeri.
"Sayang sekali, kalau gitu kamu akan semakin lama disini bersamaku" Kata Kiki dengan nada kecewa yang dibuat-buat.
"Soalnya aku juga piket" Bohong Kiki mendesis kecewa.
"Tolong jangan dilanjuti, aku tau kamu mau ngegombal. Penghapus papan tulisnya biar aku ambil sendiri." Kata (Name) mencegah Kiki berbicara lebih lanjut lagi.
Wajah (Name) masih tetap tersenyum tertekan dan agak pucat karena menahan mual.
"Kenapa? Aku kan belum selesai" Kata Kiki heran.
"Akhir-akhir ini reflekku makin gak kekontrol, kalau kamu macem-macem nanti kamu kenapa-napa" Kata (Name) agak mengancam Kiki supaya berhenti mengganggunya.
"Masa?" Tanya Kiki ragu dengan perkataan (Name).
Akhirnya dengan iseng Kiki mencoba. "(Name) say--"
Sebelum Kiki menyelesaikan kata-katanya, sebuah kursi melayang dengan kecepatan penuh ke kepala Kiki.
"Stop manggil sayang-sayang" Kata (Name) penuh penekanan di setiap katanya. Bibirnya masih menyunggingkan senyuman.
Dengan tangga yang entah darimana asalnya, (Name) menaiki tangga itu dan mengambil penghapus papan tulis yang ada di atas sekalian menghapus bagian yang tadi tak bisa digapai.
"Kamu tambah kuat ya." Lirih Kiki terkapar dengan kursi menyangkut di lehernya. "Ohok--"
To be continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗
FanfictionSugawara (Name), adik dari Sugawara Koushi yang disebut-sebut sebagai induk dari para gagak (Name) harus pindah ke Indonesia dan berpisah dengan kakaknya sejak kecil dan hanya berkomunikasi lewat telepon saja. Di masa SMA (Name), ia mendapat banyak...