Ch 43 || Nonton

1.3K 229 5
                                    

Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen

— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —


Setelah tragedi mesin capit boneka beberapa saat yang lalu. Mereka melanjutkan kembali jalan-jalannya.

Mereka berjalan bersama-sama sambil diiringi dengan obrolan-obrolan random mereka masing-masing.

Saat melewati sebuah toko, toko itu memutar sebuah musik yang (Name) suka. Tanpa sadar (Name) menggumankan lagu itu pelan, tapi dapat didengar oleh Kiki yang ada di sampingnya.

"Kamu suka lagu itu?" Tanya Kiki.

(Name) noleh, agak kaget soalnya ternyata Kiki denger. "Hehe iya, tapi aku cuma tau sedikit" Kata (Name) memalingkan wajahnya.

"Aku tau lagu itu, emang lagi ngetrend belakangan ini" Kata Kiki basa-basi.

"Aku denger klub Musik bulan depan ikut lomba kabupaten ya? Keren" Kagum (Name).

"Yep, dan kerennya Rama jadi salah satu juri disana"

"Rama? Siapa Rama?"

"Rama itu yang sering bikin lagi di Kutuber. Musiknya udah diakui sama musisi lain, aku sama ibuku penggemar beliau" Jelas Kiki menunjukkan chanel yang dimaksud.

"Hooo" (Name) ngangguk-ngangguk mengerti.

"Umurnya pun masih muda!" Sambung Kiki sambil mengotak-atik hpnya.

"Hebat!" Kagum (Name) berbinar-binar.

"Aku juga udah bikin lagu baru, mau dengar?" Tanya Kiki, diam-diam memotret (Name) tanpa diketahui siapapun.

"Boleh" Kata (Name) antusias.

Kiki dengan senang hati memberikan earphone nya pada (Name) dan memutarkan rekaman lagunya.

"Gimana menurut?" Tanya Kiki.

"Bagus, instrumennya asik, enak didengar, nada suaranya juga pas" Puji (Name).

"Tapi liriknya agak berat ya, ini judulnya apa?"

"Judulnya 'Everyday We Suffering'."

"Bagus" Kata (Name) Mengangkat jempolnya.







"Nonton film yuk" Ajak Amu.

"Ngga ah, uangku ga cukup" Kata Upi.

"Jangan boros, kita bertiga bayar buat film" Kata Toro menunjukan kartu hitamnya.

"Aku bayarin" Kata Amu.

(Name) senyum aja.

"Kalo gitu kita bayar buat makan nanti!" Seru Upi semangat.

"Sip" Kiki sudah siap memegang popcorn.

Sho diem aja.




Dan akhirnya mereka nonton film yang dipilih Amu.

Film horor.




Keadaan di dalam bioskop kini masih tenang menonton film di layar lebar bioskop.

Sampai tibalah di adegan creepy, seketika semuanya langsung menjerit ketakutan.

Kecuali Sho yang malah ikutan senyum creepy.












Selesai nonton.

"UWAAAH NGERI BANGET! BADANKU MASIH MERINDING! FILMNYA KEREN!" Komentar Amu.

Kiki cuma ketawa.

Dibelakang ada Upi yang lagi muntah pelangi dengan (Name) yang ngelus-elus punggungnya.

"Sekarang kita mau ke mana lagi nih?" Tanya Amu.

"Kalian sholat dulu aja, udah ashar kan? Aku sama (Name) tunggu di sini" Kata Sho masih fokus ke hpnya.

"Okeeeee!!!" Seru Amu dan Upi.

Dan akhirnya yang lain pada pergi ke masjid terdekat, meninggalkan Sho dan (Name) di bawah pohon rindang yang teduh.

Sho sama (Name) duduk bersebelahan di bawah pohon sambil nyenderan ke pohonnya.

Dari tadi (Name) cuma ngeliatin sekeliling aja, ada banyak juga orang yang lagi berangkat ke masjid, ada anak-anak yang main.

Saking fokusnya gak sadar kalo Sho dari tadi merhatiin (Name) yang lagi ngeliat sekitar.

"(Name)" Panggil Sho.

(Name) yang tadinya ngeliatin sekitar langsung noleh ke Sho yang juga lagi natep dia.

"Kenapa Sho?" Tanya (Name).

Tapi Sho nya cuma diem aja ngeliatin (Name). Sho keliatannya mau nanya sesuatu tapi agak ragu gitu.

"Ada apa Sho? Ngomong aja" Kata (Name) buat yakinin Sho.

Awalnya Sho ragu soalnya agak sensitif pertanyaan, tapi dia juga mau tau.

"Itu..."

"Hm? Itu apa?"

Sho ngusap-usap belakang kepalanya. 'Jadi nanya gak ya?' gitu kira-kira mukanya.

(Name) masih diem nungguin Sho nanya.

"Itu... Maaf kalo sensitif. Sebenarnya aku agak bingung sama agama kamu sekarang" Kata Sho agak gak enak.

Si (Name) ngangguk-ngangguk paham. Emang pertanyaan kaya gini lumayan pribadi banget, tapi (Name) udah biasa.

"Maaf kalo agak ganggu, gak usah dijawab juga gak apa"

"Gak apa-apa kok Sho, itu emang udah biasa." Kata (Name).

(Name) benerin posisi duduknya terus ngadep ke Sho yang ada di sampingnya.

"Sebenarnya mayoritas orang Jepang emang gak punya agama, tapi mereka punya kepercayaan Shinto sebagai agama mereka"

"Shinto itu kaya percaya bahwa Matahari, Gunung, Laut dan lain sebagainya sebagai dewa atau biasa di sebut Kami-sama"

"Tapi walaupun begitu orang Jepang jarang beribadah, kadang cuma hari-hari besar aja, atau bahkan gak pernah"

"Jadi secara harfiah orang Jepang itu gak punya agama" Jelas (Name) panjang lebar.

Sho cuma ngerespon ngangguk-ngangguk aja selama (Name) jelasin.

"Karena orang Jepang gak ada agama, kadang ada orang Jepang yang nikahnya di gereja, tapi ada juga yang pakai tradisi Jepang di kuil" Tambah (Name).

"Terus kalau kamu mau nikahnya gimana?" Tanya Sho.

*Ngapain tuh~

"Um kalau aku sih tergantung, mau tradisi manapun aku ikut pihak laki-lakinya" Jawab (Name) yang sebenarnya juga bingung mau jawab apa.

Sho ngangguk-ngangguk lagi.

'Jadi dia nanti ikut agama laki-lakinya' Batin Sho berbunga-bunga.

Akhirnya masalah cinta beda agama terselesaikan.

Puk

Sho tiba-tiba tiduran dengan menyandarkan kepalanya ke paha (Name) yang tengah duduk bersandar di pohon.

"S-sho!" Kaget (Name) dengan wajah yang merona hebat.

Tapi setelah beberapa lama, Sho hanya diam tak merespon apapun.

"Sho...?" (Name) mencoba memanggil lagi, tapi tidak ada respon.

Akhirnya (Name) melihat Sho yang ternyata tertidur di pangkuannya.

(Name) cuma bisa menghela nafas terus senyum.

"Kamu pasti capek" (Name) ngusap rambut hitam Sho. "Istirahat lah"





























To be continued!

Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang