Ch 49 || Temen Rasa...

1.2K 178 0
                                    

Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen

— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —


Di sudut ruang kelas terdapat Amu yang tengah terbengong dengan wajahnya yang lemas.

Melihat keadaan sahabatnya (Name) jadi khawatir, akhirnya dia dateng nyamperin meja Amu.

"Amu, kamu kenapa? Belum makan? Mau aku traktir?" Tawar (Name) pada Amu.

"Aaaaa... Makasih (Name), tapi maaf aku lagi puasa cuman tadi gak sempet sahur" Kata Amu menolak dengan halus.

"Eh, maaf Amu, aku gak tau" Kata (Name) gak enak.

"Gak papa" Kata Amu dengan senyum lemes.

"Puasa apa? Kan bukan Ramadhan" Bingung Sho yang sejak tadi menyimak di dekat jendela sambil membawa minuman.

"Puasa Qadha" Jawab Amu.

Sho maupun (Name) ber-oh ria menanggapinya dengan anggukan kepala.

"Kamu bawa piso gak? Pinjam dong" Kata Sho pada Amu.

"Bawa" Jawab Amu mencari-cari piso kesayangannya.

"Emang mau buat apa?" Tanya (Name) saat Amu memberikan piso nya pada Sho.

"Aku lupa tadi nggak ngambil sedotan di kantin" Jawab Sho menerima piso yang Amu bawa.

"Oh? Ini piso yang dulu kukasih buatmu kan? Hebat, ternyata belum hilang" Celetuk Sho memperhatikan piso Amu kemudian menusukkan ke minuman yang ia bawa.

"Pisau ini lebih berumur panjang dari pada anjingku" Sambungnya.

"Hooh" Amu meresponnya dengan lemes.

(Name) ikut memperhatikan piso itu. Ternyata piso itu benar-benar pemberian dari Sho dulu untuk Amu.

"Trims, sekalian minta tolong, aku nitip absen ya" Kata Sho meletakkan piso nya ke meja Amu.

"Hah? Gak mau! Lu pasti mau bolos lagi, gak!" Protes Amu. "Gak adil tau, lu sering bolos tapi nilainya tetep bagus!"

"Iri ya?" Tanya Sho dengan santainya.

"Iya!" Jawab Amu dengan cepat.

"Sho, kamu gak boleh bolos terus. Walaupun nilaimu bagus, tapi kamu tetep gak boleh bolos" Tegur (Name).

Sho cuma senyum terus ngacak-ngacak rambut (Name).

"Titip absen, nanti kukasih contekan pr" Kata Sho pada Amu.

"Oke deal" Kata Amu.

"Oke"

"Oke"

Sho menyelesaikan acara acak-acak rambut (Name) dan mulai terjun dari jendela.

"Adios"

(Name) yang ngeliat Sho terjun langsung nengok ke bawah jendela. Ternyata Sho mendarat dengan selamat di bawah.

(Name) langsung menghela nafas tak sadar kalau rambutnya agak berantakan karena Sho tadi.

Tak lama datanglah Upi dengan tergesa-gesa.

"Amu, (Name) liat Sho nggak?! Hari ini dia piket!" Tanya Upi dengan nada kesal sambil membawa sapu.

"Tadi sih liat, sekarang enggak" Jawab Amu tidak jujur tidak bohong.

"Cih kabur lagi" Upi Berdecak kesal.

Kalo (Name) masih diem aja merhatiin Sho yang mulai memanjat pagar sekolah.

"Eh itu muka jelek, lemes banget, kenapa?" Tanya Upi setelah melihat wajah Amu yang kaya gak dikasih makan berhari-hari.

"Puasa" Jawab Amu tersenyum lemah.

"Oooh, puasa ya...."

(Name) akhirnya kembali memperhatikan Amu dan Upi setelah mengawasi Sho sampai terbang.

Tiba-tiba ide jahil muncul di otak mungil Upi.

"Amu, liat deh, aku beli es buah" Kata Upi menunjukkan segelas es buah yang segar pada Amu.

Dengan sengaja Upi meminum es buah itu di depan Amu yang tengah puasa.

"Ahhh~ shegerrrrr.... Panas-panas gini emang enaknya minum es sih ^^" Ucap Upi dengan santainya menggoda iman Amu.

(Name) yang melihat itu berusaha menegur Upi. "U-upi, Amu lagi puasa, jangan kaya gitu"

"(Name) mau? Aku beli dua, tadinya mau buat Amu tapi Amu malah puasa" Kata Upi memberikan segelas es buah lainnya pada (Name)

(Name) berusaha menolak tapi tetep di paksa Upi.

"M-maaf Amu!" Kata (Name) meletakkan es nya di meja yang sekiranya tidak bisa dilihat Amu.

Sementara Amu menatap Upi yang masih sengaja minum es dengan tertekan.

'Hm, jadi ini yang namanya 'Teman Rasa Setan'.'

Upi tertawa setelah meminum es nya. "Ahahaha, bercanda ya Amu, gak marah kan? Kalau marah, nanti pahala puasanya ilang lho~" Kata Upi menjahili Amu untuk memancing emosinya.

"Ahahaha, ya nggaklah, lebay amat, gitu doang marah" Amu tersenyum pada Upi.






.






.






.





Pada akhirnya Amu yang sudah di ambang batas kesabarannya langsung mengikat Upi dan menggantungnya di atas pohon.

Di sampingnya ada sebuah papan besar bertuliskan,

— — — — —
Dijual
Temen laknat,
ga ada akhlak,
mulutnya bau azab
— — — — —

"U-um... Upi nya mau kamu apain, Amu?" Tanya (Name) menatap Upi yang tengah meronta-ronta.

"Di jual. Nanti kak Umami kayaknya mau buat jadi babu Osis" Jawab Amu.

Tak lama datanglah kak Umami yang sepertinya tertarik dengan papan dengan tulisan besar itu.

Amu dengan senang hati langsung menawarkan Upi untuk di jual pada kak Umami.

Dan akhirnya transaksi berhasil dengan Upi di tukar dengan sekeranjang mangga.

Amu melambaikan tangannya pada Upi yang di seret kak Umami.

"Dadah~"

(Name) dateng nyamperin Amu.

"Itu beneran gak papa?" Tanya (Name) agak cemas, takut Upi di apa-apain sama kak Umami.

"Udah gak apa dia" Balas Amu dengan santainya mengangkat kedua bahunya.

Amu ngambil kantong plastik terus masukin beberapa mangga nya ke plastik.

"Nih buat kamu, jangan lupa bikinin puding mangga ya" Kata Amu memberikan kantong plastik berisikan mangga itu pada (Name).

(Name) cuma menghela nafas.

Kirain ngasihnya ikhlas, ternyata ada maunya.


































To be continued!

Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang