Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —
Besok pagi-pagi (Name) sudah ada di dapur yang membuat Yato agak terkejut.Sebenarnya udah biasa sih kalo (Name) ada di dapur gitu, tapi yang bikin agak aneh (Name) cuma diem aja di sana, gak masak gitu. Makanya Yato agak kaget.
"(Name)? Kamu ngapain?" Tanya Yato mencoba mendekat.
(Name) yang merasa di panggil langsung menoleh. "Yato-nii?"
Yato langsung kaget beneran liat (Name) yang lagi nutupin matanya pake sendok.
"Kamu ngapain kaya gitu?" Bingung Yato. Kok tingkah (Name) jadi makin aneh?? Apa gara-gara pergaulannya?
"Nggak apa-apa kok, ini cuma kompres mata pake sendok dingin" Kata (Name) buka matanya dari sendok yang tadi di tempelin.
Yato liat, mata (Name) merah gitu kaya abis sembab nangis.
"Kamu abis nangis?" Tanya Yato.
(Name) cengengesan sambil garuk-garuk kepalanya. "Kata Upi ada drakor bagus, ternyata sad ending"
Yato menghela nafas. "Yaudah duduk di sana. Biar aku yang buatin makanan" Katanya sambil dorong bahu (Name) ke kursi deket meja makan.
Kelas masih sepi.
Sudah biasa (Name) datang ke sekolah pertama, tapi terkadang (Name) datang agak siang.
Tadinya dia mau berangkat siangan aja, tapi karena takut ditanyain kenapa matanya sembab jadinya berangkat pagi aja deh.
Karena kelas masih sepi, (Name) akhirnya cuma berdiri di balkon buat liat-liat pemandangan pagi, sekalian nunggu temen-temennya dateng.
Melamun mikirin masalahnya kemarin.
Gak lama ada Amu dateng nyamperin dia, jadinya ada temen ngobrol deh. Gak ngelamun lagi.
"Ambil bangku yuk, aku capek berdiri mulu" Kata Amu.
(Name) ngangguk aja nurutin kata Amu.
Akhirnya mereka berdua ke dalem kelas ngambil bangku buat duduk di depan biar gak pegel.
Gak lama Upi dateng, ikut-ikutan bawa bangku biar bisa duduk bareng di balkon.
"Eh tau gak..." Upi langsung membuka topik. "Masa tiba-tiba tv dirumah dijual Ummi"
"Oh ya?" Sahut Amu.
"Kenapa dijual?" Tanya (Name).
"Ummi gak bilang apa-apa, tapi aku tau, itu tv dijual buat bayar SPP aku" Kata Upi menompang kepalanya dengan kedua tangannya.
"Hooh, Ummi sama Abi kamu udah gak berantem kan?" Tanya Amu.
"Kadang masih, tapi udah gak separah dulu" Kata Upi.
"Kalian sendiri gimana? Ada cerita gak?" Tanya Upi pada Amu dan (Name).
"Aku? Alhamdulillah gak ada" Jawab Amu.
"Gak ada apa-apa kok" Kata (Name).
"Ah kalian jangan ngomong gitu dong, bikin iri aja. Kalo punya masalah cerita kek" Kata Upi memanyunkan bibirnya.
Amu hanya meresponnya dengan tawanya.
"Kalo emang gak ada masalah ya gakpapa dong, masa kita harus cari masalah" Kata (Name) senyum.
"Ya... Gak salah sih... Tapi setidaknya cerita dong, aku kan merasa gagal sebagai teman kalo kalian nyembunyiin masalah kalian sendiri" Kata Upi dengan lesu.
(Name) terkekeh.
"Gak ada kok Upi, aku cuma rindu kakak kandungku di Jepang. Kadang karena itu aku juga harus belajar ngontrol emosiku sendiri" Kata (Name) melipat tangannya di dinding pembatas balkon.
"Tapi kan kamu gak pernah marah (Name)" Kata Upi.
"Emosi gak cuma marah doang Upi" Kata Amu.
(Name) senyum aja ngeliatin temen-temennya ngobrolin yang lain, jadinya dia juga gak perlu terus terang nyeritain masalahnya.
"Mau kuajarin gak? Cara ngatur emosi?" Kata Kiki yang tiba-tiba muncul di belakang menyandarkan sebelah tangannya di samping (Name).
(Name) yang melihat itu langsung terkejut.
Orang-orang di sekitar mereka langsung terpesona dengan adegan romantis pagi-pagi ini.
Sret!
"Mundur, jangan deket-deket" Kata (Name) secara tiba-tiba menodongkan sebuah cutter yang membuat semuanya langsung terdiam.
"Gak mau tuh, gimana dong?" Kata Kiki dengan santainya menurunkan cutter yang di pegang (Name).
Pyak
"Stop it" Toro dengan sigap memukul kepala Kiki dari belakang dengan gulungan buku.
"Adaw, bercanda kok"
Sementara disisi lain Amu sudah siap dengan pedangnya jikalau Kiki melakukan hal yang aneh-aneh pada (Name).
To be continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗
Fiksi PenggemarSugawara (Name), adik dari Sugawara Koushi yang disebut-sebut sebagai induk dari para gagak (Name) harus pindah ke Indonesia dan berpisah dengan kakaknya sejak kecil dan hanya berkomunikasi lewat telepon saja. Di masa SMA (Name), ia mendapat banyak...