Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —
Saat ini Kiki tengah mengikuti Seleksi Audisi untuk mengikuti lomba bernyanyi.Kiki dengan lihainya memainkan gitar sambil melantunkan nyanyian yang terdengar indah.
Hingga Kiki selesai menyanyi lagu, para guru dan murid yang menyaksikan dan mendengar Kiki bernyanyi langsung bertepuk tangan.
"Kerja bagus" Ucap Pak Noame lalu menepuk pundak Kiki. "Berusahalah lebih keras lagi untuk hari H."
"Baik!" Sahut Kiki mengelus belakang kepalanya.
Langit di luar sana sedang mendung, suara petir terdengar beberapa kali di ikuti oleh hembusan angin yang kencang.
Kiki menghampiri dua teman dekatnya baru-baru ini.
"Seleksi audisinya? Lulus?" Tanya Toro.
"Yoi!!!" Sahut Kiki tersenyum senang.
"Percaya diri sekali ya!" Sho merangkul leher Kiki.
"Ahahaha calon maestro nih!" Sahut Kiki dengan percaya diri.
Mereka bertiga berjalan bersama keluar dari sekolah, namun tak berselang lama hujan deras tiba-tiba turun membuat mereka harus berteduh di halte bus.
Kiki, Sho, dan Toro yang tadinya mau merayakan kelulusan seleksi audisi Kiki kini harus tertunda karena hujan.
"Kita nunggu apa?" Tanya Sho menatap datar hujan.
"Tukang somay lewat." Sahut Kiki memandang lesu langit yang gelap.
Sementara itu Toro sedang menelpon seseorang. "Pak supir, tolong jangan jemput saya ya."
Tak lama terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa mendekati halte bus.
"Waaaaaaaakh akhirnya sampeeee~"
Kiki melirik orang yang datang ke halte bus. Ternyata itu (Name) dan kawan-kawan yang kehujanan.
'(Name)?! Kok ujan-ujanan?'
"Basah kuyup aaaa~" Lirih Upi melindungi kepalanya dengan tasnya.
Kalo (Name) sama Amu nutupin kepalanya pake jaketnya.
Tapi di mata Kiki, (Name) keliatan imut pas make jaket itu. Badannya yang kecil keliatan tenggelam di jaketnya yang agak besar.
"Assalamu'alaikum" Amu dan Upi memberi salam.
(Name) cuma lambaian tangan ke mereka aja.
"Waalaikumsalam"
"Waalaikum"
Toro dan Sho menjawab salam teman-temannya juga membalas lambaian tangan (Name).
Kiki cuma diem aja ngeliatin hujan.
Semua intensif langsung teralihkan kearah Kiki yang tidak menjawab salam teman-temannya.
Kiki yang merasa menjadi pusat perhatian di situ langsung berkeringat dingin. Lidahnya terasa kelu untuk menjawab salam teman-temannya.
"Wah Kiki sombong nih, salamku gak dijawab." Celetuk Upi.
"Aduh salamku yang berharga tidak terbalas." Kata Amu.
(Name) senyum. "Sapaanku juga gak di bales."
Tapi Kiki cuma diam gak menanggapi kata-kata teman-temannya sama sekali.
'Apa ini? Kenapa aku gugup? Suaraku gak mau keluar? Bersikap kayak biasanya aja!' Batin Kiki menjerit lantaran jantungnya berdegup kencang secara tiba-tiba.
Kiki berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak cepat. 'Tenanglah jantung jangan ngedugem'
(Name) yang ngeliat Kiki di sebelahnya cuma diem aja jadi bingung. "Apa aku salah ngomong ya?" Gumamnya.
'Debaran ini, agak beda, nggak seperti ketika aku naik panggung. Mengganggu tapi juga nyaman.' Diam-diam Kiki merasa senang dengan perasaan aneh yang ia rasakan.
'Jangan-jangan ini... Perasaan ini... Aku....'
Kiki memegang area jantungnya yang masih berdegup kencang. 'Sakit jiwa? Deg-degan tapi aku suka' Batinnya tersenyum aneh(?).'Bego, kalo suka ya bilang aja, gengsi amat' Batin Sho.
'Gak bisa gitu, aku belum yakin sama perasaanku' Batin Kiki.
'Kelamaan' Batin Sho.
'Eh, kok kalian bisa denger?' Bingung Kiki baru menyadari.
'Suara hatimu terlalu besar' Batin Toro menyahuti.
'Oh'
To be continued!
Maap banget nih baru update agak siangan :D
Lupa kalo hari Sabtu
Kalian dapet thr berapa nihh :>
Aya sih "Udah gedhe"
👍
Seneng banget sih pas komik Wee akhirnya update lagi, tapi kenapa Aya merasa deg-degan :D
Apakah ini.... Sakit jiwa? #KikiVer2
Yaaa ada rasa keraguan buat lanjutin lagi sih, takutnya tau-tau plot twist :D
Auto pusing, rombak ulang semua haluannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗
FanficSugawara (Name), adik dari Sugawara Koushi yang disebut-sebut sebagai induk dari para gagak (Name) harus pindah ke Indonesia dan berpisah dengan kakaknya sejak kecil dan hanya berkomunikasi lewat telepon saja. Di masa SMA (Name), ia mendapat banyak...