Ch 39 || Nilai Ujian

1.4K 224 3
                                    

Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen

— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —


Di jam istirahat, setelah Pak Eko membagikan hasil ujian MTK beberapa hari yang lalu.

"WOHHOOOOOOOO!!!! MANTAP! NALAIKU DI ATAS RATA-RATA!!!!" Upi berseru senang mengepalkan tangannya ke udara setelah melihat nilai ujiannya.

Sementara tak jauh dari Upi, ada Amu yang justru menatap kertas ujiannya dengan jijik.

"Ewh" Amu dengan enggan memegang kertas ujiannya di ujung-ujungnya saja.

"Coba liat punyamu dapet nilai berapa?" Upi tiba-tiba sudah ada di dekat Amu mengintip hasil nilainya.

"Nilaiku juga diatas rata-rata kok" Kesal Amu meremas kertas ujiannya.

"BHAKS! CUMA DAPET LIMA PULUH?! LEMAH! HAHAHAHAHA" Upi tertawa meremehkan Amu, "LEBIH TINGGI NILAIKU DONG! AKU DAPET LIMA PULUH SATU" Ucap Upi dengan bangga.

"Beda satu angka doang ngga usah belagu, Pi"

"Iri bilang sahabat!"

(Name) datang melerai mereka, "Udah-udah kalian jangan ribut, coba akur aja deh sehari"

Lalu Upi dengan bangganya menunjukkan hasil ujian matematikanya ke hadapan (Name).

"Liat nih, aku dapet nilai di atas rata-rata!" Kata Upi.

(Name) cuma ngangguk-ngangguk aja, "Selamat Upi" Kata (Name) bertepuk tangan.

Abis itu Upi langsung ngicir pergi entah kemana.

(Name) ngeliat raut wajah Amu yang tampaknya kecewa dengan hasil nilainya. Tangan (Name) menyentuh pundak Amu.

"Kamu jangan kecewa gitu, Amu kan udah berusaha semaksimal mungkin. Aku yakin pasti kamu bakal dapet nilai yang bagus nanti" Kata (Name) menyemangati Amu.

Amu yang denger itu langsung semangat lagi.

"SHOOOOOOOOOOOOOOO~" Teriak Upi membuat Sho yang tengah tertidur langsung terbangun.

"Apa?" Kata Sho dengan wajah khas bangun tidur.

"Nih liat! Aku gak dapet nilai merah!!! Sekarang lunasi janjimu!" Seru Upi menempelkan hasil ujiannya ke wajah Sho.

"Wow, aneh. Nyontek ya?" Curiga Sho melihat kertas ujian Upi.

"Astaghfirullah. Sho, fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan" Kata Upi.

Di sisi lain, (Name) lagi menemani Amu melipat pesawat kertas tiba-tiba ada sebuah notifikasi pesan dari ponselnya.

'Hmm? Tumben Yato-nii kirim pesan, biasanya males buka hp. Kenapa ya?' Batin (Name) melihat nama kontak yang mengirimkan pesan.



~•~
Yato-nii

Yato-nii
Jangan pulang dulu

(Name)
Ada apa?

Yato-nii
Ada Paman datang

(Name)
Paman yang mana?

Yato-nii
Papa-mu

~•~



(Name) terdiam menatap kosong pesan terakhir dari kakak sepupunya.

'Kenapa Papa datang?'

Pertanyaan itu kini memenuhi kepalanya.

Amu yang melihat (Name) yang tiba-tiba diam menatap HP-nya jadi khawatir.

"(Name)? Kamu gakpapa?" Tanya Amu memegang pesawat kertas buatannya.

"Amu mau jalan-jalan bareng Upi gak? Ayo ikut" Ajak (Name) tiba-tiba.

"Terus ibuku gimana?" Tanya Amu.

"Tenang aja nanti di omongin sama Yato-nii" Kata (Name)

(Name) berjalan menghampiri Upi sambil menarik Amu, "Upi, kita ikut jalan-jalan dong!"

"Eh serius? Dibolehin emang sama keluarga kalian?"

"Boleh kok!" Jawab (Name) antusias.

"Asik!!! Aku ajak yang lain ya!!!"

"Ok!"

Di saat (Name) tengah menatap kepergian Upi yang tengah memanggil teman-teman lainnya, (Name) mendengar suara isak tangis seseorang.

"Eh Qeu Qoqom?" Kaget (Name) melihat salah seorang teman sekelasnya menangis langsung menghampirinya.

"Qeu Qoqom kenapa? Kok ketawa?" Tanya Amu yang ikut menghampiri Qeu Qoqom.

"Ini aku lagi nangis" Ucap Que Qoqom di sela tangisannya.

"Ternyata kamu bisa nangis juga ya" Kata Amu.

"Semua orang bisa nangis Amu" kata (Name).

"Aku gak papa Mu, (Name), aku cuma sedih. Nilaiku turun" Ucap Qeu Qoqom mengusap air matanya.

"Udah jangan nangis, nanti cantiknya luntur" Kata (Name) memberikan saputangannya.

"It's ok, Qom, kamu udah berusaha kok. Lagian emang ujiannya susah, jadi gak papa" Kata Amu menepuk-nepuk punggung Qeu Qoqom.

"Wajar kalo kamu sedih, emang kamu dapet nilai berapa?"

"Kecil (Name), aku cuma dapet 98"

Amu yang mendengar itu langsung agak kesal, 'Hmmm, kok aku kesel ya?'

Kalo (Name) cuma tersenyum maklum, soalnya dia tau Qeu Qoqom ini sensitif kalo tentang nilai.

"Halah harusnya kamu bersyukur Qom! Itu udah termasuk tinggi lho. Aku sama Amu dapet 51 biasa aja tuh" Kata Upi yang tiba-tiba udah ada di samping Qeu Qoqom.

"Upi!!!!" Bisik Amu dan (Name) memperingati Upi.

"Kalau begini, kesannya kamu somb--"

"Itu orang lagi sedih cuma pengen didengerin keluhannya. Lu mending diem!" Kata Amu kesal langsung menutup mulut Upi.






"Munafik lo!" Marah Upi mengelus wajahnya yang sakit.

"Toxic!" Balas Amu.

"Kalian... Ha... Lelah..." Keluh (Name) yang mulai lelah lantaran mereka berdua sulit aku sehari saja.




































To be continued!

Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang