Ch 11 || Saran

2.3K 324 0
                                    

Warning!!!
Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komen

— — — — — — — — — —
Happy Reading
— — — — — — — — — —


"Nih minuman dulu biar tenang" Kata Kiki memberikan sebotol air mineral pada (Name).

"Un, makasih" Kata (Name) menerima botol minuman dari Kiki.

Tanpa pikir panjang (Name) langsung meminum air mineral pemberian Kiki itu.

"Kamu butuh saran atau mau aku jadi pendengar aja?" Tanya Kiki.

Awalnya (Name) terdiam sebentar.

"Eng... Untuk saat ini aku lagi butuh saran..." Kata (Name).

"Umm... Menurutku lebih baik kamu ikuti kata-kata Mamamu, Mamamu pasti pengen yang terbaik buat kamu"

"Mamamu pengen kamu punya masa depan yang cerah. Jadi pelukis gak menjamin masa depan yang baik."

"Tadi juga katanya Mamamu gak mau kamu jadi pemain voli karena tubuhmu gak cocok sama kegiatan yang berat, Mamamu gak mau kalau kamu sakit, cedera atau kenapa-kenapa" Ucap Kiki.

"Tapi aku gak yakin bisa jadi dokter seperti yang diinginkan Mama atau nggak" Kata (Name).

"Kalau itu balik lagi ke kamu, kamu harus yakin kalau kamu bisa jadi yang terbaik, karena Mamamu juga pengen yang terbaik untuk anaknya."

"Apa yang terjadi di masa depan, semuanya bergantung pada dirimu saat ini"

(Name) langsung mendapat sedikit pencerahan dari Kiki.

"Semangat!" Kata Kiki mengepalkan tangannya menyemangati (Name).

"U-um, semangat" Balas (Name).

.

.

.

.

.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"

(Name) sejak tadi berjalan-jalan tak tentu arah, menatap kosong lantai yang ia lintasi.

Pertanyaan Kiki terus berputar di kepalanya.

"Yang aku lakukan ya? Hmmm..." Guman (Name) dengan pose berpikir.

"Haa... Andai aku bisa ketemu orang yang udah berpengalaman sama hal kaya gini" Keluh (Name) menghela nafas.

"....."

(Name) berdiam diri sejenak. Tiba-tiba ia teringat seseorang yang berpengalaman.

Langsung aja (Name) lari menuju ruang guru.

Brakk!!

"Ketemu!" Seru (Name) setelah membanting pintu ruang guru.

Sementara di ruang guru ada dua guru yang sedikit terkejut dengan cara (Name) datang.

Menyadari tatapan dari guru, (Name) langsung sadar kalau dia masuk ke ruang guru dengan tidak sopan.

"Eh! A-anu... Maaf pak, saya kurang sopan tadi. Saya kira bapak udah pulang" Kata (Name) pada salah satu guru disana, Pak Noame.

"Nggak papa (Name), ada perlu apa?" Ucap Pak Noame ramah.

"A-- itu... Saya mau konsultasi" Kata (Name) sedikit gugup.

"Kenapa nggak sama saya?" Tanya salah satu guru lainnya.

"Eh?" (Name) menoleh melihat guru itu.

"Emang bapak siapa?" Tanya (Name).

"SAYA WALI KELAS KAMU! MASA LUPA?!!" Teriak guru itu yang merupakan Pak Eko.

"E-eh?!! Ini Pak Eko?! S-saya kira kembarannya... Soalnya model rambut Pak Eko beda hari ini" Kata (Name).

"Sudah sudah" Lerai Pak Noame.
















































Omake!

"M-maaf ya pak, saya bener-bener gak tau kalau bapak Pak Eko"

"Khusus kamu gak papa"

"Tapi kayaknya kalo Pak Eko ganti penampilan, nanti murid-murid bapak gak kenal bapak"

'(Name) muridku yang paling normal aja gak kenal, apalagi murid-muridku yang lain?!' Batin Pak Eko kepikiran.
































































To be continued!

Sugar!〖Wee!!! x Sugawara!Reader〗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang