Chapter 20

2.6K 215 5
                                    

Baekhyun didorong memasuki penjara bawah tanah itu lagi.

Helaan nafas berat ia hembuskan, penglihatannya masih buram akibat pening melandanya.

Sesaat ia sampai di mansion Park, ia diseret dengan kasar oleh pengawal pria itu menuju ruangan bawah tanah ini dan didorong dengan keras hingga ia tersungkur merasakan lututnya nyeri akibat menyentuh lantai terlebih dahulu.

Dalam posisinya, dengan tangan masih terborgol, ia menatap was-was Chanyeol yang berdiri didepannya, tangan pria itu memegang sebuah cambuk.

"Berbalik."

Baekhyun dengan gemetar, berbalik memunggungi pria itu, matanya ia pejamkan menunggu cambukan mengenai punggungnya.

Ia tidak bodoh, penderitaan yang dimaksud Chanyeol itu, adalah siksaan fisik dan mungkin saja mentalnya.

Ctas

Cambukan mengenai punggungnya yang sudah tidak memakai hoodienya, ia kini bertelanjang dada, hanya celana jeans hitam yang melekat pada tubuhnya, hingga ia dapat merasakan rasa nyeri dipunggungnya mengalir hingga ulu hatinya.

Ia tidak mengeluarkan suara rintihan sedikitpun saat cambukan terus saja dipecut mengenai punggung telanjangnya.

Ctas

Bruk

Cambukan terakhir ia rasakan seiring dengan tubuhnya ambruk ke lantai kotor yang dipijakinya.

"Uhhuk-" Baekhyun terbatuk berusaha mengurangi rasa sesak didadanya, pening kembali ia rasakan, mulutnya terasa amis karena darahnya sendiri.

Penglihatannya kembali memburam, samar-samar ia melihat seseorang berjongkok dihadapannya.

Rambutnya dicengkram, membuatnya mendongak menatap pria yang ternyata Chanyeol.

"Siksaan ini akan berlanjut, aku tidak akan menerima ampunanmu. Jadi, nikmatilah penderitaanmu ini penghianat."

Setelah pria itu berucap demikian, kepalanya dihempaskan kembali hingga membentur keras lantai kotor itu.

"Jangan beri dia makan sampai besok dan jangan sekali-kali mengobatinya. Jika aku mendapati kalian mengasihaninya, kalian akan kuanggap penghianat."

Baekhyun dapat mendengarkan semuanya, namun tidak dapat membantah, apalagi melawan.

Hingga Chanyeol dan bawahannya meninggalkannya, hening seketika ruangan itu.

Dingin menusuk sekujur tubuhnya, ditambah lagi punggungnya yang seakan mati rasa, bibirnya bergetar menahan ringisan, ia tidak akan mengeluarkan satupun ringisan, akan sangat menyedihkan jika satu saja ringisan keluar dari bilah bibirnya.

Hingga ingatan masa lalunya yang hampir sama persis kembali terputar bagaikan kaset rusak.

"Lihatlah, anak ini tahan banting menerima cambukanku. Akan kupastikan ia tidak akan mengecewakan kita. Hahaha."

"Sangat menjanjikan, latihlah ia tanpa belas kasih, saat ia dewasa, ia akan menjadi batu loncatan pasukan kita. Hahaha."

Ingatannya yang sangat ingin ia lupakan namun masa lalu yang sangat membekas dalam otaknya hanyalah penderitaannya.

'Malang sekali dirimu Baek, ternyata tidak ada kenangan masa lalumu yang membahagiakan, semuanya hanya penderitaan.'

Kekehan lirih keluar dari bilah bibirnya, jika mengingat masa lalunya, ia hanya dapat mengumpati takdir yang sangat tidak adil baginya.

'Kapan aku dapat merasakan bahagia?'

Sedetik berikutnya, ia terkekeh lirih kembali mendengar batinnya yang menanyakan kebahagiaannya.

DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang