Chapter 40 [END]

4.5K 249 38
                                    

Chanyeol tanpa senyumnya berdiri tegap dibelakang Kai yang tengah meretas cctv dari kapal miliknya yang dinaiki Baekhyun serta ke-3 anak buahnya. Cctv itu jelas memperlihatkan Baekhyun yang maju di garda terdepan tanpa pelindung sama sekali.

Gemeletuk gigi dari Chanyeol terdengar mengisi ruangan yang sunyi senyap itu, diam-diam beberapa diantara anak buah disana meneguk ludah dengan susah payah merasakan aura mencekam dari boss mereka.

Kai bahkan bergidik merasakan aura mencekam dari belakangnya, bulu kuduknya meremang, tapi ia tetep profesional dan fokus menyelidiki orang-orang dibalik sabotase kapal miliknya.

Menit demi menit berlalu saat Kai akhirnya mendapatkan sebuah tatto dileher musuh, dengan segera Kai mencapture gambar itu menyalinnya ke folder kosong agar bisa ia selidiki lebih lanjut.

Mencocokkan beberapa jenis tatto dari berbagai organisasi gelap yang memiliki ciri khas pengenal atau tatto disetiap membernya.

10 menit adalah waktu yang dibutuhkan Kai hingga gambar tattoo dileher penyusup di kapal Phoenix akhirnya terungkap.

Jenis Tattoo : Banteng
Nama Organisasi : Red Bulls
Ketua saat ini : Hwang Hyunbin
Jumlah pasukan : 3000 termasuk diseluruh negara.

Chanyeol membaca setiap deretan tulisan hitam di layar depannya, menyeringai tipis setelah mengetahui jika organisasi gelap yang men-sabotase kapalnya merupakan organisasi kecil yang sepertinya menguji Pasukan Phoenix, terbukti dari bagaimana mereka secara gamblangnya merecoki bisnis Korea-China miliknya.

"Siapkan 500 pasukan Inti, kita serang markas Red Bulls malam ini." Ujar Chanyeol pada Sehun yang setia disampingnya.

"Baik, Boss."

Chanyeol membiarkan Sehun pergi sedangkan ia akan tetap didalam sini, sebenarnya ia ingin melihat keadaan Baekhyun, namun ia cukup takut, walau ia kuat dan tahan akan apa saja namun tidak dengan terlukanya seseorang yang ingin ia lindungi, walau dulu ia bodoh karena melukai pria rapuh itu, ia tidak dapat menyembunyikan penyesalannya, menyesal karena membuat Baekhyun lebih trauma hingga membuatnya pergi dari Korea.

Itu adalah hal yang takkan bisa ia maafkan untuk dirinya sendiri, dan ia tidak berhak dimaafkan oleh Baekhyun.

"Tuan Park."

Chanyeol melirik sekilas Luhan yang baru datang, terlihat wajah dokter itu sedikit cerah entah karena apa.

"Baekhyun sudah siuman, Tuan."

Chanyeol yang tadinya melirik sekilas, kini menatap penuh Luhan meminta pengulangan karena ia belum percaya dengan apa yang ia dengarkan.

"Benar tuan, Baekhyun sudah melewati masa kritisnya."

Segera saja Chanyeol pergi melewati Luhan setelah mendengarnya dengan jelas, ia ingin segera menatap mata indah pria terkasihnya itu, bisakah Chanyeol mendekap tubuh itu? Bisakah ia mengecup kening, kelopak mata, hidung, pipi dan bibir Baekhyun?

Chanyeol sampai didepan pintu yang terbuka sedikit, tanpa ragu ia membuka lebar pintu itu menatap Baekhyun yang ternyata sudah bersandar tengah menatap kearahnya juga dalam diam.

Kedua netra itu bersitatap, menyelami kedalamannya dengan maksud menyampaikan rindu yang amat membuncah dan ingin segera menyalurkan kerinduan itu segera.

Chanyeol yang gengsinya tinggi bahkan kini runtuh saat ia dengan cepat menaiki ranjang dan mendekap tubuh yang lebih kecil darinya itu, mencium pundak Baekhyun menyalurkan kerinduan yang benar-benar dalam.

Tak segan-segan ia hirup ceruk leher Baekhyun yang nyatanya wangi itu tidak berubah, masih secandu dulu yang baru dapat ia akui sekarang ini.

"Aku merindukanmu, sungguh merindukanmu Byun, mengapa kau pergi tanpa menungguku terlebih dahulu, hm? Tahukah kau bagaimana menderitanya diriku saat kau pergi tanpa kabar? Sangat frustasi karena tak tau dimana kau berada. Oh God, untung kau kembali padaku, Sayang." Ujar gamblang Chanyeol mencium pipi Baekhyun yang masih tak bergeming ditempatnya karena Chanyeol yang begitu cepat mengambil start dalam mendekap dan mengungkapkan perasaan rindunya.

DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang