Pagi hari yang seharusnya menjadi hari yang tenang bagi pria itu, ia harus merelakan ketenangan paginya untuk berangkat kuliah dan harus mendapat kesialan karena tepat saat ia akan memasuki pekarangan universitasnya, tiba-tiba saja beberapa pria menghalangi jalannya.
'Oh god. Mau apalagi mereka ini.'
Kesalnya, mencoba menerobos tiga pria yang menghalanginya, tapi sepertinya memang mereka tidak menyerah, masih saja menghalau jalannya.
"Menyingkir." Ujarnya seraya menatap tajam ketiganya.
"Buru-buru sekali manis. Aku hanya mau memberikanmu undangan ini. Kau diundang khusus untuk datang diacara ini." Ujar salah satu pria yang berdiri agak dekat dengannya, terlihat undangan ditangan pria itu.
Ia yang disodorkan undangan hanya menatap tanpa minat undangan tersebut, beralih menatap datar sang empu yang masih memegang undangan.
"Aku tidak tertarik, John. Pergilah dari hadapanku sebelum kulayangkan tinjuku diwajahmu." Ancamnya seraya menepis tangan yang menyodorkan undangan didepannya.
Sang pria yang bernama Johnny menatap geram pria yang baru saja bersikap kurang ajar dengan menepis tangannya hingga undangan yang dipegangnya jatuh.
"Byun Baekhyun! Aku selama ini sudah berbaik hati padamu, jika sekali lagi kau berlaku kurang ajar padaku. Kau akan tau akibatnya." Ujar Johnny mengancam, yang mana hanya ditanggapi dengan tatapan remeh dari pria yang bernama Baekhyun tersebut.
Baekhyun tersenyum miring, dengan wajah menantang ia berucap, "sebelum kau melukaiku, kujamin kau yang duluan menemui ajalmu."
"Cih. Kau bisa apa dengan tubuh kurang bergizimu itu. Omonganmu saja yang besar, namun tidak ada bukti." Ucap remeh Johnny mendekati Baekhyun, tangannya menepuk-nepuk pelan pipi pria didepannya.
Baekhyun kembali menepis tangan yang memegangi pipinya, saraya ia menatap tajam Pria tinggi yang juga menatapnya tajam.
"Aku sudah memperingatkan, jika kau mau selamat jangan mengganggu hidupku lagi." Ujar Baekhyun dengan suara dinginnya, kemudian tanpa mendengar ucapan Johnny lagi, ia menubruk lengan pria itu dan berlalu pergi dari sana.
Meninggalkan Johnny yang tampak menahan emosi.
"Kau tetap harus pergi! Atau ku recoki hidupmu!"
Baekhyun yang mendengarnya, berhenti sejenak, berbalik arah dan mengacungkan jari tengahnya, kemudian kembali berjalan masuk kedalam gedung kampusnya dengan perasaan dongkol.
'Tidak perlu kau memberiku undangan, karena aku tetap akan pergi dengan tujuan yang berbeda.'
Batinnya dengan seringai tipis menghiasi bibir tipisnya.
---Dangerous Man---
Dilain tempat nan jauh dari hiruk-pikuk kota Seoul, lebih tepatnya di Mansion yang berada tengah-tengah hutan, terdapatlah pria yang tengah sibuk dengan barang didepannya.
Ah atau bisa dikatakan, seonggok tubuh yang terlihat sudah tidak utuh.
Sang pria tampak telaten mengambil organ tubuh yang sekiranya bisa ia jual ke Black Market.
Drrrt drrrt
Getaran ponsel dibalik sakunya membuyarkan fokusnya dari kegiatannya.
Dengan itu, ia segera melepas sapu tangannya, meninggalkan mayat yang nampak mengenaskan diatas bankar.
Diambilnya ponsel disakunya dan segera mengangkatnya tanpa melihat siapa gerangan yang sudah mengganggu keseruannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅
Fanfiction[M] [Mafia] [Crime] [End] Pria tak tersentuh nan berhati dingin, kini mendapatkan warna dalam hidupnya setelah seseorang masuk dalam kehidupannya. ---------------------------------------------- Chanyeol : TOP Baekhyun : BOT feat. Nomin(Jeno & Jaemin...