Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tinggal hitungan hari hingga Baekhyun melahirkan, dan itu artinya, kontraknya sebentar lagi habis.
Baekhyun berada di taman bunga yang dimana seseorang menggantikannya untuk merawat tanaman cantik yang ia rawat sebelumnya, karena tidak mungkin ia bergerak leluasa dengan perut buncitnya.
Ia tersenyum kearah pelayan yang selesai menyirami bunga ditaman itu, lalu sang pelayan pergi meninggalkannya yang duduk termenung dalam kesendirian.
Sampai saat dimana, ia dapat melihat bayangan seseorang yang menutupi sinar matahari yang menerpanya, ia mendongak, menatap Chanyeol yang juga menatapnya datar dengan kedua tangan berada didalam saku celananya.
"Sudah dua puluh menit kau berjemur, sekarang waktunya sarapan." ucap Chanyeol datar, setelahnya pria itu pergi tanpa menunggunya.
'Apa yang kau harapkan dari pria berhati dingin itu Baek, mungkin jika kau keguguranpun, ia tidak akan peduli.'
Ia menghembuskan nafas lelah, pelan-pelan berdiri agar ia tidak terpeleset atau bahkan terjatuh, perutnya terlalu besar untuk ukuran orang hamil pada umumnya.
Setelah merasa keseimbangannya bagus, ia mulai berjalan, sesekali tersenyum pada para pelayan yang berlalu lalang membersihkan area itu.
Bruk!
Sampai dimana ia tidak tau bagaimana menjabarkannya, ia merasa didorong seseorang hingga ia jatuh terduduk ditanah membuatnya terdiam sejenak dan merasakan perutnya mulai terasa sakit.
"Yaampun! Tuan!" pekik salah satu pelayan perempuan disana, menghampiri Baekhyun yang memegangi perutnya dengan tatapan kosong, dan keringat sudah membasahi pelipisnya.
"Beritahu tuan Park! Cepat!" ucap salah satu pelayan pria yang terlihat sangat panik melihat darah merembes dari bawah tubuh Baekhyun.
"Ba-bawa aku masuk, ce-cepat." ujar Baekhyun terbata, tangan kanannya meremat rumput menahan sakit pada perutnya.
Para pelayan mengangguk, dengan pelan pelayan pria yang terlihat tua itu mengangkat Baekhyun.
"Ada apa dengannya!"
"Baekhyun Hyung!"
Pelayan pria tua itu berhenti, menatap tuannya yang berjalan kearahnya dengan cepat bersama dengan Jeno.
Pelayan pria tua mengoper Baekhyun pada Chanyeol, dan saat Baekhyun telah berada digendongan Chanyeol, ia dengan tergesa berlari memasuki mansion menuju elevator untuk naik ke lantai dua.
Dilain sisi, Jeno menatap kosong keadaan Baekhyun, ia merasa de javu dengan keadaan ini, ibunya mengalami hal yang sama saat melahirkan Karina, adik bungsunya.
"Panggilkan Luhan!" titah Chanyeol pada pelayan yang mengikutinya, sedangkan ia memasuki kamarnya, kemudian menidurkan Baekhyun di ranjangnya.
Tanpa menunggu lama, Luhan dengan wajah paniknya masuk kedalam kamar melihat keadaan Baekhyun.
Nafas Luhan terasa terhenti sejenak melihat baju yang dikenakan tuannya terdapat banyak darah, semakin panik saat melihat bagaimana wajah Baekhyun yang sangat pucat.
"Operasi akan segera dimulai." ujar Luhan tiba-tiba
Chanyeol menatap Luhan, "apa?" Tanyanya.
Luhan menggelengkan kepalanya, "tidak ada waktu membawanya kerumah sakit, tuan. Jadi, izinkan saya mengoperasi Baekhyun disini." Izinnya.
Membuat Chanyeol mau tidak mau hanya mengangguk saja, membiarkan Luhan yang gesit memeriksa keadaan Baekhyun.
"Maafkan aku tuan, tapi ini prosedur, maaf aku harus memintamu keluar dari sini." Lanjut Luhan dengan ketegangannya, sekaligus menundukkan tubuhnya sembilan puluh derajat kearah Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅
Fanfiction[M] [Mafia] [Crime] [End] Pria tak tersentuh nan berhati dingin, kini mendapatkan warna dalam hidupnya setelah seseorang masuk dalam kehidupannya. ---------------------------------------------- Chanyeol : TOP Baekhyun : BOT feat. Nomin(Jeno & Jaemin...