Chapter 29

2.5K 209 4
                                    

Chanyeol kembali mengangkat Baekhyun saat tiba di Mansionnya. Beberapa pengawal muda mengamati tuan Park serta Baekhyun yang berlalu dihadapan mereka. Bukan karena apa, hanya saja ini keadaan yang baru pertama kali mereka lihat selama satu tahun mereka disini.

Suatu keadaan dimana tuan mereka yang dengan suka rela mengangkat seseorang.

Hal itu membuat mereka jadi berspekulasi jika Baekhyun benar-benar adalah kekasih tuan Park.

Namun detik berikutnya mereka menjadi bimbang karena adanya Minki yang sepertinya juga merupakan kekasih tuan mereka.

Tapi semua spekulasi itu runtuh disaat Luhan mengatakan pada mereka jika tuan Park tidak memiliki kekasih.

Tidak mau ambil pusing, para pengawal muda itu akhirnya memilih melanjutkan pekerjaan mereka dengan serius, tidak lagi memikirkan rumitnya kisah asmara tuan mereka dengan Hyung favorite mereka, Baekhyun.

Didalam Mansion, Chanyeol membawa Baekhyun memasuki kamarnya, membaringkan pria yang mengandung calon anaknya itu dengan lembut diatas ranjangnya.

Baekhyun hanya terdiam merasakan kelembutan Chanyeol padanya. Ya, karena ini hal yang sangat langka.

Walau hatinya masih tidak terima saat mendapati beberapa bekas kissmark disekitar tengkuk Chanyeol.

Dengan spontan Baekhyun menghindari kontak mata dengan Chanyeol, ia mendegus kesal merasakan hatinya begitu nyeri akibat menahan kecemburuan.

'Apakah sesensitif ini saat sedang hamil?'

"Jangan ulangi lagi kelakuanmu hari ini."

Baekhyun masih bungkam mendengar suara penuh intimidasi itu, ingin rasanya Baekhyun membalas ucapan itu.

'Apa pedulimu! Bersenggamalah sampai kau puas bajingan!'

"Bukan aku yang menginginkannya. Kau tau itukan?" ucap Baekhyun berlawanan dengan batinnya.

Baekhyun dapat mendengar hembusan nafas kasar dari Chanyeol.

"Setidaknya jangan membuat khawatir."

Baekhyun kembali terdiam, mencerna kata-kata Chanyeol. Namun kemudian akhirnya mengerti, ia tersenyum sinis.

'Khawatir? Hahaha.. Jangan terlalu percaya diri Baek, dia hanya khawatir dengan kandunganmu.'

"Kau tidak perlu khawatir, aku jamin janin ini akan selalu aman." ujar Baekhyun tanpa menatap Chanyeol.

"Bagus. Kalau begitu, tidurlah."

Baekhyun hanya berdehem membalas ucapan Chanyeol, tidak lagi ingin membalas, takut jika suara bergetarnya keluar.

'Apa yang kau harapkan Baek? Jangan berharap apapun bajingan.'

-Dangerous Man-

Chanyeol keluar dari dalam kamar utama, jari-jarinya mengepal menahan emosi.

Baekhyun selalu saja membuatnya kalang kabut, ada saja kelakuan pria itu yang membuatnya tidak dapat berfikir jernih.

Ia mengacak rambutnya frustasi.

'Inilah yang membuatku tidak ingin terikat oleh siapapun! Membuatku lemah.'

Ia berjalan menuruni lantai satu, menghampiri Luhan yang sudah bersimpuh dengan kepala menunduk.

Ia jelas tidak dapat menyalahkan Luhan, karena ia tau, Luhan tidak dapat membantah keinginan Baekhyun.

"Berdiri. Aku tidak akan menghukummu, sebagai gantinya rincikan aku dalam sebuah laporan semua kegiatan Baekhyun hari ini." Ujarnya tak terbantahkan.

Luhan berdiri, kemudian membungkuk, "baik tuan. Terima kasih atas pengertian anda."

"Pergilah dulu periksa keadaan Baekyun." ujarnya lagi, yang mana Luhan segera pergi setelah membungkuk hormat.

Chanyeol menghela nafas gusar, menoleh kearah kamarnya yang dibuka oleh Luhan.

'Apa sebenarnya yang kau inginkan Byun.'

Disaat ia melamun, sebuah tangan melingkar diarea perutnya, membuatnya mendengus tidak suka.

"Lepaskan, Minki." ujarnya penuh penekanan.

Minki dibelakangnya terlihat termanyun seraya melepas pelukannya.

"Kegiatan kita tadi belum selesai. Kau meninggalkanku begitu saja, padahal kita belum memulai. Jahatnya."

Chanyeol tidak menggubris ucapan Minki, ia malah melangkah memasuki ruang kerjanya, masih dengan Minki yang mengikutinya.

"Pergilah. Aku sedang tidak mood. Sebelum aku melakukan kekerasan kepadamu, segera pergi dari hadapanku." ujar Chanyeol penuh intimidasi.

Hal itu membuat Minki dengan terburu-buru pergi dari hadapan Chanyeol, karena ia tau, Chanyeol tidak pernah main-main dengan ucapannya.

Setelah Minki pergi, Chanyeol menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya. Memikirkan semua kejadian selama beberapa bulan ini semenjak ia mengenal Baekhyun.

Hatinya cukup goyah untuk pria itu, namun ia tidak dapat melangkah lebih jauh. Sudah cukup kesalahan terbesarnya yang membiarkan Baekhyun mengandung benihnya.

Tidak akan ada yang kedua kali.

Setelah Baekhyun melahirkan anaknya, kontrakpun selesai, dan ia dapat terbebas dari belenggu bayangan semua keresahan hatinya.

Drrrt drrt

Ponselnya bergetar, ia dengan segera mengangkat telepon yang masuk tanpa melihat siapa si penelepon.

"Tuan Park."

"Ada apa Kai." jawabnya setelah mendengar suara Kai lewat ponselnya.

"Informasi Baekhyun beserta ketiga temannya yang seorang pembunuh bayaran tersebar diseluruh dunia, Tuan."

Chanyeol mengeraskan rahangnya mendengar itu, tangannya terkepal, "bersihkan semua artikel serta boikot stasiun televisi yang menayangkannya." titah Chanyeol tak terbantahkan.

"Baik, Tuan."

Chanyeol segera menutup sambungan teleponnya dengan Kai, kemudian beralih ke laptop miliknya, menelusuri jejaring sosial, melihat beberapa artikel dengan judul yang sama.

- Byun Baekhyun, mahasiswa tahun akhir yang kini mmenghilang dari kampusnya, nyatanya adalah seorang pembunuh bayaran, yang kita kenal sebagai buronan negara, Ghost Bee. Diikuti kedua temannya yang juga seorang mahasiswa, Na Jaemin dan Ten Lee. -

Brak!

Chanyeol menggebrak meja kerjanya, emosi sudah berada di ubun-ubunnya, ia tidak bisa terima ini.

Siapapun yang menyebarkan rahasia ini, tak akan ia biarkan lolos. Ia pastikan, siapapun itu, akan ia mutilasi sampai tidak berbentuk.

Camkan itu!

Jangan pernah main-main dengan sisi Richard-nya, sekali menyentuh kepunyaannya, tidak akan ada yang lolos darinya.

Tbc

Anjaaay, kepunyaan🤭

DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang