Chapter 24

2.4K 200 3
                                    

Esok harinya...

Baekhyun sedang berlatih berjalan kembali, dibantu oleh Luhan yang setia mendampinginya.

Terapi berjalan lancar, Baekhyun dapat menyesuaikan kembali jalannya dalam waktu cepat dengan artian kakinya sudah tidak apa-apa. Ia dapat berjalan dengan bebas sekarang.

Yang menjadi masalahnya sekarang, ia masih merasakan mual.

Cukup tersiksa rasanya, apalagi jika ia mengidamkan sesuatu yang dimana mengidamnya hanya menginginkan dari tangan Chanyeol.

Sangat sulit, karena sebuah kontrak membuatnya tidak dapat meminta sesuatu secara langsung kepada Chanyeol.

"Untungnya kau bisa dengan cepat kembali beradaptasi, Baek." Ujar Luhan lega, memberikan Baekhyun segelas susu hamil.

Baekhyun menerimanya, meminum sekali teguk susu itu dan menyerahkan gelas kosongnya kembali pada Luhan.

"Apa kau masih merasakan mual?" tanya Luhan memastikan.

"Masih, tapi tidak sesering kemarin-kemarin." Jawabnya.

"Baiklah. Jadi tidak apakan kalau aku tinggal dulu?"

Baekhyun mengangguk, "tidak apa-apa, aku juga ingin tidur." ujarnya.

Luhan mengangguk, membantu Baekhyun berjalan kembali ke atas ranjang, walaupun sebenarnya Baekhyun sudah bisa berjalan sendiri.

Setelah Baekhyun sudah bersandar diranjang, Luhan meninggalkannya, menyisakan pria hamil itu yang sedang membuka laci nakas disebelah ranjangnya dan mengambil baju Chanyeol yang dilemparkannya semalam.

Dihirupnya bau baju itu, meresapi bau khas tubuh Chanyeol yang entah mengapa menjadi penenang baginya dikala gelisah.

'Hufft.. Aku merindukannya.'

Tiba-tiba ia merindukan sosok pria itu, namun ia menggeleng cepat.

'Apa yang kau pikirkan Baek! Tidak-tidak, Jangan memikirkan pria brengsek itu!'

Baekhyun menjauhkan kaos Chanyeol dari jangkauannya, kini menarik dua lembar kertas dari laci yang sama.

Sebuah kertas perjanjian dengan tanda tangan serta cap darahnya.

'Dia hanya menginginkan anakku.'

Entah mengapa hatinya begitu sakit, mood swing kehamilannya begitu parah hingga ia sering sekali merasa sedih, atau merasa senang, yang paling parah merasakan rindu pada Chanyeol.

Calon anaknya didalam sana kenapa tidak mau berkompromi dengannya sih!

Lihatlah sekarang!

Ia ingin sekali merasakan kue rasa melon.

Jadilah, ia meraih ponselnya dan mendial nomor Johnny.

"Aku ingin kue rasa melon." ujarnya tanpa basa basi.

"Belikan aku dipasar, Bucheon." ujarnya lagi.

"Terima kasih." Ujarnya diakhir, menutup panggilan teleponnya.

Merasa bosan, Baekhyun berjalan menuju jendela, dikarenakan dikamar ini tidak ada balkon, ia hanya bisa berdiri didepan jendela menatap hamparan hutan dibelakang mansion.

Dibukanya kaca jendela, hingga angin sejuk langsung menerpa wajahnya.

Ia melamun, menatap pepohonan yang bergoyang seirama dengan hembusan angin.

Tangannya mengelus perutnya, tersenyum lembut setelahnya, sebenarnya ia tidak menyangka bisa hamil begini, yah walaupun ia tau memiliki rahim, tapi ia kira tidak akan menjadi janin secepat ini hanya dalam sekali bersenggama dengan pria.

DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang