Chapter 21

2.5K 209 13
                                    

Mata Baekhyun perlahan terbuka, ruangan cerah membuat ia harus beberapa kali mengerjab menyesuaikan cahaya diruangan itu.

Hingga matanya dapat melihat jelas, langit-langit ruangan putihlah yang pertama kali ia lihat, dengan pelan ia menginflasi seluruh ruangan, hingga menemukan Luhan yang tertidur di sofa.

"Luhan." Panggilnya dengan suara serak, tenggorokannya benar-benar kering, ia butuh air.

Untung saja Luhan peka terhadap suara kecil, pria itu langsung terbangun dan beranjak mendekatinya, dengan telaten memeriksanya.

Hembusan nafas lega terdengar dari Luhan.

"Kau sudah baik-baik saja. Ada yang sakit?" tanya dokter cantik itu.

Baekhyun menggeleng, hanya tenggorokannya yang terasa kering, "air." ujarnya.

Dengan telaten Luhan memberinya minum, membantunya bangun agar memudahkannya minum.

Ia dibangunkan dengan hati-hati, kemudian bersandar dengan punggungnya dialasi bantal.

Baekhyun pun minum, hingga rasa dahaga dan kering ditenggorokannya hilang.

"Berapa hari aku tidak sadarkan diri?" tanyanya pada Luhan.

"Tiga hari."

Baekhyun mengangguk, tidak heran jika ia bisa sampai drop dan tidak bangun selama tiga hari.

Keningnya mengernyit, rasa mual diperutnya kembali menyerang.

Hoek

Ia menutup mulutnya.

Luhan disebelahnya terdiam menatapnya.

"Kau tau gejala apa ini? Sejak aku di kurung di ruang bawah tanah, aku selalu saja mual seperti ini." tanyanya ingin memastikan.

"Aku akan memberitahumu, asal kau berjanji tidak melakukan hal-hal aneh padanya."

Walaupun bingung, Baekhyun mengangguk.

"Ini memang agak aneh, tapi kau memiliki rahim, dan sekarang kau tengah mengandung. Efek kehamilan itulah yang membuatmu mual."

Baekhyun terdiam, ia tidak kaget sama sekali, matanya menatap perutnya, tangannya mengelus perutnya dengan pelan.

'Ternyata kau memang ada disana.'

"Kau tidak terkejut?" tanya Luhan.

Baekhyun menggeleng, "aku sudah tau akan seperti ini." ujarnya tenang.

"Kapan aku bisa keluar dari sini? Bau ruangan ini sangat buruk, aku ingin mual terus menerus." ujarnya lagi, merasakan mual kembali menyerangnya.

"Hari ini kau bisa kembali, karena ada aku yang merawatmu di mansion tuan Park. Tapi, sebelum itu, kau harus makan terlebih dahulu."

Baekhyun mendengus, mengambil makanan ditangan Luhan.

Mau tidak mau, ia akhirnya memakannya, untung saja saat ia makan, mualnya tidak muncul.

Baekhyun selesai makan, kini menatap Luhan ingin menyakan sesuatu.

"Jika butuh sesuatu, ucapkan."

Ia ingin menanyakan keberadaan Chanyeol, tapi urung karena merasa tidak perlu menanyakannya.

"Tidak jadi, sebentar saja jika aku ingin." sangkalnya, kini berinisiatif membuka jarum infus dipergelangan tangannya.

Luhan yang melihatnya, segera menahannya, kemudian pria manis itu yang membukakannya.

"Kau sedang hamil, jagalah sikapmu, dan berhati-hatilah mulai sekarang."

Baekhyun kembali mendengus, membiarkan Luhan yang membukakan jarum infusnya.

DANGEROUS MAN [CHANBAEK] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang