✔15. Kejahilan Arsen

10.1K 493 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💓

HAPPY READING!!

Arsen memiringkan dan mendekatkan wajahnya agar jaraknya lebih dekat dengan wajah Nara. Hidung miliknya dan hidung milik Nara saling bergesekan, membuat Nara terkekeh geli. Jarak keduanya sangat dekat, bahkan nyaris tak berjarak. Tangan Arsen melingkar di pinggang ramping Nara, sedangkan tangan Nara melingkar di leher Arsen.

Manik mata keduanya saling bertemu dan menayap. Apalagi Arsen sampai tak mau berkedip saat melihat melihat kecantikan istrinya itu, ia mengakui bahwa di lihat dari jarak yang dekat kecantikan Nara itu bertambah.

Hembusan nafas saling menerpa wajah masing-masing, membuat bulu kuduk keduanya langsung meremang. Sedari tadi belum ada percakapan, keduanya saling sibuk dengan pikiran masing-masing dan tidak ada yang membuka topik pembicaraan.

Nara mengulas senyum saat Arsen membenamkan wajahnya di ceruk leher Nara yang masih berbalutkan jilbab hitam. Nara masih takut untuk membuka aurat di depan Arsen, meskipun mereka adalah pasangan suami dan istri, tapi tetap saja Nara merasa malu dan juga belum terbiasa.

Nara terkekeh geli saat Arsen mengendus-ngendus lehernya.

"Aroma badan lo wangi, Ra..." bisik Arsen. Nara mematung, ketika berdekatan seperti ini dengan Arsen membuatnya seakan mati kutu.

"Kamu suka sama aromanya?" tanya Nara sambil mengelus surai hitam suaminya.

"Apapun tentang lo, gue suka Ra," jelas Arsen. Perkataan Arsen membuat Nara jadi cengar-cengir sendiri, sedangkan Arsen hanya mengulum senyum kala mendengar debaran jantung Nara berdebar dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Dih gombal banget sih kamu, buaya rawa-rawanya muncul lagi nih pasti," cibir Nara.

Arsen mengerucutkan bibirnya. "Jahat banget Nayyaranya gue, gue yang ganteng kalem dan keren gini masa di samain sama buaya rawa-rawa."

Nara memutar bola matanya malas, jika Arsen bukan suaminya. Ingin rasanya Nara melempar Arsen ke Palung Mariana, suaminya itu narsis sekali.

"Sejak kapan kamu jadi suka narsis kaya gini, Arsen?" tanya Nara.

Arsen mengulum bibir. "Sejak suka sama lo."

Plak

Nara menampar pelan pipi Arsen, membuat sang empu meringis kesakitan.

"Kalo aja kamu bukan suami aku, aku bakalan lempar kamu ke Palung Mariana. Mau?!" ancam Nara membuat Arsen lansung tertawa berhabak-bahak.

"Sumpah Ra, lo cantik banget kalo lagi marah," jelas Arsen di iringi gelak tawanya.

Benteng pertahanan Nara jadi roboh seketika, padahal ia berusaha untuk tidak salah tingkah, tetapi rayuan maut dari Arsen membuatnya jadi kelimpungan.

"Jangan ketawa ih, Arsen!!" ketus Nara.

Arsen menghentikan tawanya karena perutnya sangat sakit, akibat banyak tertawa. "Ra, sayang...." panggil Arsen.

Nara menoleh. "APA?!"

"Ck, galak banget sih Nayyaranya gue," cibir Arsen.

"Ya ngapain manggil-manggil aku?"

"Gak manggil-manggil, manggilnya kan cuma sekali."

"Terserah kamu ah!! Kamu bikin aku kesel, Arsen!!"

"Iya-iya maaf sayang, udahan ya ributnya. Kita baikan, oke gak Ra?"

"Lagian siapa yang berantem? Padahal dari tadi kita baik-baik aja dih!!"

"Oh jadi kita gak berantem nih? Kalo gitu gue gak perlu sungkan-sungkan pengen minta morning kiss dari Nayyaranya gue."

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang