✔35. Sulit Di Jelaskan

3.7K 246 91
                                    

Jangan lupa vote & komen💖

Happy Reading!

***

Seperti hari-hari sekolah biasanya. Arsen menurunkan Nara di halte bis, agar tidak ada yang curiga keduanya berangkat dan pulang bersama. Padahal Arsen sudah meminta Nara, agar bersama sampai parkiran, tapi Nara menolak hal itu.

Mau tidak mau Arsen menurut saja. Walau sebenarnya ia tidak tega meninggalkan Nara di halte. Nara membuka helm dan memberikannya kepada Arsen, Arsen hanya diam dan memperhatikan pergerakan Nara saja.

Nara yang di perhatikan seperti itu hanya bisa tersenyum kikuk, salah tingkah juga jika di perhatikan orang.

"Istirahat nanti ke Rooftop ya," ujar Arsen membuka suara.

"Mau ngapain?" tanya Nara.

Arsen menghela nafas, sambil mencubit pipi Nara saking gemasnya. Untung saja wajahnya tertutup cadar, jadi Arsen tidak akan tahu bahwa pipinya kini sudah merah merona.

"Peka dikit Neng, ya mau ketemulah, kangen terus heran," kata Arsen.

Nara terkekeh geli. Semakin ke sini Arsen semakin manja padanya. Tapi tidak apa-apa, justru malah bagus kan.

Tangan Nara mengulur untuk menjawil hidung mancung Arsen, membuat hidung pria itu langsung merah. Seketika saja debaran jantung Arsen kembali kencang, pertama kalinya ia selalu merasa dejavu oleh Nara.

"In syaa Allah ya, kalo aku gak lupa."

Arsen mencebik, sambil menggenggam tangan mungil istrinya. "Kalo gak dateng. Aku susul ke kelas sih, aku gak main-main loh, Ra."

"Jangan Arsen! Nanti orang-orang pada tau. Gak usah aneh-aneh deh!" gerutu Nara. Ia paling tidak bisa tenang jika urusan ini.

Melihat Nara menggerutu seperti itu membuat Arsen terkekeh, belum juga di susul, Nara udah panik duluan.

"Kenapa panik gitu? Belum aku susul juga," ledek Arsen, Nara langsung bersedekap dada sambil mengalihkan pandangan. Melihat sekitar, memastikan tidak ada yang melihat keduanya bersama, apalagi berdekatan seperti ini.

Sembari duduk di motor, Arsen mengikuti kemana arah pandangan Nara tertuju.

"Aman, gak ada yang liat, Nara," ujar Arsen.

Syukurlah jika seperti itu, Nara bisa nernafas lega. "Intinya kamu gak boleh ke kelas. Awas aja kalo kamu ke kelas!"

"Ck, iya-iya bawel banget lo. Kalo gak mau di susul, makannya ke Rooftop," kata Arsen dengan kekeh. Nara hanya mengiyakan saja, susah menolak jika Arsen sudah kekeh begini.

"Iya nanti aku ke Rooftop. Yaudah ayo ke sekolah, aku duluan."

"Silahkan Tuan Putri. Biar aku mantau kamu dari belakang."

Nara mencium punggung tangan suaminya, Arsen langsung mengusap puncak kepala istrinya yang berbalutkan jilbab putihnya.

"Semangat belajarnya istri."

Nara mengacungkan jempol. "Siap Bos! Kamu juga semangat belajarnya ya. Kalo gitu aku duluan, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang