✔23. Lapang Basket

6.3K 363 11
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

HAPPY READING!!

************

Sontak saja Nara dan Arsen langsung membulatkan mata sempurna kala melihat Chandi yang baru saja datang. Lebih tepatnya mereka malu setengah mati, bagaimana jika Chandi tahu jika Arsen mencium Nara? Meskipun sudah sah juga, jika di lihat orang lain pasti malu.

Nara langsung berjingkrak kaget dan buru-buru memasang cadarnya yang tadi sempat tertunda, akibat kedatangan Chandi. Guna menghilangkan rasa malunya, Nara lebih baik bersembunyi di balik tubuh Arsen.

Arsen yang melihat Nara malu-malu kucing lagi, hanya bisa terkekeh geli. Jadi jika Nara malu, akan semenggemaskan itu ya?

"Kamu sih," bisik Nara sambil mencubit pinggang Arsen.

Arsen mengaduh pura-pura kesakitan, padahal cubitan Nara tidak terasa sama sekali. "Galak banget sih, Ra. Untung aku sayang banget sama kamu. Coba kalo nggak, bakalan aku cempulingin ke got komplek," celetuk Arsen.

"Brisik, dasar buaya buntung," ledek Nara.

"Ck, ngatain buaya terus. Padahal aku cuma setia sama kamu doang, Ra."

Nara mengerucutkan bibirnya ke depan, kesal sekali jika Arsen selalu menggodanya seperti itu. Padahal tadi sudah kepergok oleh Chandi, masih belum kapok Arsen tuh?

"Ngapain lo ke sini?" tanya Arsen.

Cewek berambut pendek, dengan seragam yang sengaja di keluarkan itu hanya bisa bersikap biasa-biasa aja. Padahal gak baik menganggu privasi orang tuh.

"Lah, suka-suka gue dong. Ini kan tempat bolos paling aman."

"Bener-bener sesat ya lo. Gue sebagai ketua osis, gak bakalan biarin lo bolos hari ini."

"Anjirlah woy, ribet banget lo."

"Ngapain lo ke sini sih, Chan?"

"Kok nanya? Emang nih sekolah milik nenek moyang lo, Sen?" gerutu Chandi, balik bertanya.

"Bukan itu maksud gue anjir. Lo ngapain tiba-tiba muncul kaya setan? Ganggu gue lagu uwwu-uwwuan aja sama Nara lo, Chan," celetuk Arsen. Nara yang sedang berada di belakang tubuh Arsen hanya bisa mendesah saja. Kenapa malah semakin jelas di bahas? Arsen tidak tahu apa bahwa Nara sangat malu sekarang.

"Hayoh lo berdua lagi ngapain di sini?" mata Chandi langsung memicing, memandangi keduanya dengan tatapan mengintimidasi.

"Lo lagi ena-ena di sini, Sen? Ck, gila lo," pekik Chandi, sembrono sekali dia.

Nara hanya bisa melongo saja, kenapa frontal sekali?

"Ra, bilang ke gue. Lo di apain sama si Arsen?" tanya Chandi. Tangannya sibuk menelisik setiap tubuh Nara.

Pletak

Chandi meringis kesakitan saat Arsen menoyor kepalanya.

"Anjing," umpat Chandi. Chandi mah gitu, kalau sudah kesal pasti lepas kendali.

"Otak lo emang isinya negatif semua, Chan. Jelasin ke gue. Apa yang lo liat tadi?" tanya Arsen.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang