JANGAN LUPA KOMEN & VOTE💖
Happy reading!
***
Sore harinya tiba. Pulang sekolah tadi. Nara di jemput oleh Adhy—papahnya Arsen. Berhubung Arsen sedang lomba. Jadi ia tidak bisa mengantarkan Nara pulang. Arsen sengaja menyuruh papahnya untuk menjemput Nara, untung saja papahnya mau dan sedang tidak sibuk. Ia mengambil cuti hari ini, karena lelah juga kan baru pulang dari Singapura.
Di jam segini, Bi Sri pastinya sudah pulang. Jadi, di dapur kini sedang ada mamah dan Nara yang sedang memasak. Untuk makan nanti. Kedua wanita berbeda usia itu sibuk berkutat dengan peralatan masak. Keduanya membagi tugas masing-masing. Mamah yang memasak, Nara yang memotong bahan-bahannya.
Nara mengiris bawang merah dengan tipis, sesekali juga mengusap air matanya. Bukan karena dia menangis, tapi karena matanya terasa perih.
"Kalo matanya perih, udahan aja Ra ngiris bawangnya, biar mamah aja yang potong," kata mamah. Karena tidak tega juga melihat kedua mata Nara yang sudah basah oleh air mata.
"Huh perih banget Mah," keluh Nara, sembari mengipasi wajahnya dengan tangan.
Mamah terkekeh melihat tingkah menantunya itu. Apalagi jika melihat wajah Nara yang sudah merah, terutama di bagian hidung, persis seperti orang yang sedang menangis saja. Mamah langsung mengambil air di wastafel dan memberikannya kepada Nara, ia mengusap kedua mata Nara dengan tangannya yang basah.
"Kamu diem dulu Ra. Biar mamah usap-usap dulu mata kamu. Hidung kamu udah merah banget, kaya tomat."
Mendapatkan perlakuan baik dan lembut dari mertua, tentu saja impian semua orang. Nara beruntung mempunya mertua seperti Adhy dan Yuna. Selain baik, mereka juga sudah merawat Nara seperti anak mereka sendiri.
"Gimana? Udah gak perih lagi?" tanya mamah, setelah selesai mengusap mata Nara.
Nara mengerjapkan matanya. Kali ini matanya sudah lumayakan enakan. Berbeda dengan tadi, rasanya sangat perih.
"Udah Mah. Makasih banyak mamahku yang cantik."
Mamah tersenyum mesem-mesem, malu sekali di puji seperti itu.
"Oh ya Ra. Si Arsen masih doyan minum susu dancow?" mamah kembali bertanya.
Nara mengangguk, sama seperti biasanya. Setiap pagi, siang, sore dan malam tak jauh-jauh dari minum susu.
"Iya Mah, seperti biasa, gak jauh dari susu dancow," balas Nara. Sambil melanjutkan memotong sayuran yang lainnya.
"Gak habis pikir. Itu anak kenapa doyan banget sama susu dancow ya? Mau heran tapi itu anak saya," kata mamah, sambil menatap Nara dengan wajah pasrahnya.
"Bener. Arsen dutanya susu dancow sih Mah. Waktu itu aja, aku gak bikinin dia susu dancow, dia malah ngambek."
Atensi mamah yang tadi sibuk menggoreng ayam langsung mematikan kompor dan duduk di sebelah Nara. Sudah lama di Singapura, jadi ia tidak tahu tentang berita anaknya itu.
"Terus-terus. Gimana Ra?"
"Dia ngambek dari pagi sampe sore. Bahkan malemnya dia malah tidur di sofa. Eh paginya ngeluh karena sakit leher," jelas Nara. Membuat mamah langsung tertawa mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENARA (TAMAT✅)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA GUYS♡] ⚠DI LARANG PLAGIAT⚠ ⚠ HARAP BIJAK MEMILIH DAFTAR BACAAN, KARENA CERITA MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠ Arsenio Adhyrama Sagara. Seorang anggota Geng Motor terbesar seantero kota Jakarta. Tak hanya anggota Geng saja, dia...