✔52. Di Ganggu

4.8K 271 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

Happy reading!

***

Canggung. Itulah yang di rasakan oleh Arsen saat ini. Saking canggungnya, dirinya sampai bingung ingin mengatakan apa. Padahal banyak topik yang tersimpan di dalam benak. Tapi apalah daya. Sedari tadi Nara hanya diam saja. Arsen pun hanya bisa memperhatikan dan menutup mulutnya rapat-rapat. Pasalnya, Nara malah mendiamkannya.

Padahal malam sudah semakin larut. Tidak ada tanda-tanda jika Nara mengantuk. Istrinya itu masih setia pada posisinya; berbaring dengan membelakangi Arsen.

Nara melirik Arsen dengan ekor matanya, tanpa berniat untuk berbalik badan. Ia tahu jika dirinya salah. Tidak seharunya ia mendiamkan Arsen terus-menerus. Tapi di sisi lain, Nara juga masih kesal kepada suaminya itu.

"Masih marah ya, Ra?" tanya Arsen, nada bicaranya sedikit hati-hati. Takutnya ia salah berucap.

"Ra. Kalo kamu lagi marah. Marahin aku aja gak papa, jangan diemin aku terus, Ra."

"Aku minta maaf soal tadi," lanjutnya.

Hanya kalimat itu yang mampu Arsen ucapkan kepada Nara. Yang membuat Arsen merasa bersalah adalah saat ia membentak Nara. Ia dapat melihat dengan jelas, bagaimana ekspresi Nara saat itu.

"Ngapain minta maaf ke aku? Harusnya kamu minta maaf ke Gema. Karena kamu udah mempermalukan dia," tegas Nara, tanpa berbalik badan.

Arsen terdiam. Lagi-lagi soal Gema. Mendengar nama Gema di sebut-sebut membuat rasa kesal Arsen jadi memuncak, tapi ia harus menahannya.

"Jangan bahas-bahas dia lagi bisa? Kamu gak bakalan ngerti di posisi aku. Aku cuma khawatir dia bakalan jahat sama kamu," ujar Arsen.

Nara tersenyum getir. "Jangan berspekulasi yang nggak-nggak ke orang. Aku tau kamu gak suka sama dia. Tapi gak gini caranya, Sen. Lagian aku sama Gema gak banyak ngobrol. Ini semua gak seperti yang kamu kira." Nara menghela nafas. Kemudian ia berbalik, untuk menatap Arsen. Ternyata Arsen sedang menatapnya juga. Saat pandangan keduanya bertemu. Nara sudah lebih dulu memutuskannya.

"Namanya juga seorang suami, pasti khawatir jika menyangkut istri. It's oke. Aku bakalan minta maaf ke dia, kalo itu yang kamu mau," kata Arsen.

"Emang iya? Coba buktiin," suruh Nara meremehkan. Membuat Arsen berdecih.

"Liat aja nanti. Liat pake mata kamu sendiri. Biar kamu percaya." Nara mengangguk setuju.

"Udah gak marah lagi?" tanya Arsen.

Nara terdiam. Kemudian ia langsung mengedikkan bahu, pertanda tidak tahu.

"Gak tau," jawab Nara sekenanya.

Arsen mengerucutkan bibir ke depan. Padahal ini adalah momen bahagianya. Karena mendapat kabar bahwa istrinya sedang mengandung. Tapi di sisi lain, harus berhadapan dengan problematika lainnya.

"Pengen peluk kamu sama dede bayi, Ra. Boleh ya?" pinta Arsen dengan penuh permohonan.

Karena tidak tega melihat Arsen sampai memohon seperti itu. Nara memperbolehkan Arsen untuk memeluknya. Mendapat persetujuan Nara. Dengan kegirangan, Arsen langsung memeluk Nara dengan erat.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang