✔33. Pertemuan Dua Geng

4.2K 257 48
                                    

Jangan lupa vote & komen💖

Happy Reading!

***

Terlihat segerombolan pria dengan satu wanita kini sedang duduk di atas motor besarnya. Masing-masing sedang duduk di atas motor, dengan menggunakan jaket kebesarannya. Seperti apa kata Harsel kemarin, jika hari ini anggota inti akan pergi ke Markas Geng Arlions.

Bukan tanpa sebab mereka datang. Jika bukan Geng Arlions yang mencari gara-gara, Geng Alvaskar tidak akan repot-repot untuk pergi ke sini.

Jaket kulit berwarna hitam, lengkap dengan logo singa itu adalah jaket kebanggan Alvaskar. Ketujuh remaja itu kompak menggunakan pakaian serba hitamnya. Di depan sana ada Harsel yang memimpin.

Dengan penampilan mereka yang seperti itu, membuat siapa saja terpesona dengan ketampanannya. Tak hanya terlihat tampan saja. Namun, mereka juga tampak berkharismatik. Ketujuhnya punya daya tarik masing-masing.

Ke tujuh remaja itu turun dari motor besarnya. Langsung saja mereka membuat mensejajarkan barisan mereka.

"Gue diem bukan berarti gue gak berani. Tapi gue cuma mau mantau, sejauh mana mereka berulah," jelas Harsel sembari melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

"Terus, tujuan kita ke sini apa?" tanya Arsen. Pasalnya dia tahu betul, anggota Alvaskar tidak akan menyerang sebelum di serang. Namun sepertinya berbeda dengan sekarang.

"Ya kita serang baliklah. Gak mungkin juga kita ke sini mau adu goyang tiktok," sahut Adit dengan wajah tengilnya. Membuat semua orang langsung memutar bola mata malas.

Pletak

Adit mengaduh sambil memegang kepalanya, karena baru saja mendapat jitakan dari Chandi.

"Tiktok mulu yang di pikirin. Emang cocok sih buat cowok lembek kayak lo," hardik Chandi.

Semua orang yang mendengar itu tertawa.

Mars memukul lengan Adit, sambil tertawa berbahak-bahak. "Gue jadi saksi bisu. Kalo si Adit suka goyang-goyang di depan kamera, apa ini di namankan laki-laki cool."

"Najis banget lo. Udah jelek, banyak tingkah pula," celetuk Chandra. Ini sudah menjadi ciri khas seorang Chandra. Jarang bicara, tapi sekalinya bicara pasti menusuk.

Arsen terkekeh mendengar Chandra. "Geli gue liat tiktok lo, Dit. Nyesel gue follow, isinya unfaedah semua."

Adit mendelik sebal, jika tidak bermain tiktok, ia pasti akan bingung mau melakukan apa lagi. "Iri aja lo semua. Bilang aja kalian gak bisa niruin goyangan anti badai kayak goyangan gue."

"Ngapain iri ke orang modelan lembek kayak lo!" sahut Chandi.

Ternistakan. Selalu saja Adit di posisi itu. Karena kalah bicara, pria itu mengacak rambut prustasi. "Mau kabur ajalah gue, terdzolimi mulu gue di sini."

Harsel mendengus kesal, ia menoleh ke belakang. Dari tadi ia hanya menyimak obrolan teman-temannya itu, tanpa berniat untuk nimbrung.

"Bisa diem gak bangsat? Kita ke sini mau lawan Arlions. Bukan mau adu bacotan. Kalo mau adu bacot, balik sana ke Markas!" ketus Harsel, semua orang jadi mendadak diam ketika mendengar amarah Harsel.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang