JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖
Happy reading!
***
Di TPU sekitar, Arsen menatap gundukan tanah selama beberapa menit lalu. Pria berpakaian serba hitam serta kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya kini sedang duduk di tanah merah, sembari memeluk kuburan Nara. Setelah di nyatakan meninggal. Nara langsung di makamkan di TPU sekitar. Tepat di samping makam Abi dan Uminya.
Sudah satu jam lamanya Arsen terdiam di sini sambil menangis, ia menolak untuk pulang ke rumah dan memilih untuk tetap di sini. Tidak bisa Arsen hitung, sudah berapa lama ia menangis sampai matanya pun bengkak dan merah.
Ia menatap nama yang tertera di sana dengan hati hancurnya. Kejadian ini bagaikan mimpi buruk yang tidak mau Arsen rasakan. Mau bagaimana pun juga, namanya sudah takdir, tidak bisa di hindari.
Yang harus Arsen lakukan adalah mengikhlaskan kepergian Nara untuk selama-lamanya. Meskipun berat, ia harus tetap semangat agar bisa menjaga kedua anak-anaknya.
Arsen mengepalkan gundukan tanah merah di tangan kekarnya, tidak perduli jika pakaiannya sudah kotor. Ia tetap memeluk gundukan tanah tersebut. Kejadian ini terlalu cepat terjadi, hingga rasanya sulit untuk berlalu.
Nama: Nayyara Thara Khalisa
Wafat: 10 Agustus 2023Arsen menangis sesenggukan saat melihat tulisan itu. "Tenang di alam sana sayang. Aku janji. Aku bakalan jaga anak kita sebaik mungkin. Aku sayang kamu."
"Aku pulang ya, nanti aku berkunjung lagi, Ra."
Setelah mengatakan hal itu, Arsen mencium papan yang tertera nama Nara. Dengan berat hati Arsen harus pergi. Karena di rumah, masih ada anak-anaknya yang sedang membutuhkannya. Ia merasa kasihan kepada anak kembarnya. Karena keduanya belum sempat di asuh oleh Nara, belum sempat di susui oleh Nara dan bahkan belum sempat melihat Nara. Nara sudah lebih dulu.
Tapi ia tidak boleh terpuruk dan merasa paling sedih, karena di luar sana banyak merasakan hal yang sama. Orang-orang di luaran sana begitu hebat berjuang hidup tanpa adanya sosok seorang ibu. Arsen hanya bisa berharap, semoga Tuhan selalu memberikan kepada mereka, terutama kepada kedua anaknya.
Sesampainya di rumah, Arsen memilih untuk langsung pergi ke kamar. Meskipun di rumah ada orang tua dan teman-temannya. Arsen tidak menghiraukan, ia ingin menyendiri di kamarnya. Mereka mengerti perasaan Arsen sedang hancur. Maka dari itu, mereka mamberikan ruang agar Arsen menenangkan diri.
"Udah biarin aja, biarin dia nenangin diri," kata Harsel kepada teman-temannya.
Pandangan Arsen mengedar ke seluruh penjuru ruangan kamar. Tatapannya jadi sendu saat memasuki kamar ini. Kamar dirinya bersama dengan Nara. Tempat yang menjadi kenangan saat kebersamaannya dengan istrinya. Kini tempat ini terasa sunyi dan sepi, bahkan terasa asing tanpa kehadiran Nara di sisinya.
Ia mendudukan bokongnya di atas ranjang, ia tersenyum simpul ketika melihat foto pernikahannya dengan Nara. Ia langsung mengambilnya dan memeluknya dengan erat.
"Baru satu jam di tinggalin kamu. Kok rasanya udah kangen ya?" gumam Arsen.
Keningnya menukik kala melihat ada kertas yang tersimpan di atas sana. Saking penasarannya, Arsen langsung membuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENARA (TAMAT✅)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA GUYS♡] ⚠DI LARANG PLAGIAT⚠ ⚠ HARAP BIJAK MEMILIH DAFTAR BACAAN, KARENA CERITA MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠ Arsenio Adhyrama Sagara. Seorang anggota Geng Motor terbesar seantero kota Jakarta. Tak hanya anggota Geng saja, dia...