✔36. Tidak Menepati

3.6K 260 56
                                    

Jangan lupa vote & komen💖

Happy Reading!

***

Kring...

Kring...

Bel pertanda pergantian pelajaran sudah berbunyi. Semua murid kelas Ipa 5 bernafas lega, karena pelajaran tersusah sudah di lewat. Kini giliran mempersiapkan pelajaran selanjutnya saja.

Di bangkunya, Nara langsung memasukan buku pelajarannya ke dalam tas dan mengeluarkan buku yang akan di pelajari.

Selang beberapa menit kemudian, guru pelajaran Bahasa Inggris pun datang. Terlihat di depan sana wanita sedang duduk di meja guru, dia adalah Bu Anggun, guru pelajaran Bahasa Inggris.

Setelah melakukan absensi. Bu Anggun langsung menjelaskan materi yang belum ia bahas. Semua murid langsung memperhatikan, ada juga yang tidur diam-diam. Siang-siang begini itu emang jam-jamnya ngantuk, mata tidak bisa di ajak kompromi.

Walau pun memperhatikan juga. Ibarat masuk di telinga kanan dan keluar di telinga kiri. Setelah 1 jam pemabahasan, bel pertanda istirahat sudah berbunyi.

Sontak saja semua murid kelas Ipa 5 langsung bersorak kegirangan, karena waktu istirahat adalah syurganya para anak sekolahan. Sedangkan Bu Anggun yang mendengar itu hanya bisa mengulas senyum dan menggelengkan kepala.

Jika semua orang langsung semangat, sedangkan Nara hanya diam melihat Bu Anggun yang sedang kesusahan mengangkat buku. Ada sekitar 3 buku paket tebal yang di bawa olehnya. Apalagi Bu Anggun kini sedang hamil tua. Tentunya di masa kehamilan yang menginjak 8 Bulan tidak boleh terlalu kelelahan dan mengangkat barang berat.

Yang membuat Nara heran, kenapa tidak ada satu pun orang yang ingin membantu? Nara langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke depan.

"Loh Nara. Ada apa Nak?" tanya Bu Anggun yang baru saja bangkit, sembari memegang pinggangnya.

Nara mengulas senyum, sambil membantu Bu Anggun berdiri. "Makasih banyak ya udah bantu Ibu."

"Iya Bu sama-sama. Bu, bukunya biar saya aja ya yang bawa. Soalnya kasian Dedek bayinya," ucap Nara.

"Beneran kamu mau bantu Ibu? Buku yang Ibu bawa berat loh," tanya Bu Anggun.

Dengan cepat Nara mengangguk. Lagian kasihan juga kan bagi Ibu hamil mengangkat beban berat, di takutkan akan berpengaruh pada janinya.

"Beneran Bu. Biar saya aja yang bawa."

Bu Anggun tersenyum senang mendengar itu. Padahal baru beberapa hari mengenal Nara, ia sudah kagum dengan muridnya yang satu ini. Bu Anggun mengangguk setuju dan langsung memakai tas selempangnya.

"Ya sudah, tolong bawa totebag ini ya, bawakan ke kantor. Soalnya Ibu mau istitahat di sana." Dengan cepat Nara mengangguk paham dan mengambil totebag berwana merah itu. Nara berjalan di belakang, sedangkan Bu Anggun berjalan di depan.

Meskipun banyak orang yang melihatnya tidak suka. Nara tidak perduli akan hal itu, lagi pula dia tidak butuh penilaian orang-orang tentang hidupnya.

Mungkin orang-orang akan menganggap jika Nara itu cari perhatian, tapi nyatanya tidak seperti yang mereka pikirkan. Bahkan yang kita anggap kecil saja, bisa membuahkan pahala, seperti membantu orang. Apalagi jika membantu guru, yang bernotabenenya adalah orang tua di sekolah dan yang memberikan ilmu-ilmu kepada kita. Sudah sepatutnya kita hormati dan membantunya dengan hati yang tulus.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang