JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖
Happy Reading!
***
"Lo semua liat Nara gak?" tanya Arsen kepada teman-temannya saat keenam remaja tersebut berkumpul di parkiran, karena bel pertanda pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu.
Sejak beberapa menit lalu Arsen mengelilingi sekolah, tapi ia tidak menemukan keberadaan Nara. Ia sudah mencoba mencari di halte bis, tapi Nara juga tidak ada di sana.
Tidak seperti biasanya Nara pulang tanpa memberi tahu Arsen, biasanya Nara akan menunggunya di halte bis.
Melihat wajah Arsen yang kebingungan itu, semua teman-temannya saling menatap, kemudian mengedikan bahu.
"Meleketehe, mana gue tau," jawab Mars dengan bahasa gado-gadonya.
Harsel hanya bisa melirik ke arah Mars. Sudah biasa menyaksikan kegilaan temannya itu.
"Coba lo cari di Mbah google, siapa tau ketemu," ceketuk Adit, mendapat tatapan tajam dari Harsel. Membuat nyali Adit langsung menciut. Sedangkan Arsen hanya bisa menghela nafas kasar.
"Kenapa bisa gak tau keberadaan istri sendiri? Aneh lo. Coba hubungin dulu," saran Harsel.
"Udah. Tapi hpnya Nara mati, prustasi gue kalo dia ngilang kayak gini," kesal Arsen sembari mengacak rambutnya.
Chandi yang melihat itu hanya diam saja. "Kayak orang gak waras, cocok lo begitu."
Arsen sudah menghubungi Nara, tapi ponsel Nara mati. Membuat dirinya susah untuk menghubungi istrinya.
Kedua mata Arsen membulat sempurna. Ternyata adik dan kakak itu sama saja, jika ngomong selalu saja pedas.
"Heh Ipin! Lo tau Nara kemana? Lo sama dia kan sekelas," tanya Arsen. Sedangkan yang di tanya hanya mengedikan bahu, pertanda dia juga tidak tahu. Pasalnya saat bel pulang, Chandi sedang di toilet.
"Gue gak tau, pas ke kelas Nara udah duluan," jawab Chandi, sembari mengunyak kacang yang ia beli di kantin tadi.
Arsen bersedekap dada, sambil duduk di jok motornya. "Kira-kira kemana perginya Nara?" monolognya.
Kini bermunculan tanya di dalam benak Arsen, ia sangat khawatir jika Nara tidak memberi tahunya lebih dulu. Apakah Nara marah soal tadi? Arsen rasa iya.
"Apa Nara marah sama gue?" tanya Arsen kepada teman-temannya.
"Lagi ada masalah?" tanya Chandra. Chandra itu sangat irit bicara, bicara jika ada hal penting saja.
"Kayaknya Nara marah sama gue," lanjut Arsen.
Mars dan Adit saling menatap. Karena mereka berdua tahu, alasan Nara marah kepada Arsen. Pasalnya mereka tahu, saat Nara berada di atas Rooftop seorang diri. Mereka berdua saja melihatnya tidak tega. Coba bayangkan, gimana tidak kesal, saat orang yang kita tunggu sedang asik bersama orang lain. Kesal bukan?
Mars menepuk pundak Arsen, sang empu menoleh. "Nara berhak marah sama lo kali ini, kalo gue ada di posisi Nara, gue bakal melakukan hal yang sama."
Arsen tidak mengerti apa kata Mars. "Maksud lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENARA (TAMAT✅)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA GUYS♡] ⚠DI LARANG PLAGIAT⚠ ⚠ HARAP BIJAK MEMILIH DAFTAR BACAAN, KARENA CERITA MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠ Arsenio Adhyrama Sagara. Seorang anggota Geng Motor terbesar seantero kota Jakarta. Tak hanya anggota Geng saja, dia...