JANGAN lUPA VOTE & KOMEN💖
Happy Reading!!
***
Butuh waktu sekitar 2 jam lamanya untuk menyelesaikan kegiatan memasaknya. Tak hanya memasak juga. Mereka membungkus makanannya juga. Agar mudah saat di bagikan.
Meski begitu. Semuanya tampak semangat, meskipun lelah.
Setelah nasi kotak di masukan ke dalam kantong plastik berukuran besar. Para anak laki-laki langsung memindahkannya ke bagasi mobil. Hari ini para anggota sepakat untuk manggunakan mobil ke lokasi tujuan, agar lebih mudah.
Bulir keringat membasahi kening Nara. Mungkin karena dia kecapean. Karena baru saja selesai dengan pekerjaanya.
Arsen melihat ke arah istrinya, ia tahu jika Nara sedang senang.
Nara langsung menoleh, saat telapak tangan mengusap keringat di keningnya. "Aku bangga sama kamu. Makasih udah ngasih saran buat kita-kita," ucapnya.
Nara mengangguk pelan sambil menggenggam tangan suaminya itu. "Sama-sama."
Karena suasana sepi, Arsen melingkarkan tangannya di pinggang Nara. Kemudian mencium kepala Nara.
"Gak tau kenapa. Bawaanya pengen deket-deket terus sama kamu. Kamu pake pelet apa sih, Ra? Sampe buat aku bucin kayak gini?" Nara melotot. Enak saja Arsen mengatai dirinya memakai pelet.
"Sembarangan kalo ngomong!" ujar Nara.
"Pake topi aku ya. Kayaknya kita bakalan panas-panasan di jalan deh," Arsen memakaikan topi polos berwarna hitam di kepala Nara. Tentu saja Nara merasa sangat senang, di perhatikan oleh suaminya itu.
"Kamu aja yang pake. Nanti kalo kamu kepanasan gimana?" alasan Nara menolak itu karena kepalanya sudah terlindungi oleh kerudung yang ia pakai. Sedangkan Arsen, ia khawatir jika suaminya itu kepanasan.
Arsen menahan tangan Nara, agar tidak membuka topinya. "Gak boleh di lepas. Kamu aja yang pake."
"Kamu aja. Aku kan udah ada kerudung. Jadi aku gak bakalan kepanasan."
"Aku gak suka di tolak ya, Ra. Udah kamu yang pake aja."
Mars yang sedang berada di belakang Arsen dan Nara hanya bisa menyimak obrolan keduanya. Lagian Mars tidak sengaja menguping. Karena tadinya dia akan pergi ke depan. Eh terhadang oleh Arsen dan Nara, karena keduanya sedang berdiri di dekat pintu. Tentunya menghalangi jalan bukan.
Melihat itu membuat Mars langsung terlintas ide jahilnya. Dengan satu kali tarikan, Mars sudah mengambil alih topinya. Membuat Arsen berdecak kesal.
"Alah ribet banget pasustri yang satu ini. Udah topinya buat gue aja!" lerai Mars.
Membuat keduanya langsung diam. Tentu saja Arsen harus merebutnya kembali. Karena itu ia beli untuk Nara, bukan untuk Mars.
"Balikin! Gue beli buat Nara, bukan buat lo!" pinta Arsen dengan meninggikan nada bicaranya.
Arsen mengambil kembali topinya. Tapi Mars dengan cepat menahannya. Bukan Mars namanya jika tidak jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENARA (TAMAT✅)
Подростковая литература[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA GUYS♡] ⚠DI LARANG PLAGIAT⚠ ⚠ HARAP BIJAK MEMILIH DAFTAR BACAAN, KARENA CERITA MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠ Arsenio Adhyrama Sagara. Seorang anggota Geng Motor terbesar seantero kota Jakarta. Tak hanya anggota Geng saja, dia...