JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖
Happy reading!
***
Bel pertanda pulang sudah berbunyi. Seluruh siswa bersorak riang dan berhamburan memenuhi halaman sekolah. Karena besok bukan jadwal Fifi piket. Begitu bel berbunyi. Gadis berkacamata dengan rambut di kepang dua itu berlari di sepanjang lorong. Karena di lorong sedang banyak orang. Jadilah Fifi sempat bertabrakan dengan orang-orang.
Gadis itu berlari untuk ke lantai atas, dengan kedua tangan memeluk tas Nara. Perasaan Fifi campur aduk sekarang. Sejak istirahat sampai sekarang, Nara belum juga kembali ke kelas. Fifi tidak tahu, kemana perginya temannya itu.
Biasanya Nara tidak seperti itu. Jika Nara izin keluar kelas, pasti tak lama akan kembali. Bahkan tadi saja ia mendapatkan alfa karena tidak mengikuti pelajaran. Guru pun serta bertanya, mengapa Nara tidak berada di kelas.
Semua yang berada di kelas pun tidak tahu. Membuat Fifi jadi khawatir. Tadi ia ingat, jika Nara akan pergi bertemu dengan Arsen ke kantin. Itulah sebabnya Fifi berlari menuju lantai atas—dimana letak kelas Arsen berada.
Dengan nafas tersengal-sengal Fifi mencondongkan badannya karena merasa lelah sudah berlari secepat ini. Di depan kelas. Para anggota Alvaskar sedang duduk sambil mengobrol. Melihat kehadiran Fifi di sini, membuat atensi keenam remaja itu kebingungan. Begitu juga dengan Chandi. Ia bisa berada di kelas ini, karena ia bolos saat jam istirahat.
"Ada apa Neng Fifi? Ngos-ngosan gitu Neng. Mau nyari Adit nih pasti," celetuk Mars.
Adit menyiku lengan Mars. "Yeuh si anjir. Gue mulu yang kena."
"Bisa diem gak lo bedua?! Pulang duluan sana. Ngebacot mulu, heran gue," umpat Harsel.
"Mampus lo berdua," sahut Chandi. Gadis itu menjulurkan lidahnya, meledek ke arah Adit dan Mars.
Teman-temannya pun setuju dengan pendapat Harsel. Mereka pun bingung dengan kedatangan Fifi. Dahi Arsen mengerut, saat melihat tas yang berada di pelukan Fifi. Tas ransel itu tidak asing, ia tahu jika itu milik Nara.
"Ada apa Fi?" tanya Arsen saking penasarannya.
Fifi tidak menjawab, nafasnya masing tersengal-sengal. Ia diam sejenak. Sembari menetralkan deruan nafasnya. Rasanya pengap sekali.
"Lo liat Nara?" tanya Fifi langsung ke inti.
Arsen menggelengkan kepala, kemudian melirik ke arah temannya. Mereka juga sama, menggelengkan kepala. Pertanda tidak tahu.
"Lo kenapa nanya Nara ke kita? Bukannya Nara sekelas sama lo?" sahut Harsel.
"Kalo ada, mana mungkin gue nanyain ke lo semua," ketus Fifi.
Chandra yang tadi biasa saja pun langsung mengernyit. "Emang Nara gak ada di kelas?" tanya Chandra, ia juga penasaran.
Fifi menggelengkan kepala. "Gak ada. Pas istirahat sampe sekarang dia belum juga balik ke kelas."
"SERIUS? LO GAK LAGI BERCANDA KAN?" seketika saja Arsen langsung khawatir, Harsel menepuk pundak Arsen agar temannya itu tenang.
"Serius. Lo pikir gue bercanda? Sumpah gue udah nyari ke Perpus. Dia juga gak ada di sana."
"Lo tau kemana perginya Nara?" timpal Harsel.
"Ya nggaklah. Kalo gue tau, gue bisa cari sendiri!"
Adit dan Mars terperanjat kaget. Baru pertama kali melihat Fifi bicara dengan nada tinggi seperti itu. Tapi wajar saja. Lagian Fifi dan Nara temen dekat. Bagi siapa saja yang berada di posisi Fifi akan merasakan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENARA (TAMAT✅)
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA GUYS♡] ⚠DI LARANG PLAGIAT⚠ ⚠ HARAP BIJAK MEMILIH DAFTAR BACAAN, KARENA CERITA MENGANDUNG BAHASA KASAR⚠ Arsenio Adhyrama Sagara. Seorang anggota Geng Motor terbesar seantero kota Jakarta. Tak hanya anggota Geng saja, dia...