✔48. Di Drop Out

4.6K 277 13
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

Happy reading!

***

Arsen memakai jaket hitamnya, untuk bersiap  berangkat ke sekolah. Matanya terlihat sayu. Karena semalam dirinya kurang tidur akibat begadang. Hal itu di lakukan oleh Arsen karena ingin menjaga Nara. Memastikan bahwa istrinya itu tidur dengan nyenyak malam ini. Di tambah lagi. Arsen memang sulit tidur jika berada di tempat yang asing.

Nara duduk di brankar, sambil memperhatikan punggung tegap suaminya. Keadaan dirinya sudah agak enakan. Dokter juga mengatakan—bahwa sore ini Nara sudah bisa di pulangkan. Baik Arsen maupun kedua orang tuanya bersyukur, karena tidak terjadi hal serius pada Nara.

"Rapih banget Masnya."

"Harus. Biar nambah ganteng."

"Narsis banget. Dasar ya."

Dengan berat hati Arsen langsung memakai tas sekolahnya. Waktu sudah menunjukan pukul 06.23 pagi. Tadinya Arsen akan izin untuk hari ini. Hanya saja, Nara dan kedua orang tuanya yang menyuruh Arsen untuk tetap bersekolah.

Setelah pamit kepada Nara dan kedua orang tuanya. Kaki-kaki jenjangnya melangkah meninggalkan ruangan inap Nara. Mungkin saat pulang sekolah ia akan kembali ke sini. Beruntung sekali ada Yuna dan Adhy, keduanya bisa menjaga dan menemani Nara di sini.

Saat tadi pagi. Arsen bercerita kepada mamah dan papahnya, soal kejadian yang menimpa istrinya itu. Tentu saja mereka berdua kaget. Tidak percaya, bahwa Adlina yang melakukan hal itu kepada Nara. Tentu saja itu hal yang dapat membahayakan menantunya.

Sedangkan di kelas 11 IPA 1. Suasana pagi ini lumayan ramai, karena ada Adit dan Mars yang memecah keheningan. Kalian pun tahu. Kedua cowok itu petakilan dan tidak bisa diam. Keempat cowok itu sedang berada di bangku belakang, tepatnya di pojok. Karena itu sudah menjadi tempat mereka bersantai saat guru tidak ada. Ada yang sibuk main game, ada juga yang sibuk rebahan di atas lantai.

Adlina merasa canggung hari ini, wanita itu kini sedang duduk di bangku paling depan. Ia dapat melihat dari ekor mata, bahwa Harsel dan kawan-kawan memperhatikan dirinya. Tapi tatapan kali ini berbeda. Tatapan tajam dan sinis yang mereka layangkan kepadanya.

"ANJIR! Dra! Dra! Pengen hospot Dra! Anjir-anjir! Sinyal gue mendadak ngelag, cok!" teriak Adit heboh. Pria itu sedang memainkan game mobil legend di HPnya.

Chandra menghela nafas, kemudian menyalakan hospotnya. "Udah ada wifi sekolah juga lo. Minta hospot ke gue mulu!"

Harsel tertawa, sambil geleng-geleng kepala. Memperhatikan Mars dan Adit yang tengah sibuk mabar game di ponsel masing-masing.

"Kagak modal banget lo, Dit. Amit-amit," ujar Harsel.

"Elah perhitungan banget lo pada. Baru kali ini kan gue minta hospot!" sewot Adit.

Harsel menatap Chandra. "Emang iya, Dra?" Chandra menggeleng. Ini bukan pertama kalinya Adit meminta hospot kepadanya. Bisa di bilang sering, apalagi jika sedang main game seperti ini, pasti tidak ingat waktu.

"Lo sering minta hospot ke gue ege, sampe-sampe kuota gue yang baru gue beli lo abisin!" cerocos Chandra.

Adit menyengir tanpa dosa. "Ya elah. Itung-itung sedekah ke gue kan."

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang