✔39. Menghindar (1)

4.6K 251 23
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

Happy reading!

***

Sejak malam hingga pagi hari menyapa, Nara jadi susah tidur karena mengingat perkataan Arsen semalam. Meskipun Arsen tidak memaksa dan melarang Nara untuk memikirkan ini. Tapi tidak bisa, hal ini jelas membuatnya kepikiran. Ia hanya tidur sekitar 2 jaman saja. Untung saja Arsen sedang terlelap dalam tidurnya. Jika Arsen melihat Nara bergadang, sudah pasti Arsen akan memarahinya.

Yang di lakukan Nara sejak tadi adalah guling-guling, mencari posisi ternyaman agar bisa tidur. Tapi nihil, ia tetap tidak bisa tidur. Nara menoleh ke samping, bibirnya terangkat ke atas membentuk sebuah senyum kala memperhatikan wajah damai Arsen saat sedang tidur.

Waktu menunjukan pukul 02.00 dini hari. Berhubung dirinya bangun, jadi Nara memutuskan untuk melakukan sholat malam saja. Tangan Arsen setia melingkar di perut Nara, seperti tidak ingin terlepas. Dengan hati-hati Nara menyingkirkan tangan Arsen agar tidak menganggu tidurnya.

Nara merubah posisinya menjadi duduk dan membaca doa sesudah tidur. Mumpung bangun di jam segini, Nara tidak ingin menyi-nyiakan waktu. Ia selalu mengerjakan sholat malam seperti hari-hari biasanya.

Beranjak ke kamar mandi untuk wudhu, kemudian langsung menggelar sajadah dan memakai mukena. Ia langsung takbir dan melakukan gerakan sholat dengan khusyuk.

Setelah selesai sholat, dzikir. Nara langsung mengangkat kedua tangannya, untuk memanjatkan setiap bait-bait doa yang ia sebutkan.

"Ya Allah...maafkan hamba jika hamba belum bisa menjadi istri yang baik untuk suami hamba. Ampuni kesalahan-kesalahan hamba kepada suami hamba. Ntah itu kesalahan di sengaja atau pun tidak di sengaja. Berkahilah rumah tangga kami ya Allah, ridhoi rumah tangga kami. Aamiin."

Tanpa Nara sadari di sisi lain Arsen yang baru saja bangun hanya bisa mengulas senyum saat mendengar doa istrinya itu. Nara tidak sadar jika Arsen memperhatikan, karena posisi Nara membelakangi ranjang.

Setelah selesai berdoa, Nara membuka mukena dan membereskan alat sholatnya. Saat membalikan badan, Nara mematung saat ada tangan yang mengusap lembut puncak kepalanya. Dengan ragu Nara mendongakkan kepalanya. Saat di lihat, ternyata Arsen sudah bangun.

"Kamu udah bangun sejak kapan?" tanya Nara.

"Maunya kapan?" bukannya menjawab, Arsen malah berbalik tanya. Membuat Nara mencebikkan bibirnya.

"Ish! Jawab yang bener dong!"

Arsen terkekeh. "Pas kamu berdoa aja, aku udah bangun gara-gara dengerin suara lembut istriku tercinta ini. " Nara mengalihkan pandangannya ke arah lain, bibirnya terangkat ke atas. Arsen paling bisa membuat dirinya salah tingkah.

Arsen berjongkok, untuk mensejajarkan badannya dengan Nara. "Tetap jadi istrinya Arsen yang kayak gini. Udah cantik, sholehah, baik pula. Hmm ya Allah nikmat mana lagi yang engkau dustaskan," kekehnya.

Nara memukul tangan Arsen, menyebalkan sekali pagi hari di buat salah tingkah. "Doain aku, supaya aku jadi istri yang baik ya."

"Iya sayang. Kenapa gak bangunin aku?" tanya Arsen.

"Aku takut ganggu kamu tidur. Makannya aku gak bangunin kamu, Arsen," cicit Nara. Pasalnya di lihat-lihat Arsen tertidur sangat lelap. Membuat Nara tidak enak untuk membangunkannya. Apalagi saat malam, keduanya tidur saat hari semakin larut.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang