✔26. Anak Kecil, Siapa?

5.6K 331 12
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN💖

HAPPY READING!!

************

Selepas keluar dari ruang Uks, Arsen masih setia menunggu Nara di sini. Meskipun Nara sudah menyuruh Arsen untuk ke kelas, tetapi Arsen menolak. Sebenarnya dia ada rapat soal basket, tapi ia tidak hadir karena tidak tega meninggalkan Nara sendirian di sini.

Padahal ada petugas yang menjaga Uks, tapi Arsen tetaplah Arsen, yang selalu patuh pada pendiriannya. Soal basket? Ia bisa menanyakan apa saja informasi yang di sampaikan pelatih kepada teman-temannya itu. Yang terpenting bagi Arsen saat ini adalah menjaga Nara.

Kondisi Nara memang masih syok soal kejadian tadi, tapi fisiknya baik-baik saja. Tidak di bawa ke ruang Uks juga tidak apa-apa. Itu kemauan Arsen yang memaksa. Yang mau tak mau Nara hanya bisa pasrah saja.

Nara merasa grogi saat dari tadi Arsen terus saja menatapnya, seolah tak mau berpaling. Siapa yang tidak grogi di tatap seperti itu?

"Kamu ngapain sih liatin aku terus?" tanya Nara dengan sedikit salah tingkah. Yang ada di posisi Nara pasti akan merasakan hal yang sama.

Pria yang kini menyangga dagunya pun hanya bisa menaik turunkan halisnya. "Mumpung udah halal kan, Ra. Soalnya sebelum halal, gue paling gak bisa liat lo lama-lama."

Memang benar mereka sudah halal. Jadi ingin tatap-tatapan atau sentuhan fisik pun tidak akan ada yang melarang. Hanya saja kan Nara grogi. Bohong jika Nara tidak salah tingkah. Untung saja wajahnya berbalutkan cadar putihnya. Jadi Arsen tidak akan bisa melihat jika kedua pipinya yang sudah merah, pastinya.

"Kenapa?" Nara mengangkat satu halisnya, yang membuat Arsen mengulas senyum.

"Males liat lo sih, Ra. Itu aja," jawab Arsen nyeleneh. Nara langsung menjambak surai hitam milik pria yang sudah menjadi suaminya itu, saking sebalnya karena bagi Nara itu Arsen menyebalkan.

"Nyebelin banget sih jadi orang! Kalo males ngapain liatin aku aja?" gerutu Nara.

"Soalnya punya istri cakep sayang kalo gak gue lirik," kekehnya. Nara langsung membuang pandang ke sembarang arah. Arsen selalu saja membuat dirinya salah tingkah.

"Apaan sih, gak jelas banget kamu!" serobot Nara dengan tatapan judesnya.

"Dah sampai. Belajar yang rajin istriku sayang. Seperti biasa, pulang sekolah tunggu di halte ya. Jangan pulang sama yang lain," jelas Arsen.

Nara hanya manggut-manggut saja, sambil mengacungkan jarinya. "Kalo aku pulang pake angkot. Boleh gak, Arsen?" tanyanya.

Arsen langsung melayangkan tatapan tajamnya, yang membuat nyali Nara menciut seketika. "Gue kempesin ban angkotnya tau rasa."

Sesampainya di lorong sekolah. Keduanya langsung menjaga jarak, supaya tidak ada yang melihat.

"Aku duluan ya, assalamualaikum Ars-" belum sempat Nara melanjutkan perkataannya.

Suara teriakan seseorang menyelanya. Atensi keduanya beralih. Menatap ke arah gadis yang sedang melambaikan tangan ke arah Arsen. Gadis cantik dengan rambut di gerai itu langsung berjalan menghampiri Arsen.

ARSENARA (TAMAT✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang