04

20.3K 1.7K 16
                                    

Note: KATA KASAR TIDAK UNTUK DITIRU

BIJAK DALAM BERKOMENTAR

TERIMA KASIH
.
.
.
.
.
.
.



Satu bulan berlalu begitu cepat bagi Xenon. Dia sudah membaik dan siang ini dia diperbolehkan untuk pulang. Xenon terus menerus tersenyum. Dia tak sabar ingin bertemu antagonis kesayangannya meski Zayn akan menolaknya tapi setidaknya dia bisa memantau keadaan Zayn dari dekat.

"Mamah, masih lama ya pulangnya? " Xenon bertanya kepada Sela yang tengah merapikan barang barangnya. Sementara di luar ada beberapa bodyguard yang berjaga.

"Sebentar lagi sayang. Tunggu papah datang baru kita pulang"

"Papa ko lama, Ciel kan gak sabar mau liat rumah Ciel yang katanya besar itu" Xenon berujar sambil memajukan bibirnya karena kesal.

Sela yang melihat kekesalan Xenon malah memekik gemas di dalam hatinya. Ah Tuhan sungguh baik padanya karena sudah mempertemukan nya dengan malaikat kecil yang menggemaskan ini.

Berbeda dengan Sela, Xenon justru mengabsen nama binatang dalam hatinya, sungguh kelakuannya sekarang bukanlah dirinya. Dia suka diperlakukan baik, tapi jika harus bersikap polos padahal dirinya barbar, Xenon merasa harga diri nya ternodai. Tapi mau gimana lagi, jika dia menunjukkan sifat aslinya sekarang, semua akan kacau dan mungkin dia tidak akan pernah bisa mengubah takdir menegaskan Zayn.

Biarkan hanya kali ini Xenon bersikap polos sampai rencananya berjalan lancar. "Apapun demi Zayn"

"Anak papa kenapa cemberut hm? "

Xenon menatap ke arah pintu, terlihat Samudra berdiri di ambang pintu dengan pakaian yang rapi, sepertinya dia baru pulang dari kantornya.

"Papa lama ish, Ciel kan pengen cepetan pulang hump"

"Ututu anak papa jangan cemberut gitu nanti ada yang nyulik gimana? "

"Biarin lagian ga ada yang mau nyulik Ciel. Kalaupun ada orang itu udah buta kali"

Xenon tidak sadar jika wajah Ciel ini manis dan itu tentu bisa mengundang banyak penculik yang ingin membawanya dan mengurungnya di kamar. Xenon turun dari brankarnya lalu berjalan keluar sambil menghentakkan kakinya kesal.

"PAPA CEPAT, CIEL MAU PULANG!!! " Xenon tak peduli jika dia sedang berada di rumah sakit. Dia benar benar ingin pulang dang mengecek keadaan Zayn.

Samudra menggeleng pelan. Dia menghampiri istrinya lalu merangkul pinggang wanita itu dan berjalan menyusul Xenon yang sudah berada di lift bersama dua bodyguard. Sementara bodyguard yang lain berjalan di belakang Samudra sambil membawa banyak barang.

.
.
.
.
.

Setelah perjalanan panjang akhirnya Xenon sampai di depan sebuah mansion yang sangat besar dan juga luas. Xenon menjaga lebar dia tau mansion itu mirip istana tapi baru kali ini dia melihatnya secara langsung. Mansion dengan cat putih perak dengan banyak pohon hias serta kolam mini membuat mansion ini tidak hanya megah namun juga asri.

"Baby awas nanti ada lalat masuk ke mulut baby" Xenon berdecak dalam hatinya. Niat dia meresapi kekagumannya pada bangunan megah di depannya harus di rusak oleh ucapan Samudra.

Xenon berbalik badan sambil tersenyum kikuk. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe maaf papa, Ciel kagum sama tempatnya. Ciel beneran bakal tinggal di sini pa? "

Xenon | Second Life [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang