14

9.4K 957 7
                                    

Note: KATA KASAR TIDAK UNTUK DI TIRU

BIJAK DALAM BERKOMENTAR

VOTE DAN KOMEN

TERIMA KASIH

Xenon menggerutu dalam hatinya, pasalnya sekarang dia terjebak di lingkaran para setan Ardennes. Mereka tidak melepaskan Xenon sedikitpun, bahkan saat dia mengeluh ingin sekedar buang airpun tidak diperbolehkan.

Alhasil Xenon pipis di celananya, tapi tenang, Xenon tadi memakai pempers kok jadi aman.

Xenon rebahan di karpet bulu sambil menonton film horor yang menjadi kegemarannya. Sesekali dia melirik ke lantai dua dimana Zayn terlihat menahan tawanya melihat Xenon tersiksa.

Sejak seminggu yang lalu, keduanya terlihat lebih akur. Bahkan Zayn sesekali menemaninya di kamar ketika seluruh anggota keluarga sudah tertidur. Karena tidak mungkin mereka berdekatan saat semua pawang Rachel masih terbangun.

Untuk negosiasi waktu itu, Zayn akhirnya sepakat. Meski sempat protes karena berpikir jika Xenon akan tersiksa, namun Xenon akhirnya bisa membuatnya percaya.

"Abang,,, Ciel mau bobo, mau ke kamar"

Para pria Ardennes hanya melirik sekilas ke arah Xenon lalu kembali fokus pada kegiatannya masing masing. Hanya Arsen yang terlihat mendekat lalu menempatkan kepala Xenon di pahanya.

"Tidur di sini dulu, nanti abang pindahin ke kamar"

"Haaaa gak mau Ciel mau dikamar aja bobonya hiks"

Arsen menghela nafasnya pelan lalu melirik ke arah Samudera seolah minta persetujuan dan di angguki. Arsen dengan cekatan menggendong Xenon. Menimangnya sampai dia tidur di gendongan Arsen.

Arsen membawanya menuju kamar lalu menidurkannya. Arsen tersenyum kala melihat wajah damai Xenon dia mengecup kening Xenon singkat lalu kembali ke ruang utama.

Xenon yang aslinya pura pura tidur langsung mengusap kasar bekas ciuman Arsen.

'"Iyak jiji gue, mana bau lagi huek

"Hahaha kasian lo Xen, tapi gue bingung sama lo, kenapa lo keliatan gak suka gitu sama abang gue? Bukannya enak ya di prioritasin?"

Xenon melirik ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Terlihat Zayn yang tengah membasuh wajahnya di wastafel.

"Nyebelin tau, gue udah terbiasa hidup sendiri. Lagian kedua temen gue juga gak seposesif itu paling posesif nya pas gue sakit doang, selebihnya gue yang posesif sama mereka" Xenon turun dari kasurnya lalu mengambil buku diary di atas meja belajar.

Zayn mendekat lalu duduk di atas meja sambil memperhatikan bocah pendek di sampingnya. Dia tersenyum, ternyata wajah 'Ciel' cukup imut, pantas semua anggota keluarganya menyukai Ciel.

"Oiya Al, di keluarga lo ada yang sayang gak sama lo. Gak mungkin kan semuanya benci lo"

"Al? "

"Anggap aja panggilan khusus gue buat lo"

Zayn mengangguk menyandarkan punggungnya ke tembok. Menatap langit langit kamar Xenon yang di dominasi warna galaksi.

"Ada keluarga dari kakaknya mama gue. Mereka tinggal di mansion opa dan jarang main ke sini"

Xenon melihat perubahan raut wajah Zayn, dia berdiri lalu mendekap Zayn. Menempatkan wajah Zayn di dadanya. Zayn sedikit tersentak kaget, karena sudah lama dia tidak merasakan ini. Dia pikir tidak akan pernah lagi ada yang akan memeluk dan memenangkan nya ketika sedang bersedih.

Xenon | Second Life [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang