Note: KATA KASAR TIDAK UNTUK DITIRU
BIJAK DALAM. BERKOMENTAR
TERIMA KASIH
.
.
.Xenon mengendap endap di area dapur. Ini sudah larut malam dan sialnya Xenon malah lapar. Setelah di rasa aman, Xenon menggeledah lemari dapur. Dia tersenyum senang saat menemukan makanan kesukaanya yaitu mi instan.
Xenon memasak mi instan itu sambil sesekali bersenandung. Sementara itu dari arah tangga, terlihat Raka yang mengernyit heran karena mendengar kegaduhan dari arah dapur.
Raka berdiri di pintu dapur. Dia terkekeh pelan memperhatikan Xenon yang tengah sibuk dengan kegiatannya. Tadinya dia turun karena harus, tapi hausnya hilang begitu saja melihat tingkah Xenon.
"Yey jadi juga mi nya. Udah makan gak makan mi, terakhir makan kapan ya? Ga tau ah lupa, yang penting sekarang perut Xen kenyang hehe"
Xenon duduk di lantai dapur sambil menikmati mi buatannya.
"Ciel"
Xenon menghentikan acara makannya dan menengok ke arah pintu dapur. Xenon langsung berdiri dan menyembunyikan mi nya saat melihat Raka berdiri di ambang pintu sambil bersedekah dada.
"A-abang"
"Kenapa belum tidur? Terus ngapain kamu di sini? "
"Ciel em... Ciel gak bisa tidur bang. Ciel lapar jadinya Ciel kedapur buat makan. Abang sendiri ngapain? "
Xenon sudah berkeringat dingin di tempatnya. Jujur. Dia takut berhadapan dengan Raka, karena setau nya Raka itu cowok yang kejam dan tak berperasaan. Jadi wajar saja jika Xenon takut, terlepas dari dia yang berada di tubuh Ciel atau tidak.
"Habiskan makanan kamu lalu pergi tidur" ucap Raka lalu mengambil kaleng soda yang ada di kulkas. Dia telalu santai sampai Xenon melongo dibuatnya.
Tadinya Xenon pikir Raka akan marah dan membanting piring berisi mi nya ke lantai.
"Kepada bengong? Gak mau mi nya? Kalo gak mau buat abang aja sini"
Xenon tersadar dari keterkejutan nya lalu kembali memakan mi nya sambil sesekali melihat ke arah Raka yang sekarng tengah duduk di meja dapur.
Selesai dengan makanan nya, Xenon segera pergi dari dapur meninggalkan Raka yang masih berada di dapur.
Xenon menutup pintu kamarnya kasar. Tubuhnya meluluh di balik pintu, dia masih terkejut dengan reaksi Raka sampai kakinya terasa lemas.
"Anjirr gue mimpi apa tadi pas tidur, bisa bisanya gue ketahuan sama si setan neRaka Jahannam. Untung dia lagi mode kalem, kalo engga abis dah kepala gue di penggal sama tu setan"
.
.
.
.Keesokan harinya Xenon yang tengah dalam mode anak kalem, duduk di samping Arsen sambil menunggu Samudra turun. Tapi dasarnya nasib Xenon sial, dia malah di ganggu oleh Arsen yang tak tahan dengan wajah menggemaskannya.
"Abang udah ish pipi Ciel nanti melar gimana? Emang abang mau tanggung jawab? "
"Salah Ciel sendiri, kenapa gemesin banget hm? Pengen abang karungin deh rasanya"
Xenon melotot tak percaya. Dia menggogit tulunjuk Arsen yang hendak mencubit hidungnya, lalu berlari ke arah Sela yang tengah menyiapkan makanan di dapur.
"Arkh... Ciel kok nakas sih? Jari abang sakit nih"
"Salah abang, ngapain bikin Ciel kesel hum"
"Sudah Arsen, jangan ganggu adek kamu. Sekarang kita sarapan" ucap Samudra yang baru sampai di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xenon | Second Life [End]√
Teen Fiction'Karma' itu yang sedang Xenon dapatkan sekarang. Xenon Aditya Nugraha, cowok badboy yang harus rela jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang protagonis di salah satu novel yang sempat dia maki, karena ending novel yang menurutnya membagongkan. Xen...