23

7.5K 810 13
                                    



Double up

Vote n comment

Enjoy









Jackson menggendong Rachel yang tertidur turun dari pesawat pribadinya. Bisa saja dia meminta anak buahnya tapi dia malah ingin menggendongnya sendiri.

Hari sudah mulai sore saat dia tiba di Swiss. Jackson memasuki mobil yang sudah di siapkan sebelumnya.

"Eungh ayah, apa sudah sampai? "

"Tidurlah lagi, akan ku bangunkan kalau sudah waktunya makan malam"

"Kenapa tidak sekarang ke sana? Wanita itu bisa saja melakukan sesuatu pada putramu ayah"

"Kau lelah, jadi sebaiknya istirahat saja"

"Tidak, Ciel tidak lelah. Ciel dari tadi hanya tidur ayah"

"Turuti perkataan saya atau saya turunkan kamu"

"Itu lebih baik, Ciel bisa ke sana sendiri"
"Aku takut bang Aldi menyusul ke sini" gumamnya

Jackson tak habis pikir, Rachel yang sekarang kenapa jadi lebih keras kepala? Sebenarnya apa yang di inginkan remaja kecil ini?

"Ciel ingin mengakhiri semuanya, puas? "

Jackson terdiam, apa tadi anak ini membaca pikirannya?

"Gue bukan cenayang ya, gue tau kerena raut wajah ayah..... Ah sudahlah menyebalkan"

Rachel diam menyandarkan kepalanya di dada bidang Jackson. Rasa sakit di tubuhnya belum juga hilang dan malah terasa jauh lebih sakit. Sepertinya memang tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang selain tidur.





Rachel merasa tersiksa sekarang. Jackson dengan seenak jidatnya mengurung dia di dalam kamar dan lagi kakinya di rantai. Oh ayolah bukan ini yang Rachel rencanakan. Kalau seperti ini terus bisa bisa si kembar menyeretnya pulang.

"Njir punya bapak gila bener. Mama Xen harus apa lagi ini haaaa"

"Oke tenang, tarik nafas...... Buang...... "

Rachel turun dari kasur nya berjalan tertatih ke arah pojok ruangan dimana ada CCTV yang menyala. Xenon mengacungkan jari tengahnya ke arah kamera sambil berkata "F*ck"

Rachel kembali rebahan di kasur nya membelakangi kamera. Dia tidak tidur tapi sedang berpikir bagaimana caranya dia bisa lolos dari sini. Bisa saja dia melepaskan rantai di kakinya tapi penjaga di luar sana sangat banyak kalau dia ketahuan bisa repot nanti. Apalagi tubuhnya sekarang sangat tidak mendukung.

"Minta bantuan mereka? "

"Bego kan HP nya lo banting kemarin"

"Terus gue harus gimana? "

"Pake cara biasa aja gimana? "

"Oke kita coba"(percakapan hati sama otaknya Xenon)

Xenon masih saja bergulat dengan pikirannya sendiri sampai tidak sadar kalau pintu ruangan di buka dari luar.

Jackson masuk sambil membawa nampan berisi bubur dan segelas air. Dia meletakkan nampan di atas nakas lalu membangunkan Rachel.

Rachel yang pipinya di sentuh refleks bangun tapi sayang, karena posisinya di ujung kasur dia malah jatuh ke lantai.

" NJIR KALO MASUK KETUK PINTU DULU BISA KAN? BIKIN JANTUNGAN AJA LU PAK TUA" Rachel terus mengelus dadanya yang berdebar. Untuk sepersekian detik dia merasa kalau dia sudah mati karena ayahnya sendiri.

Xenon | Second Life [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang