Note: KATA KASAR TIDAK UNTUK DITIRU
BIJAK DALAM BERKOMENTAR
TERIMA KASIH
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini Zayn terbangun dan mendapati babyviper di dahinya. Dia meririk ke kanan dan kiri seolah mencari seseorang.
"Semalem pasti mimpi. Gak mungkin Xe ada di sini"
Zayn mengambil hpnya yang ada di atas nakas, dahinya mengernyit melihat secarik kertas tergeletak di sana. Zayn mengambilnya lalu membacanya
'Lo cepet sembuh ya Zayn. Itu di dalam kardus ada beberapa roti sama susu kotak, terus ada obat sama babyviper juga. Maaf gue gak bisa jagain lo dari deket'
Zayn dibuat kebingungan. Dia pikir siapa orang yang peduli padanya? Mamanya saja tak lagi memperhatikan dia. Kedua abangnya? Tidak mungkin.
Tak mau ambil pusing Zayn memutuskan untuk pergi mandi. Namun saat dia turun dari kasur, tubuhnya ambruk karena tak kuat menahan berat badannya.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Semua anggota keluarga sudah pergi dengan urusannya masing masing. Sela juga pergi karena restoran yang dikelolanya mengalami sedikit masalah. Hanya tersisa Xenon, beberapa maid dan juga bodyguard di luar mansion.
Xenon tersenyum girang dia berlari ke lantai dua menuju ke kamar Zayn. Dia sedikit mengintip takut Zayn bangun dan malah mengusirnya. Mata Xenon membelalak kaget dia langsung saja masuk kedalam kamar lalu menghampiri tubuh Zayn yang tergelrkak di samping kasur.
Dia dengan susah payah menggotong tubuh Zayn kembali ke kasur. Dia panik saat demam Zayn tampah tinggi. Xenon berlari menuruni tangga tak peduli dengan teriakan maid yang melihat aksinya.
"Pak pak, tolong hiks tolong Zayn pak hiks dia sakit hiks tolong bawa ke rumah sakit ya" Xenon meracau sambil menarik narik tangan salah satu bodyguard yang ada di depan namun bodyguard itu hanya diam.
"PAK ADA YANG SAKIT HIKS KENAPA KALIAN MALAH DIAM HIKS CEPAT BANTU ZAYN PAK hiks kenapa kalian gak peduli hiks...
Sudahlah biar Ciel bawa sendiri hiks"
Xenon kembali ke kamar Zayn lalu memampahnya keluar dari kamar. Dia sedikit kewalahan lantaran tubuhnya jauh lebih kecil dibanding dengan Zayn.
"Menjengkelkan! Kenapa mereka tidak peduli pada Zayn? Padahal di novel diceritakan kalo ada salah satu bodyguard dan juga maid yang selalu ada di pihak Zayn. Tapi kok ini gak ada? "
Xenon keluar dari mansion. Beberapa penjaga sempat menghentikannya tapi dia tak peduli. Yang dia pikirkan sekarang adalah ini Zayn bakal mati apa kagak ya nanti di jalan?
"Tuan muda, anda tidak diperbolehkan keluar dari mansion"
"Minggir, atau gue bacok kepala lo! "
"Tuan mu--
" GUE BILANG MINGGIR BANGSAT! BUKANNYA LO GAK MAU NOLONGIN BANG ZAYN? KALO GITU BIAR GUE SENDIRI YANG NOLONGIN DAN KALIAN JANGAN ADA YANG NGEBAYANGIN GUE ATAU GUE PENGGAL KEPALA KALIAN! "
Xenon memasukkan tubuh Zayn ke dalam taksi lalu ikut masuk tanpa peduli para bodyguard yang tengah kelabakan.
.
.
.
."Magh nya kambuh, mungkin karena tidak di isi makanan dan untuk lukanya sudah kami obati. Dia akan segera siuman, saya permisi"
Xenon menghela nafasnya gusar. Dia sekarang tengah berada di luar ruang rawat Zayn. Xenon tersenyum tipis lalu pergi dari area rumah sakit. Biarkan Zayn istirahat, lagipula kedua temannya ada untuk menjaganya.
Tadi sesampainya dia di rumah sakit telpon Zayn yang dia bawa berdering, ternyata itu dari Alin. Salah satu tokoh yang diat tahu sangat peduli pada Zayn.
Xenon kembali ke mansion. Saat dia membuka pintu banyak pasang mata yang menatap tajam ke arahnya. Beberapa bodyguard juga tergeletak di lantai dengan banyak luka lebam, bahkan sebagian dari mereka sudah tak bernyawa.
"Baby Ciel, kau membuat kami khawatir sayang" Sela menerjang tubuh Xenon
Mata Xenon berair, dia marah kepada anggota keluarga Zayn. Tapi dia tak bisa berbuat apa apa sekarang.
"Ma-ma hiks... Ciel hiks tadi nganter bang Zayn hiks dia sakit ma hiks"
"Kenapa gak minta tolong sama yang lain sayang? Kalo kamu kenapa napa di jalan gimana? Mama khawatir sama Ciel"
"Ciel hiks udah bilang hiks sama om itu hiks tapi dia gak hiks denger Ciel ngomong hiks ya udah Ciel sendiri yang anter bang Zayn hiks. Ciel sayang bang Zayn hiks Ciel gak suka liat bang Zayn sakit hiks"
Samudra dan kedua anaknya bungkam mereka diam dengan wajah yang memerah karena marah. Entah marah kenapa.
Sela menggendong Xenon menuju kamarnya meninggalkan yang lain. Sementara Raka menyeret orang yang di tadi di tunjuk Xenon ke ruang penyiksaan.
Dia tak peduli pada Zayn tapi dia tak suka jika Rachel menangis.
"MARLINA! JIKA ANAK SIALAN ITU KEMBALI, KAU HARUS MENGURUSNYA. JANGAN SAMPAI ADIKU MENANGIS LAGI KARENA ZAYN! "
Maid yang bernama Marlina itu membungkuk di hadapan Raka, tentu dengan tubuh yang bergetar karena takut.
"Baik tuan"
.
.
.
.Kembali ke rumah sakit. Rean sekarang tengah disibukkan dengan tablet di tangannya sementara Alin, gadis itu tengah menyuapi Zayn dengan telaten. Meski Zayn terkadang menolak.
"Tapi yang bawa gue ke sini siapa? "
Keduanya diam. Mereka juga tak tahu siapa yang membawa Zayn, karena saat mereka sampai hanya dokter yang bertugas, mereka tanya pun dokter itu hanya menjawab "seseorang yang tidak terlalu penting"
"Entah, mungkin salah satu bodyguard keluarga lo kali. Udah lah jangan di pikirin, mending kita fokus sama kesembuhan lo dulu" Rean berujar dan di angguki oleh Alin.
Ketiganya berbincang banyak hal sambil sesekali tertawa. Hingga jam menunjukkan pukul sepuluh malam, Alin memutuskan untuk pulang sementara Rean akan bermalam di sana sambil menjaga Zayn.
.
.Xenon menatap langit kamarnya yang bertema galaksi. Sudah setengah sebelas namun dia enggan untuk tidur. Xenon akhirnya berjalan jalan mengelilingi kamarnya sampai beberapa kali. Dia akhirnya duduk di meja belajar dan mengobarak abrik isi laci.
Sampai dia menemukan HP berlogo apel digigit berwarna silver. HP itu mati total sepertinya kehabisan batrai. Xenon kembali ke kasur untuk mencharger HP nya.
Dia menstart dan tak lama HP itu nyala. Xenon mengernyit heran saat begitu banyak pesan serta panggilan dari nomor tak di kenal. Karena penasaran dia membuka isi pesan itu namun belum sempat dia membaca, nomor tak di kenal itu kembali menelponnya.
Dengan perasaan was was, Xenon akhirnya memberanikan diri untuk mengangkat panggilan itu.
"Ha-halo? "
"Halo bidak kecil ku. Bagaimana keadaanmu? "
Xenon yang kaget langsung melempar HP itu ke atas kasur. Jantungnya berdengup kencang, entah kenapa dia juga tak tahu. Setelah mulai merasa sedikit tenang, Xenon mengambil kembali HP itu.
"Kenapa kau diam saja, Rachel. Apa kau tak ingin tahu bagaimana keadaan bundamu? Atau kau ingin membiarkannya mati? "
"Bunda? "
Tbc
_______________________
Yo washap gaes author kembali.
Sekedar mengingatkan, tombol bintang di pojok bawah jangan lupa di tendang ya 🔪See u next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Xenon | Second Life [End]√
Teen Fiction'Karma' itu yang sedang Xenon dapatkan sekarang. Xenon Aditya Nugraha, cowok badboy yang harus rela jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang protagonis di salah satu novel yang sempat dia maki, karena ending novel yang menurutnya membagongkan. Xen...