19

8.6K 864 7
                                    


Vote n komen biar semangat update nya





Di salah satu ruangan bernuansa putih, seorang remaja terbaring lemah di atas brankar dengan banyaknya alat penopang kehidupan yang menempel di tubuhnya.

Tak lama pintu ruangan di buka dari luar. Terlihat seorang wanita paruh baya masuk dengan langkah angkuhnya. Wanita itu duduk di samping brankar, menggenggam tangan remaja yang terbebas dari infus.

"Kau menyusahkan, kalau saja dirimu tidak berguna, sudah ku bunuh kau dari dulu"

"Segeralah bangun dan kembali menjadi bidakku, bunny"

.
.
.
.

"Hah... Hah... Apa itu tadi? Hiks mama hiks"

Xenon mengusap wajahnya kasar. Dia melirik ke arah jam weker di atas nakas yang masih menunjukkan pukul tiga pagi.

Xenon hendak kembali tidur namun suara dari luar membuatnya penasaran. Setelah mengumpulkan keberaniannya Xenon melangkah keluar dari kamarnya menuju pintu apartemen. Dia mengintip di keluar lewat lubang yang ada di pintu.

Dia mengernyit saat tahu siapa yang datang. Tanpa pikir panjang Xenon membuka pintu dan terlihat lah Raka yang berdiri di depan pintu.

"Abang, ngapain ke sini? "

"Abang ingin menemanimu, biarkan abang masuk"

Xenon mundur membiarkan Raka masuk lalu kembali menutupnya. Xenon pergi ke dapur untuk sekedar mengambil minuman dan juga cemilan.

Dia duduk di depan Raka sambil minum sekaleng soda. Keadaan hening, tidak ada yang membuka suara baik Xenon maupun Raka.

"Orang itu, apa mereka suruhan mu bang? "

Raka terdiam, dia pikir Xenon tidak tahu tapi perkiraannya salah. "Benar, mereka suruhan abang"

Xenon meletakkan kaleng soda dengan sedikit kuat hingga menimbulkan suara. Dia menghela nafasnya pelan, mencoba menenangkan pikirannya.

"Lo berlebihan bang, gue punya privasi juga. Lagian gue bisa jaga diri"

Raka diam, dia tidak menjawab ucapan Xenon. Hening sesaat hingga suara pintu terbuka mengalihkan atensi mereka.

"DI LEPAS WOY ARKH NYEBELIN LO BANG"

"LO YANG LEPAS, ZAYN TANGGUNG JAWAB GUE SEKARANG"

"Tolong, lepasin gue. Cara lo berdua nyulik gue gak elit sumpah"

"BERISIK LO KAMBING. NASIB BAIK KITA NEMUIN LO DI HALTE BUS, KALO KAGA DI CULIK TANTE LONTE LO MAU? " ujar keduanya serentak

Xenon kesal sendiri, dia mengambil kemoceng lalu berjalan mendekati ketiganya. Dengan tanpa beban Xenon memukul kepala si kembar dengan cukup kuat hingga keduanya mengaduh.

"ANJ-

"Lo ngumpat gue lempar kalian dari balkon"

"Eh Xen? Lo ke sini kok ga bilang kita dulu. Curang lo"

Xenon tak mendengarkan ucapan Fadli. Tatapannya yang tadinya nyalang berubah menjadi sendu, dan kalian tau yang terjadi selanjutnya? Yup, dia menangis.

"Hiks abang hiks Xen"

"Eeh Xen lo kenapa? Ada yang sakit? Lo demam? Atau ada yang bentak lo? "

Aldi dengan sigap menggendong Xenon sementara Fadli menghampiri Raka yang dia lihat sedang kebingungan. Sementara Zayn mematung di tempatnya.

"Heh lo apain adek gue hah? "

"Aku tidak melakukan apapun, tanya saja sendiri"

Xenon terus menangis tersedu tanpa ada tanda akan berhenti. Dan setelah empat puluh menit mereka kelimpungan Xenon berhasil tenang di pangkuan Zayn.

Xenon | Second Life [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang