13

9.5K 1K 3
                                    

Note : KATA KASAR TIDAK UNTUK DITIRU

BIJAK DALAM BERKOMENTAR

TERIMA KASIH
.
.
.
.






Xenon dan kedua temannya sampai di lobby apartemen dan mendapati tiga remaja yang mereka culik sudah duduk anteng di lantai.

Terlihat ekspresi mereka kesal dan marah namun Xenon seolah tak peduli. Dia dan kedua temennya menyeret mereka masuk kedalam lift menuju lantai lima.

Sampai di depan pintu apartemen Xenon terlihat senang bahkan sampai berdendang girang. Berbeda dengan si kembar lidi, keduanya terlihat was was bahkan saling menarik ujung baju satu sama lain.

Xenon memasukkan pin lalu membuka pintu.

"HOLA XEXEN PU~lang... "

Xenon mematung di tempatnya terlihat jelas urat di keningnya menonjol. Aldi dan Fadli bergerak gelisah di tempatnya masing masing

"Aldi,,, Fadli,,,, "

"I-iya Xen"

"Bisa tolong jelaskan? KENAPA APARTEMEN GUE KAYAK KAPAL PECAH OGEB!!! PADAHAL SEBELUM GUE KE ARENA NI APARTEMEN MASIH RAPIH"

Aldi dan Fadli pasrah, mereka lupa untuk membereskan apartemen Xenon setelah menginap. Sudah dipastikan Xenon akan melakukan hal gila kepada mereka berdua.

"Xexen yang ganteng, baik hati dan pantatnya lebar kayak lapangan bola, maapin kita ya, kalo mau ngehukum bang Aldi aja jangn Fadli. Janji Fadli bakal nurut sama Xexen"

Xenon tidak mendengarkan ucapan Fadli. Dia langsung menyeret Zayn masuk lalu mengambil vakum Cleaner dan juga lap pel.

"Beresin apartemen gue sampe kinclong, baru gue maapin"

Si kembar hanya pasrah dan mulai membersihan apartemen. Ya meski tetap saja keduanya mendumel tidak jelas.

Aldi sudah kelelahan, dia mendekat ke Xenon yang sekarang tengah bermain game di hadapan ketiga sandera nya.

"Xen, plis la gue cape. Gimana kalo kita nego, gue bakal beliin lo novel baru sama manga sebanyak lo mau gimana? "

Xenon jelas saja tergiur dan tampa pikir panjang dia mengangguk.

"Gue setuju, tapi tolong pesenin gue makanan, laper nih. Sekalian sama mereka juga pasti laper kan? Loh? Kenapa kalian diem mulu dari tadi? "

Ingin rasanya Aldi mencekik Xenon, bagaimana tidak Xenon berkata begitu padahal sudah jelas ketiga sandera nya masih di lakban mulutnya. Aldi mendekati mereka bertiga lalu membuka lakbannya satu persatu.

"Lain kali lo lebih teliti lagi Xen, orang mulutnya di lakban ya mana bisa ngomong"

Xenon dengan tatapan polosnya hanya ber oh ria. Dia berjalan menuju lemari es dan mengambil puding yang kebetulan ada di sana lalu memakannya dengan lahap

"Aldi gue masih laper"

"Mau makan apa gue beli-- in... ASTAGA XENON ITU PUDING BASI NGAPAIN LO MAKAN SAKIT PERUT BARU TAU RASA LO"

"Eh? Basi toh, pantes rasanya gak enak"

Aldi dan Fadli sudah gelagapan sekarang, sementara Xenon dengan santainya membuang puding itu ke tempat sampah lalu meneguk sobotol air mineral. Bukan tanpa sebab, mereka tidak mau Xenon rewel gara gara sakit. Tau sendiri lah gimana Xenon kalo sakit. Apalagi Xenon itu imunnya lemah, selalu sakit setelah kehujanan, terlalu lelah, atau salah makan.

Xenon | Second Life [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang