Raka sekarang sedang berada di ruang kerjanya. Dia melihat ke arah luar jendela yang berhadapan langsung dengan taman belakang. Bisa dia lihat Xenon dan Zayn yang sedang bermain bersama.
Tidak, lebih tepatnya mereka bersantai. Dimana Zayn yang duduk bersandar di bawah pohon apel sementara Xenon rebahan di paha Zayn sambil membaca buku yang entah Raka sendiri tidak tahu buku apa itu.
Sesekali keduanya berbincang bahkan sampai tertawa, tawa yang tanpa beban terdengar begitu merdu di telinganya.
Cklek
Raka menengok ke belakang saat pintu itu di buka oleh seseorang. Dia mengdengus kesal saat melihat siapa yang masuk, siapa lagi kalau bukan Arsen? Adiknya yang satu itu memang tidak punya sopan santun.
"Bisakah kau mengetuk terlebih dahulu sebelum masuk? "
"Oh sorry, gue cuma mau bilang, malam ini temenin gue ke arena, gue di ajak tanding sama bocah cupu. Udah itu doang bye"
Bisakah Raka memohon agar menteleport dia dan Arsen ke pulau tak berpenghuni? Dia ingin bergulat dan mematahkan seluruh tulang adiknya itu.
Raka hanya bisa menghela nafasnya, semakin dia marah maka Arsen akan semakin tidak peduli. Itu kenyataannya. Dia kembali melihat ke arah Xenon yang sekarang tengah memanjat pohon apel itu.
Padahal dia belum sembuh total, begitu pun dengan Zayn. Tapi anak itu tetap nekat memanjat. Raka terdiam, dia masih tidak percaya wajah polos itu ternyata memiliki kepribadian yang jauh berbeda.
Apalagi jika mengingat perkataan Xenon semalam membuatnya kepikiran sampai sekarang.
Flashback
Xenon duduk di kursi kayu dengan posisi terbalik dan dagunya ditopang oleh sandaran kursi itu. Matanya terlihat sayu namun seringaian di bibirnya memberi kesan seram dan mengintimidasi.
Raka bahkan sampai bergedik ngeri di buatnya, padahal sering kali dialah yang mengintimidasi orang lain.
"Gue tanya sekali lagi, lo bisa jaga rahasia? Bukan demi gue, tapi demi Zayn. "
"Apa perkataanmu bisa ku pegang? " bukannya menjawab, Raka justru balik bertanya.
Xenon dibuat terkekeh namun sedetik kemudian dia menetralkan raut wajahnya.
"Ya itu terserah lo, lagipula di sini gue netral. Dan lagi, gue bukan tipe orang yang mau berurusan dengan orang lain. Kecuali, itu berkaitan dengan obsesi gue"
Xenon berdiri lalu melangkah menuju balkon. Suasana malam selalu berhasil membuatnya tenang di kala emosi.
"Maksudnya apa? "
"Sederhananya, gue terobsesi sama adek lo. Tapi lo jangan mikir aneh dulu, gue masih suka cewek. Lagipula ini bukan tubuh asli gue. Dan lagi, gue cuma gak mau Al terluka lagi"
Raka semakin di buat bingung dengan perkataan Xenon yang menurutnya tidak masuk akal. Xenon kembali masuk dan mengambil salah satu buku dan juga pulpen yang ada di atas meja.
Raka hanya memperhatikan apa yang sedang Xenon lakukan. Dia mendekat saat Xenon memberi kode untuk mendekat. Terlihat banyak coretan di atas buku itu dan beberapa tidak dia mengerti.
"Pertama gue mau bilang, kalo gue bukan Rachel yang lo kenal. Gue Xenon, sahabat Al yang sialnya sempat melupakan janji yang gue buat sendiri. Dan Rachel yang lo kenal udah mati, lo tau, dia di kirim oleh seseorang buat menghancurkan keluarga lo.
Terserah lo mau percaya gue atau engga, toh waktu gue di sini cuma sebentar. "
"Maksudnya, Rachel sengaja di kirim orang buat menghancurkan keluarga Ardennes? Kau tahu siapa orangnya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Xenon | Second Life [End]√
Teen Fiction'Karma' itu yang sedang Xenon dapatkan sekarang. Xenon Aditya Nugraha, cowok badboy yang harus rela jiwanya bertransmigrasi ke tubuh seorang protagonis di salah satu novel yang sempat dia maki, karena ending novel yang menurutnya membagongkan. Xen...