16

9.3K 976 4
                                    

Note: KATA KASAR TIDAK UNTUK DITIRU

BIJAK DALAM BERKOMENTAR

VOTE DAN KOMEN

TERIMA KASIH



















Xenon bermain di ruang tengah dengan Zayn dan juga mochi. Zayn sebenarnya ingin menolak namun Xenon malah mengancam akan menjauhi nya jika dia menolak.

Kalau di pikir pikir lagi Xenon itu sangat licik, dan lagi semua langkah yang di ambilnya sangat terstruktur seolah tanpa celah. Pantas si kembar lidi hanya pasrah dengan semua kelakuan Xenon.

"Bang Al jangan melamun dong hum masa Xen main sendiri"

Zayn tersadar dari lamunannya, dia terkekeh melihat wajah Xenon yang menurutnya cukup menggemaskan.

"Xen, abang ke kamar dulu ya, mau lanjutin tugas abang"

Xenon menahan tangan Zayn dan tidak mengizinkan nya untuk pergi. Dia diam memperhatikan Zayn dari atas sampai ke bawah. Dia menyadari kalau Zayn sedang sakit, terlihat jelas wajah pucatnya dan juga deru nafasnya yang tidak teratur.

"Bang,,,, buka bajunya gih. Abang sakit kan? "

Zayn gelagapan sekarang. Dia tidak mungkin membuka bajunya, bisa bisa Xenon marah melihat bekas camukannya.

"Eeh j-jangan, a-abang malu. Lagian abang gak sakit kok hehe"

'Susah kali ngebujuk ni anak, hah gak punya pilihan lain selain itu'

Xenon mendekat lalu menempelkan punggung tangannya di kening Zayn. Dugaannya benar, Zayn demam juga.

"Noh kan abang panas! Sekarang buka bajunya Xenon pijitin dada abang. Biar napasnya gak sesak lagi"

'Xenon lo cenayang atau apa? Kok lo tau napas gue lagi sesek sih? '

"Muka abang pucat, terus kening abang keringetan. Jadi Xen tau bang"

Zayn membeku di tempatnya. Fiks ini mah si Xenon cenayang.

Xenon lama kelamaan kesal karena Zayn tidak menuruti perkataannya. Dengan tidak sabaran dia membuka satu persatu kancing baju Zayn. Zayn yang tersadar langsung menjauh dan memasang kembali kancing bajunya.

"Abang? Hiks.... Huwaaaa hiks abang gak suka Xen ya? Hiks mama abang Al benci Xen hiks"

Zayn merutuki kebodohannya. Sepertinya tidak ada pilihan lain selain menuruti bayi besarnya ini. Dia mendekat lalu memeluk Xenon, menghiraulsn rasa sakit di punggungnya serta tatapan tajam keluarganya yang lain.

"Cup cup abang di sini. Abang gak benci Xen, abang cuma kaget aja tadi. Maafin abang ya? "

Xenon mengangguk menatap wajah pucat Zayn. Dia meminta seorang pelayan untuk mengambilksn kotak p3k, dan perlahan membuka baju yang dikenakan Zayn.

Zayn hanya bisa pasrah membiarkan Xenon bermain dengan tubuhnya. Dia juga tidak peduli dengan apa yang akan terjadi nanti. Yang terpenting sekarang bayi besarnya senang.

Xenon menatap nanar padan Zayn yang terbalut kain kasa. Sepertinya Zayn melakukannya sendiri, dan juga tidak ahli. Xenon mengambil gunting lalu menggunting kain kasa itu. Hingga terlihat jelas luka cambuk di punggungnya.

Xenon dengan cekatan mengambil kapas steril dan melumurinya dengan obat antiseptik.

"Abang tahan ya, agak sakit soalnya"

Zayn mengangguk saja. Xenon menyodorkan lipatan kain kepada Zayn. Dia jelas bingung apa maksudnya.

"Gigit ini aja bang kalo perih"

Xenon | Second Life [End]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang