Bab 9

1.9K 252 8
                                    


Rapat dimulai setelah Andre dan Prilly memasuki ruangan yang memang dikhususkan untuk rapat-rapat penting dikantor utama AN Group.

"Kamu sudah siapkan materinya?" Tanya Andre pada Prilly.

Prilly menoleh menatap Bosnya lalu menganggukkan kepalanya. "Sudah Pak." Jawabnya singkat.

Andre kembali memfokuskan tatapannya pada orang-orang yang hadir disana. Hari ini AN Group akan membahas perihal pembangunan resort yang akan mereka laksanakan pada awal tahun. Perusahaan asing yang menginginkan kerjasama ini meminta Andre sendiri yang menangani proyek ini sehingga mau tidak mau Andre harus hadir di setiap rapat dan acara yang mereka adakan.

"Selamat siang semuanya." Sapa Andre ketika mereka yang hadir disana sudah siap mempresentasikan ide-ide cemerlang mereka.

"Hari ini kita akan membahas perihal prosedur awal pembangunan proyek ini." Andre terlihat sangat memukau ketika memimpin rapat seperti ini meskipun kondisinya sedang tidak fit namun wibawa dan aura tegas seorang Andre Nasution sama sekali tidak terlihat pudar.

Prilly sendiri sejak tadi sudah sibuk mencatat apa yang menurutnya perlu ia catat. Kesigapan inilah yang membuatnya bertahan menjadi sekretaris pemimpin AN group ini.

"Jadi pembangunan akan dimulai setelah lahan yang kita targetkan gol." Ujar Andre yang diangguki oleh mereka yang hadir disana.

"Saya ingin memberikan pendapat saya Pak." Salah seorang manager yang hadir disana mengangkat tangannya. "Silahkan!" Ujar Andre.

Pria itu tampak berwibawa dengan balutan jasnya ketika berbicara pandangan matanya tak lepas dari Prilly yang masih sibuk mencatat poin-poin penting yang ia dengar.

"Bagaimana kalau pembangunannya jangan di sekitar kota ini? Kenapa kita tidak mencoba mencari daerah yang memang cocok untuk dibangun resort dengan gaya modern ini." Pria itu tampak lugas ketika mengungkapkan pendapatnya.

Prilly yang mendengar pendapat manager itu juga turut menganggukkan kepalanya. Sepertinya tidak buruk jika ide Pak Agung -manager- ini mereka pertimbangkan.

Andre juga tampaknya sepemikiran dengan bawahannya itu. "Saya rasa ide Pak Agung bisa kita coba."

Agung terlihat sumringah ketika idenya mendapat respon baik dari Bosnya. "Terima kasih Pak. Jika memang ide saya bisa diterima besok saya dan Prilly akan mencari tempatnya." Jawabnya penuh dengan semangat.

Prilly yang sejak tadi diam dengan ekspresi datarnya sedikit terkejut dengan perkataan Agung. Ia tidak sedekat itu dengan pria berwajah blasteran itu, lalu kenapa Agung berani sekali berkata demikian?

Andre menoleh menatap Prilly yang sedang menatap datar kearah Agung sedangkan pria yang ditatap itu tampak salah tingkah. Sepertinya Andre bisa mencium maksud terselubung bawahannya ini.

"Tidak perlu repot-repot Pak Agung." Sela Andre yang membuat ekspresi sumringah Agung seketika memudar. "Saya rasa perihal tempat kita bisa serahkan sepenuhnya pada sekretaris saya." Lanjut Andre dengan wajah tenangnya. "Saya percaya jika pilihan Prilly tidak akan pernah mengecewakan kita semua."

Prilly menganggukkan kepalanya. Ia merasa lega setelah Andre berkata demikian sepertinya Andre tahu perihal maksud terselubung managernya.

Wajah Agung tampak pasrah, ia tidak bisa melakukan apapun selain menerima keputusan mutlak pimpinannya.

Rapat kembali dilanjutkan kali ini mereka sudah mulai masuk pada tahap pembahasan mengenai dana yang akan mereka kucurkan untuk proyek ini. Dan seperti biasanya Prilly selalu bisa diandalkan oleh Andre sehingga rapat berjalan lancar sebagaimana mestinya.

My Boss🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang