Bab 39

2K 256 26
                                    


Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk!"

Prilly membuka pintu ruangan Agung lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan pria itu. "Silahkan duduk." Ujar Agung pada Prilly.

Dengan penuh kesopanan Prilly mendaratkan bokongnya di kursi yang ada didepan meja Agung. "Saya kesini ingin memperlihatkan tentang--"

"Sudah Prilly jangan kaku begitu kamu sama saya." Agung tampak tersenyum lebar menatap gadis yang berhasil menarik perhatiannya bahkan sejak pertama kali Prilly diperkenalkan sebagai sekretaris Andre, ia sudah menaruh hati pada gadis ini.

Ekspresi wajahnya yang datar benar-benar membuat Agung penasaran. Belum pernah ia melihat wanita secantik Prilly bahkan ketika wajahnya terlihat datar aura kecantikan gadis ini masih saja begitu memukau.

Prilly masih diam namun dari gerakan bola matanya terlihat jika gadis itu sedang waspada saat ini. Prilly menyesali tindakannya saat ini, ia terlalu larut dalam pemikiran konyolnya tentang pernikahan sehingga ia tidak bisa berpikir jernih dan sekarang ia menyesali tindakannya yang begitu berani menginjakkan kakinya di ruangan pria yang sudah jelas-jelas menaruh hati padanya.

Prilly bukan takut dalam artian sebenarnya, ia hanya sedang tidak ingin terlibat masalah apapun terlebih disaat Ali atasannya sedang menghadapi banyak 'ancaman'.

"Kalau begitu saya permisi Pak." Prilly ingin beranjak dari duduknya namun Agung sudah terlebih dahulu beranjak dari kursinya menghampiri Prilly.

"Kamu mau kemana? Kenapa kamu terlihat tidak betah sekali ketika bersama saya hm?" Agung mulai mendekati Prilly yang masih duduk tenang ditempatnya. "Apa karena saya tidak setampan putra Pak Andre Nasution?" Agung berbicara dengan nafas sengaja ia hembuskan di telinga dan leher Prilly.

Prilly segera menolehkan kepalanya lalu menatap Agung dengan tatapan tajam. "Dikantor di larang meminum minuman yang beralkohol Pak." Tegur Prilly ketika ia mencium aroma alkohol yang begitu menyengat dari nafas Agung.

Pria itu tertawa terbahak-bahak dan sekarang Prilly semakin sadar jika tindakannya kali ini benar-benar salah. Agung sedang dalam pengaruh alkohol jelas pria itu tidak sadar dengan segala tingkah laku anehnya.

Prilly segera beranjak dari kursinya namun lagi-lagi ia berhasil ditahan oleh Agung, kali ini pria itu dengan begitu berani memegang tangannya. Dengan wajah mabuknya Agung meraih tangan Prilly lalu ia bawa ke depan wajahnya.

"Tangan kamu kenapa bisa semulus ini hm?" Tanya Agung dengan kerlingan mata yang begitu nakal. Agung sedang menggoda Prilly namun sayangnya ekspresi wajah gadis itu masih terlihat tenang dan datar seperti biasanya.

Ego Agung sebagai seorang laki-laki jangan dan perkasa jelas tersentil. Apa dirinya memang tidak semenarik itu di mata Prilly? Agung termasuk pria yang tampan, tubuhnya juga tak kalah besar dari Ali perihal keuangan jelas ia kalah jauh namun ia masih memiliki beberapa tabungan juga aset lainnya.

Tapi kenapa Prilly bisa menolak dirinya secara terang-terangan seperti ini?

Prilly menyentakkan lengannya hingga terlepas dari tangan Agung. "Jangan kurang ajar Pak!" Peringatnya dengan suara terdengar begitu datar pertanda jika saat ini emosi Prilly sudah terusik.

Tawa Agung terdengar memenuhi ruangan kerjanya. Pria itu sangat menyukai wajah cantik Prilly yang terlihat begitu mempesona ketika gadis itu sedang dalam keadaan marah seperti sekarang ini.

"Kamu benar-benar cantik Sayang." Agung kembali ingin menyentuh wajah Prilly namun dengan cepat Prilly menepis tangan kurang ajar pria itu.

Prilly beranjak keluar namun Agung terlebih dahulu menghalangi jalannya dan berniat mengunci pintu ruangannya. Prilly menarik kuat lengan pria itu hingga membuat tubuh besar Agung terjerembab.

My Boss🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang