Bonus part

3.2K 224 15
                                    


Menjelang siang Ali dan Prilly sudah siap dengan pakaian mereka lengkap dengan topi proyek untuk melindungi kepala mereka jika terjadi kecelakaan kerja disana.

Prilly sudah terbiasa memakai pakaian seperti ini berbeda dengan Ali. Pria itu tampak risih saat Prilly memintanya memakai helm untuk menutupi kepalanya.

Prilly menoleh menatap Ali dengan helaan nafas berat. "Kenapa dilepas helm nya Pak?" Tanya Prilly masih berusaha sabar menghadapi atasannya yang semakin hari semakin ada-ada saja kelakuannya.

"Risih Sayang." Jawab Ali setengah merengek. Pria itu sudah terbiasa memanggil Prilly dengan panggilan Sayang jadi ia tidak lagi merasa canggung bahkan didepan Pak Burhan juga mandor yang saling tatap lalu tersenyum melihat bagaimana manisnya sikap Ali pada Prilly.

Prilly melirik Pak Burhan juga mandor dengan pandangan tak enak lalu kembali memfokuskan tatapannya pada Ali. "Bahaya disana." Ujarnya yang disetujui oleh mandor. "Iya Pak lebih baik Bapak pakai saja helm nya untuk meminimalisir luka jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan." Jelas mandor dengan penuh kesopanan.

Ali menghela nafasnya lalu dengan wajah terlihat sekali tidak rela pria itu akhirnya memakai helm kerjanya. "Ya sudah ayok!" Ucapnya sambil menggenggam tangan Prilly untuk melangkah bersama dirinya.

Prilly tidak mengeluarkan protesnya, jika ia menolak tindakan Ali ini bisa-bisa mereka batal meninjau lokasi proyek.

Ali mengendarai mobilnya sedangkan Pak Burhan memakai sepeda motor bersama mandor.

"Perasaan baru kemarin kita kesini ya?" Ali mulai membuka pembicaraan. Prilly menoleh lalu tersenyum kecil. "Iya Pak."

"Mas ih bukan Pak!"

Prilly tertawa kecil saat Ali kembali memprotes panggilannya. "Iya Mas iya." Suasana hati Prilly sedikit membaik karena Ali jadi untuk hari ini ia akan menuruti apapun kemauan laki-laki ini.

Senyuman Ali seketika mengembang saat mendengar panggilan manis Prilly untuknya. "Pulang dari sini kita kencan ya Sayang?" Ujar Ali tiba-tiba. Prilly menoleh menatap Ali dengan kening berkerut. "Kencan?" Beonya yang diangguki Ali dengan penuh semangat.

"Sejak kita dekat kita belum pernah kencan kan?" Prilly menggeleng sebagai jawabannya. Mereka memang kerap berciuman seperti pasangan kekasih namun mereka tidak pernah kencan.

Kencan dalam artian sebenarnya jika malam bersama di apartemen Ali atau Prilly memang sering mereka lakukan. Tapi kencan?

"Bukankah kencan hanya untuk mereka yang memiliki hubungan Mas?" Tanya Prilly pelan. Ia hanya mengutarakan apa yang tiba-tiba tercetus di kepalanya.

Ali yang terlihat begitu tampan dengan kacamata hitam yang baru saja ia kenakan itu menoleh menatap Prilly. "Memang." Jawabnya santai. "Dan bagi Mas kita nggak sekedar memiliki hubungan sebagai pasangan kekasih." Lanjut Ali dengan seringaian kecilnya.

"Lalu?"

Tangan Ali bergerak menyentuh rambut Prilly lalu mengusapnya lembut. "Calon suami istri."

"Hah?!"

Ali tidak lagi menghiraukan keterkejutan Prilly karena mobil yang ia kemudikan sudah memasuki lokasi proyek pembangunan resort yang sedang mereka kerjakan.

"Sudah sampai Sayang. Ayok!" Dan Ali dengan sengaja turun terlebih dahulu meninggalkan Prilly yang masih terpaku dengan mata dan mulut terbuka lebar.

Setelah menutup pintu mobil, senyuman Ali seketika mengembang lebar. Wajah pria itu tiba-tiba terasa panas. Ali blushing.

*****

"Jadi bagian samping ini akan dibangun taman seperti permintaan Pak Ali."

Ali dan Prilly berjalan mengikuti mandor dan beberapa orang lainnya yang sedang menjelaskan tempat-tempat yang Ali inginkan untuk dibangun taman dan juga kolam renang dengan ukuran yang lumayan besar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boss🔥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang