Anaya baru saja tiba di kediamannya saat mobil hitam milik Samuel ikut menyusul dan parkir dibelakang mobilnya. Anaya sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Samuel yang terlihat cemas sekali bahkan pria itu nyaris tersandung anak tangga saat ia terlalu terburu-buru menyusul Anaya yang sudah membuka pintu rumahnya."Anaya tunggu!" Teriak Samuel dengan nafas terengah-engah. Malam ini benar-benar memacu adrenalin seorang Samuel pria yang dikenal kalem serta pembawaan dirinya yang begitu santai namun malam ini pria itu bahkan nyaris memukul Bram jika Anaya tidak pergi dari club tadi.
Samuel tidak bisa menyembunyikan kekesalannya pada Bram, semua kekacauan ini adalah habis dari mulut ember pria itu. Baru saja Samuel mengingatkan Bram untuk tidak mempermainkan perempuan lagi namun kini justru dirinya dan Ali yang terlihat seperti pria brengsek padahal semua yang dikatakan Bram adalah bualan pria itu sendiri.
"Anaya!" Samuel berhasil menahan lengan Anaya tepat ketika gadis itu ingin memasuki rumahnya.
Anaya berhenti namun ia memilih untuk tetap membelakangi Samuel. Untuk pertama kalinya dalam hidup Anaya, ia merasa begitu kecewa pada pria-pria yang sangat dikasihinya itu terutama Samuel.
"Naya kamu harus dengerin penjualan Mas dulu dong! Jangan main kabur gini aja." Samuel berkata tanpa melepaskan genggamannya pada lengan kecil Anaya.
Samuel baru menyadari jika penampilan Anaya malam ini sungguh sangat jauh berbeda dengan biasanya. Mata Samuel nyaris melompat keluar saat menyadari jika dress yang dikenakan oleh Anaya begitu ketat dan minum bahkan jika gadis itu menunduk mungkin nyaris separuh bokongnya terlihat.
Samuel mulai merasakan panas pada seluruh tubuhnya terutama di bagian kepalanya, jika difl film-film kartun mungkin saat ini sudah terlihat kepungan asap di kepala Samuel sangking panas kepala pria itu.
"Apa-apaan dengan baju kamu Anaya?" Samuel mengeram kesal, ia sudah lupa perihal kedatangannya untuk menjelaskan kesalahpahaman antara mereka.
Anaya mendengus pelan, jika ia tidak mendengar busuknya mulut para lelaki ini mungkin ia akan terbang menyadari ketidaksukaan Samuel dengan pakaian yang ia kenakan. Ia memang bertujuan membuat Samuel kesal tepatnya cemburu gara-gara dress ketat yang ia kenakan.
Namun sayangnya ia justru terlebih dahulu dibuat kesal dengan para laki-laki ini sehingga ketika Samuel bertindak seperti sekarang alih-alih bahagia Anaya justru merasa semakin kesal saja.
Dengan cepat ia menyentakkan lengannya yang sejak tadi dipegang oleh Samuel. Ia membalikkan tubuhnya membalas tatapan Samuel dengan tak kalah tajamnya.
"Memangnya ada apa dengan baju Naya?" Tanyanya sambil bersidekap menatap Samuel dengan tatapan meremehkan. "Bukannya Mas suka dengan wanita berpenampilan seperti ini?"
Rahang Samuel mengeras seketika, selama ini Anaya belum pernah seberani ini padanya.
"Lagipula pacar Mas kan jauh lebih seksi daripada Naya tapi Mas nggak marah malahan terlihat bangga sekali." Anaya begitu lancar memancing emosi Samuel.
"Jangan memancing kemarahanku Anaya!" Peringat Samuel dengan kilat tajam dari matanya.
Sejujurnya Anaya sedikit merinding dengan tatapan pria itu namun sudah kepalang tanggung jadi ia lanjutkan saja perdebatan mereka kali ini. Anaya ingin mengeluarkan seluruh kekesalan juga rasa sakit hatinya yang selama ini ia pendam. Samuel sudah terlalu sering mempermainkan perasaannya.
"Lalu kenapa? Mas mau pukul aku iya? Pukul Mas!" Anaya bahkan tidak lagi menyebut namanya sendiri ketika berbicara dengan Samuel.
"Selama ini aku udah cukup sabar sama kamu Mas! Kamu punya pacar kan? Ya sudah pergi sana temuin pacar kamu!" Usir Anaya terang-terangan. Ia masih sakit hati mengingat tempo hari Samuel memperkenalkan pacarnya pada Anaya dengan wajah tak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss🔥
RomanceCerita terbaru setelah 'Mrs. Aliandra' selesai. Jangan lupa dibaca, vote juga komennya ya, Insyaallah ceritanya nggak kalah seru dari cerita-cerita sebelumnya.. thanks♥️