00 | Prolog

18.2K 232 5
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA

Seminggu tiga kali adalah jadwal Zena mengunjungi The Harvest Cafe. Bukan karena bekerja disana, tetapi untuk berkerja dari sana. Zena merupakan pekerja freelance yang mengambil pekerjaan remote atau work home anywhere. Dan salah satu tempat favoritenya untuk bekerja adalah kafe tersebut.

The Harvest Cafe.

Kafe yang terletak di dalam pusat perbelanjaan yang menyajikan tak hanya makanan manis, tetapi juga makanan berat. Salah satu alasan Zena menyukai tempat itu. Itu tidak perlu berpindah tempat jika merasa lapar.

Zena mendorong pintu terbuat dari kaca dan tersenyum kepada pegawai kafe. Sepertinya pegawai baru sebab Zena baru pertama kali melihatnya.

"Selamat datang Kak Zena" sapa salah seorang pegawai kafe tersebut. Pegawai yang bertugas di belakang kasir.

Zena tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipi yang cukup dalam yang menghiasi kedua pipinya. "Halo" balasnya.

"Mau pesan seperti biasa Kak?"

Zena mengangguk.

"Oh yah Kak, kami ada menu baru loh" ujar kasir itu.

"Ohyah? Apa itu?"

"Apple pie" kasir tersebut mengambil sebuah kertas promosi dan menunjukkannya kepada Zena.

"Boleh deh aku pesan satu," katanya lalu mengembalikan kertas promosi tersebut.

"Ok Kak, jadi semuanya 56 ribu"

Zena membayarnya menggunakan uang tunai. Setelah itu ia memilih tempat yang berada di dekat colokan dan mulai menyalakan laptopnya.

Pekerjaan Zena sebenarnya bisa ia selesaikan di kamar kosnya, tetapi ia merasa suntuk berhari-hari hanya ditemani kucing kesayangannya. Sehingga ia butuh refreshing dan pilihannya jatuh kepada kafe tersebut. Namun pekerjaan tetap dibawanya, ia membutuhkan uang cepat untuk membayar rumah kos tersebut.

Zena membuka aplikasi designnya dan mengerjakan sisa pekerjaannya. Tinggal tahap finishing dan banner untuk sebuah toko pakaian akan selesai.

Tak lama cold latte dan apple pie pesanan Zena pun dihidangkan di mejanya. "Terima kasih" ujar wanita itu sambil tersenyum ramah.

Ia pun menggeser pekerjaannya untuk mencoba menu baru tersebut. "Mm enak!" gumam Zena. Setelah beberapa suapan, wanita itu melanjutkan lagi pekerjaannya hingga selesai.

Zena beristirahat sejenak sambil menghabiskan makanannya. Ia memperhatikan isi kafe yang tak begitu ramai. Hanya beberapa meja terisi, salah satunya meja yang berada di dekat Zena.

Tiga orang pria berjas yang sedang memandangi ipad dengan serius. Sepertinya mereka sedang meeting. Kafe itu juga sering dijadikan tempat meeting oleh sebagaian orang. Mungkin karena suasanya yang tenang dan nyaman sehingga cocok dijadikan tempat pertemuan.

Om Angkasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang