SELAMAT MEMBACA
Jika ditanya apa hal yang mengejutkan yang pernah Zena alami. Maka ia akan menjawab, kedua anak dan ayah berdiri di hadapan rumahnya sambil membawa koper.
Angkasa, Marsha, bahkan Milo bertamu dirumahnya sambil membawa koper. Masing-masing dari mereka membawa koper kecil.
"Apa...yang terjadi?" tanya Zena terkejut. Ia membatu di depan pintu rumahnya.
"Kita mau mengunap tante. Boleh kan? Boleh yah! Kata Papa boleh" jawab Milo bersemangat.
"Hah menginap?!"
Kedua anak itu mengangguk cepat.
Mata Zena kini beralih kepada pria dewasa yang berdiri dengan senyuman bangga. Apa dia merasa bangga karena kedua anaknya ingin menginap di rumah Zena?
"Abang!" tegur Zena sambil membuka lebar matanya.
"Masuk yuk" bukannya menjawab kebingungan Zena, pria itu malah menyuruh anak-anaknya masuk dan bersantai di rumah Zena.
Zena dengan cepat menarik tangan Angkasa. Mau tak mau Angkasa menoleh kearah Zena dan menatapnya sambil tersenyum.
"Maksudnya apa Abang? Kalian mau nginap disini?" tanya Zena bingung.
Angkasa mengangguk cepat. "Iya, tidak apa-apa kan?"
Zena mengangguk pasrah. Sebenarnya ia senang, tetapi ke-tiba-tibaan ini membuat Zena linglung. Ia tidak tau harus melakukan apa. Bahkan ia tidak mempersiapkan kamar untuk mereka.
"Tapi tidurnya dimana, Abang?" tanya Zena mengapit lengan Angkasa.
"Marsha dan Milo bisa tidur dikamar kamu. Kita bisa tidur di kamar belakang" Angkasa menaik turunkan keningnya menggoda Zena.
"Maunya!" pukul Zena pada lengan berotot Angkasa. Ia pun meninggalkan pria itu, menyusuli para anak-anak yang berebut ingin menggendong Nina.
Zena kasihan melihat si anabul itu. Wajahnya tersiksa, apalagi ketika melihat Zena. Ia sepertu minta tolong kepada wanita itu.
"Nina makan dulu yah" Zena menyelamatkan kucing itu dari jangkauan mereka dan memasukkannya ke dalam kandang. Nina langsung menghampiri mangkuk makannya dan makan dengan lahap.
Setelah memastikan Nina merasa nyaman, wanita itu pun kembali menghampiri ketiga orang itu yang tengah mengatur board game yang mereka bawa.
"Tante Zena," Milo berlari memeluk pinggang Zena.
"Ya?" Zena menunduk menatap anak itu.
"Kata Kak Marsha, Kak Marsha memanggil tante Zena dengan sebutan Mam. Benarkan?" tanya Milo.
"Iyalah, benarkan Mam?" sahut Marsha yang kini memeluk Zena dari samping.
Zena tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Angkasa [21+]
Romance❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap hari pukul tengah malam] 21+ "Zenata," panggilan Angkasa membuat wanita cantik itu tersadar. "Iya, Om?" Zena mendongak menatapnya. "Bolehkan aku mendekatimu?" Zena tidak menjawab. Ia merasa takut sekaligu...