SELAMAT MEMBACA
"Selamat Pagi Mba Zena"
"Selamat pagi Pak" balas Zena kepada satpam perusahaan tersebut.
Seperti hari-hari biasa, Zena datang ke kantor dengan senyuman indah. Ia menyapa setiap orang yang ia lewati dan sesekali mengajaknya berbincang ramah.
Sesampai di mejanya, Zena di suguhkan dengan teh panas oleh sang officeboy.
"Makasih Tio" ujar wanita itu.
"Iya, Mba"
Zena meyesap sekali teh tersebut dan memulai mengerjakan tugasnya.
Ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul 10, Zena merasa heran sebab sang bos belum juga datang. Sehingga ketika Danu selaku asisten pribadi bos tersebut lewat, Zena pun menahannya.
"Mas, Pak Bos kok belum datang yah?" tanya Zena bingung. Karena biasa bosnya itu akan memberi kabar jika ada acara dadakan.
"Oh, Pak Bowo datangnya siang. Dia ada acara keluarga" jawab Danu.
"Ohgitu...,"
"Iya. Kamu nyantai saja, gak ada kerjaan kan?" tanya Danu penasaran.
"Ada Mas, tapi hanya dikit"
"Baguslah. Aku ke ruangan dulu," pamit pria itu lalu memasuki ruangannya yang berada di sebelah meja Zena.
Pekerjaan Zena hari ini tak banyak, hanya menyusun jadwal Bowo untuk minggu depan. Besok adalah akhir pekan sehingga jadwal bosnya untuk minggu depan sudah harus tersusun rapi.
Setelah makan siang, Zena kembali ke mejanya dan mengecek lagi jadwal bosnya itu. Ia tak ada kegiatan sehingga melakukan hal yang sama sejak tadi.
Tiba-tiba pintu lift tersebuka dan keluarlah Bowo dengan memakai batik. Sepertinya pria itu dari sebuah acara formal.
"Zena," pria itu berhenti di depan meja Zena.
"Iya, Pak?" Zena berdiri sopan.
"Ke ruangan ku," Bowo mengangguk pelan dan menyuruh Zena untuk mengikutinya.
Ketika berada di ruangan direktur, Zena di minta untuk duduk di kursi di hadapan Bowo.
"Apa kamu sudah menyusun jadwalku untuk pekan depan?" tanya pria itu.
"Iya, Pak. Aku sudah mengirimkan jadwal anda melalui email" jawab Zena.
Bowo mengangguk sekali. "Ada yang ingin aku sampaikan" pria itu menatap Zena serius.
Zena menunggu dengan penasaran.
"Dengan sangat terpaksa aku harus memberhentikan kamu sebagai sekertaris ku"
Mata Zena terbelalak. Dia dipecat? Atas dasar apa?
"Kenapa, Pak? Apa aku membuat kesalahan?" tanya Zena tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Angkasa [21+]
Romance❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap hari pukul tengah malam] 21+ "Zenata," panggilan Angkasa membuat wanita cantik itu tersadar. "Iya, Om?" Zena mendongak menatapnya. "Bolehkan aku mendekatimu?" Zena tidak menjawab. Ia merasa takut sekaligu...