27 | Sayangnya Zena

2.4K 47 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA

Sunrise Salon & Spa.

Merupakan salon ternama yang dimiliki Mentari—adik Angkasa. Angkasa sering membawa Zena kesana, untuk perawatan atau hanya sekedar dipijat ketika sedang lelah. Dengan menaikkan harga dua kali lipat Mentari sangat suka jika kedua orang itu berkunjung.

Seperti sekarang, Mentari menyambut mereka dengan senyuman lebar. Menyambut sumber cuan.

"Zena? Tambah cantik aja" Mentari menyambut Zena ramah dan mencium pipi kanan dan kiri Zena.

"Kak Mentari bisa aja" jawab Zena malu-malu.

Mentari tertawa kecil. Ia mempersilahkan Zena dan Angkasa untuk duduk di ruang tunggu, selagi ia mempersiapkan perawatan untuk mereka berdua.

"Om, Nina dijemputnya kapan?" tanya Zena. Karena yang tadi membawa anabul itu ke salon hanyalah Angkasa, Zena tidak ikut sebab ia sangat lama bersiap-siapnya.

"Setelah dari sini, kita jemput dia" jawab Angkasa dan diangguki oleh wanita tersebut.

"Om, nanti perawatannya satu ruangan dengan aku gak?" tanya Zena dengan senyuman penuh arti.

"Kamu mau? Om sih suka-suka saja," Angkasa membalas menggoda Zena.

Wanita itu tertawa pelan. "Gak ah, gak enak sama Kak Mentari" ucapnya sambil melirik pelan kearah wanita yang tengah memperhatikannya.

Mentari pun menghampiri mereka dan duduk di samping Zena. "Manggilnya masih Om yah? Gak niat diganti gitu?" celutuk Mentari ketika mendengar mereka berbincang.

"Eung...nanti saja Kak, belum terbiasa" sahut Zena.

Mentara tertawa kecil dan mengangguk mengerti.

"Baiklah. Zena aku kasih perawatan lengkap yah, sedangkan Bang Angkasa hanya spa dan pijat" ucap pria itu sambil menunjukkan brosur salonnya.

"Silahkan mulai perawatannya" Mentari memberi kode kepada karyawannya untuk membawa kedua orang itu ke dalam sebuah ruangan khusus spa.

---

Karena hanya melakukan dua perawatan sederhana, perawatan Angkasa selesai dengan cepat. Pria itu kini merasa tubuhnya menjadi enteng dan tidak lelah lagi.

Angkasa yang selesai lebih dulu, menunggu Zena di ruang tunggu salon tersebut. Meminum kopi panas ditemani dengan Mentari.

"Aku senang Bang Angkasa dan Zena kembali bersama" celutuk wanita itu.

"Aku juga Ri" sahut Angkasa.

"Jadi... Apa alasan Zena memutuskan hubungan kalian?" tanya Mentari penasaran, sebab ketika Zena meninggalkan Angkasa pria itu sangat uring-uringan sampai-sampai membuat seluruh anggota keluarganya jadi pusing.

Om Angkasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang