SELAMAT MEMBACA
Zena bersyukur atas kehadiran Danu di kafe tadi. Ia lagi-lagi diselamatkan oleh pria itu. Ia pun mencuri-curi pandang ke wajah pria tersebut yang sedang serius memandangi jalan.
"Kamu tadi lama duduk disana?" tanya Danu dengan melirik sekilas kearah Zena.
"Lumayan" jawab Zena.
"Merasa risih?" tanya pria itu lagi.
"Banget! Untungnya Mas Danu datang dan membawaku pergi. Aku merasa sesak disana" jawab Zena jujur. Sebenarnya ada dua hal yang membuatnya risih tadi.
Pertama celotehan Bowo dan temannya Rifki. Mereka terus menggoda Zena walau dalam taraf bercanda.
Dan kedua, yang paling membuat Zena sesak napas adalah tatapan tajam Angkasa. Rasanya ia ingin menghilang saja.
"Kenapa tidak menolak untuk bergabung?"
"Sudah, Mas. Tapi Pak Bowo maksa"
"Lain kali langsung pergi saja" Danu menoleh kearah Zena dan menganggukkan sekali kepalanya. Memberitahu Zena untuk melakukan sarannya itu.
"Aku malah berharapnya semoga gak ada lain kali"
"Kamu benar" timpal Danu cepat.
Mereka pun sampai di gedung kantor mereka. Zena masuk lebih dulu sebab pria itu harus ke suatu tempat lagi.
Sesampai di meja kerjanya, Zena mengerjakan tugasnya yang tertunda karena harus ikut nongki di kafe tadi. Pekerjaannya cukup banyak menumpuk mengingat Bowo mengubah seluruh jadwalnya untuk minggu ini. Zena hanya bisa mendengarkan dan bekerja semaksimal mungkin.
Ketika hari semakin sore, Bowo dan Danu kembali ke kantor. Mereka membicarakan projek penting mengenai tawaran pekerjaan dari salah satu artis terkenal.
Dimana Bowo mengajukan setengah harga dalam paket interiornya dengan syarat artis itu mengiklankan perusahaan mereka selama sebulan. Semacam endorse.
"Mba Zena, mau kopi?" tawar officeboy yang bertugas di lantai tersebut.
"Boleh," jawab Zena.
Tak menunggu lama, kopi untuk Zena pun di taruh di atas mejanya yang bertepatan dengan datangnya Danu bersama Bowo.
Mereka terlihat berbincang serius, namun tetap menyapa Zena yang berdiri menyambut mereka.
Setelah kedua pria itu memasuki ruangan Bowo, Zena kembali duduk dan menunggu pekerjaan selanjutnya serta jam pulang kerja.
Drrtt drrttt
Ifah :
Ze, aku lupa memberitahumu jika kemarin ada perempuan mencarimu.Zena :
Perempuan? Kamu kenal tidak?Ifah :
Gak. Bukan sepupu kamu juga, pokoknya aku baru melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Angkasa [21+]
Roman d'amour❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap hari pukul tengah malam] 21+ "Zenata," panggilan Angkasa membuat wanita cantik itu tersadar. "Iya, Om?" Zena mendongak menatapnya. "Bolehkan aku mendekatimu?" Zena tidak menjawab. Ia merasa takut sekaligu...