25 | Tidak Sopan!

2.1K 53 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA

Ketika Zena membuka pagar rumah kosnya, ia disambut dengan wajah Angkasa yang tersenyum lebar hingga memperlihatkan lesung pipinya.

Huft.

Zena menghela napas kesal sekaligus pasrah.

Pria itu membuka pintu mobilnya dan memaksa Zena untuk masuk. Dengan gerakan enggan Zena duduk di kursi penumpang dan memakai sabuk pengaman.

"Jam berapa kamu pulang?" tanya Angkasa.

"Empat" jawab Zena singkat.

"Mm. Aku akan menjemputmu. Jangan kemana-mana apalagi pulang bersama pria lain"

Zena hanya diam tak menjawab.

"Hm, Zena?" Angkasa mengenggam sebelah tangan Zena.

"Iya, Om" ia buru-buru menarik tangannya dan memegang tasnya erat-erat.

Sesampai di kantornya, Zena segera keluar dari mobil tersebut tanpa berpamitan kepada Angkasa. Ia berjalan cepat memasuki gedung tinggi tersebut dan menuju lantai tempat ia bekerja.

Sesampai di lantai 4, Zena berpapasan dengan officeboy lantai tersebut.

"Tio bisa tolong buatkan aku kopi susu?"

"Oh boleh Mba, tunggu sebentar"

"Oke, bawa ke meja ku yah"

Zena pun berjalan menuju mejanya. Ia menyalakan komputernya dan mengecek daftar pekerjaannya untuk hari itu.

Ia diberi pekerjaan untuk menyatukan serta menyusun setiap berkas laporan bulanan setiap divisi sebelum diserahkan kepada Bowo.

Tak lama kopi susu pesanannya pun datang, dan wanita itu mengerjakan tugasnya dengan serius.

Kringggg kringggg

Zena mengangkat telepon di depannya.

"Zenata Marshella, ada yang bisa dibantu?" ujar wanita itu dengan mata yang masih fokus kepada layar komputernya.

"Zenata Marshella, aku ingin bertemu dengan bos kamu, siang ini"

"Apa anda sudah membuat janji?"

"Belum"

"Baik. Bapak harus membuat janji terlebih dahulu, apa bapak mau membuat janji sekarang?"

"Ya"

"Baik. Atas nama siapa dan tujuan untuk bertemu Pak Bowo?"

"Angkasa Wirawan. Untuk bertemu dengan sekertarisnya, Zenata Marshella"

Ketikan Zena seketika berhenti. Ia fokus kepada suara di telepon tersebut, dan merutuki dirinya yang tidak menyadari suara Angkasa.

"Tidak bisa. Pak Bowo sibuk. Kalau Om hanya ingin bercanda, aku tutup saja" balas Zena ketus.

Angkasa tertawa renyah di seberang sana. "Zena, aku benar-benar ingin bertemu dengan bos kamu. Ada yang ingin aku bahas dengannya"

Om Angkasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang