SELAMAT MEMBACA
WARNING! 21+
Marsha diam-diam mendengar pembicaraan ayahnya dan Zena. Ia merasa terharu Zena membelanya di depan Angkasa. Ia juga menyadari betapa saling cintanya mereka berdua.
Dengan mengumpul keberanian, ia membuka pintu kamar Zena dan berjalan menghampiri mereka.
Zena yang menyadari kehadiran Marsha lebih dulu, segera berdiri melepaskan rangkulan Angkasa. Ia berjalan menghampiri anak itu dan membawanya duduk di dekat sang ayah.
"Marsha, ada yang ingin kamu katakan kepada Papa?" tanya Angkasa tegas.
Zena merinding mendengar nada suara Angkasa. Sangat menyeramkan, pantas saja Marsha ketakutan.
"Om," Zena menegur Angkasa yang mengintimidasi Marsha.
"Marsha, Papa tidak akan memarahimu"
Anak itu mengangkat sedikit wajahnya sehingga dapat melihat wajah ayahnya.
"Marsha minta maaf Papa, karena masih berteman dengan mereka" ucap Marsha pelan.
Angkasa pun menghembuskan napas panjang. Ia menarik anaknya mendekat dan memeluknya sayang. "Tidak apa-apa sayang, jangan merasa bersalah"
Marsha seketika menangis di pelukan Angkasa. Ia memeluk ayahnya erat, melepas kerinduan yang selama ini ia tahan. Perang dingin dengan ayahnya tidak mendapatkan keuntungan sama sekali, malah ia hanya mendapatkan musibah.
Marsha berjanji tidak akan membantah Papanya lagi.
"Sudah sayang jangan menangis. Masa kamu tidak malu dilihat tante Zena" ucap Angkasa geli. Bahkan Zena tertawa kecil.
"Tante Zena bilang aku cantik walau menangis" kata Marsha sambil menoleh kearah Zena, meminta pengakuan wanita itu.
Dan Zena mengangguk yakin.
"Bercanda kali tante Zena biar kamu berhenti menangis" sahut Angkasa yang membuat Marsha kesal.
"PAPA!" teriak Marsha kesal.
Zena hanya menggelengkan kepalanya. Angkasa sangat jahil kepada anak-anaknya. Bahkan kepada dirinya pun pria itu jahil hanya saja jahilnya berbeda.
"Sudah Om, kasihan jangan di goda lagi" ujar Zena kepada Angkasa yang sekali lagi ingin menjahili Marsha.
Anak itu segera mendekati Zena dan bersembunyi di belakangnya. "Sekarang aku ada tante Zena yang membela ku" Marsha tertawa senang.
"Dasar anak ini" Angkasa tertawa kecil dan hendak menarik Marsha lagi.
Namun Zena menahannya. "Sudah, Om" wanita itu menggeleng keras.
"Masa tante Zena panggil Papa, Om sih? Sedangkan aku memangil tante Zena, Tante. Aku bingung" Marsha menggaruk kepalanya. "Gak bisa diganti tante?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Angkasa [21+]
Romance❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap hari pukul tengah malam] 21+ "Zenata," panggilan Angkasa membuat wanita cantik itu tersadar. "Iya, Om?" Zena mendongak menatapnya. "Bolehkan aku mendekatimu?" Zena tidak menjawab. Ia merasa takut sekaligu...