SELAMAT MEMBACA
Setelah makan malam, Zena kembali ke kamarnya bersiap untuk tidur. Selama hampir tiga minggu waktu tidur Zena sangatlah cepat. Pukul 09.00. Perubahan yang sangat besar.
Tok tok tok
Pintu kamar Zena terbuka.
"Sini dulu nak, ayah mau berbicara"
Zena pun keluar dari kamar dan mengikuti ayahnya yang sedang menuju ruang tamu.
Ayahnya duduk dakam posisi tegap yang membuat Zena merinding ketakutan. Jangan sampai karena kedatangan para bocah tadi membuat Ayahnya semakin marah kepadanya.
"Ayah mau tanya sama kamu, kamu serius ingin menikah dengan Angaksa?" Malik berkata dengan nada serius.
Zena mengangguk, "Iya, ayah" jawabnya tanpa ragu.
"Kamu tau segala yang akan kamu hadapi jika menikah dengannya?"
Zena lagi-lagi mengangguk. "Aku mungkin akan mendapatkan sindiran dan menjadi bahan gosip orang-orang. Aku tidak peduli ayah, aku mencintai bang Angkasa dan kedua anaknya"
Malik terdiam. Jawaban Zena yang lugas membuatnya tersadar akan bertapa besar rasa cinta yang wanita itu miliki untuk pria dan kedua anaknya itu.
"Baiklah,"
Zena menatap Ayahnya bingung.
Malik menarik napas dalam dan membuangnya dengan berat. "Kalau kamu sudah siap menanggung segalanya, ayah bisa apa. Tanya kepada Angkasa kapan ia ke mari untuk melamarmu"
Mata Zena terbelalak. Tak menyangka dan senang secara bersamaan.
Apa itu artinya sang ayah merestui mereka?
"Ayah merestui kami?" tanya Zena memastikan.
Malik mengangguk. "Tidak ada alasan tersisa untuk tidak merestui kalian. Beritahu Angkasa, kalau bisa secepatnya kemari. Tetangga sudah mulai membicarakan kalian karena kedatangannya hampir setiap hari"
Zena melirik kearah pintu masuk ruang tamu, dimana sang ibu berdiri. Mereka saling melempar senyuman lega dan bahagia.
"Terima kasih ayah!" Zena beranjak dan langsung memeluk tubuh sang ayah.
"Ah, giliran maunya dipenuhi baru memeluk ayah" sindir Malik, tetapi sambil membalas pelukan Zena. Zena tertawa kecil membalasnya.
Malik pun menyodorkan sebuah benda pipih ke hadapan Zena. Ponselnya!
"Hubungi Angaksa,"
Dengan gerakan cepat tangan Zena mengambil ponsel tersebut dan menaruhnya dikantung. Takut-takut ayahnya berubah pikiran dan menyita ponselnya lagi.
"Aku ke kamar yah ayah, mau memberitahu bang Angaksa" Malik mengangguk dan Zena pun belari memasuki kamarnya.
Zena :
ABANGGGGGG
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Angkasa [21+]
Romansa❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ [Update setiap hari pukul tengah malam] 21+ "Zenata," panggilan Angkasa membuat wanita cantik itu tersadar. "Iya, Om?" Zena mendongak menatapnya. "Bolehkan aku mendekatimu?" Zena tidak menjawab. Ia merasa takut sekaligu...