33 | Senangnya Angkasa

2.6K 50 1
                                    

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA

Zena mengantar ketiga orang itu hingga di depan pintu. Setelah melewati drama bangun pagi, akhirnya Marsha, Milo serta Angkasa bisa berangkat ketujuan masing-masing.

"Bye, Mam!" teriak Marsha dan Milo bersamaan. Diiringi dengan bunyi klakson dari Angkasa.

"Bye, hati-hati!" balas Zena sambil melambaikan tangan.

Setelah mereka berangkat, Zena memasuki rumahnya dan mulai beberes. Ia menggeleng kepala pelan melihat kekacauan dimana-mana. Apalagi di dalam kamarnya. Berantakan!

Perlahan-lahan wanita itu mengumpuli pakaian kotor mereka. Menyatukannya di keranjang laundry dan membersihkan yang lainnya.

Pukul 10.00. Rumah Zena akhirnya bersih seperti semula.

Zena bersandar lelah di sofa ruang tengah. Walau lelah ia merasa senang sebab bisa menghabiskan waktu bersama Angkasa dan anak-anaknya.

"Mandi ah!" Zena pun beranjak dar tempatnya menuju kamarnya. Ia melakukan serangkaian mandi pagi, dan menyadari jika dirinya datang bulan.

"Astaga! Untung bukan semalam" wajahnya memerah mengingat kejadian semalam. Ia segera menggeleng cepat dan mencari pembalut yang selalu tersedia di kamar mandinya.

Setelah mandi, Zena baru merasakan rasa sakit di perut dan juga belakangnya.

Wanita itu berjalan menuju dapur sambil menyentuh perutnya. Ia merebus hotpack, untuk ia tempel di perut ratanya itu.

Tok tok tok

Zena menoleh kearah pintu. Siapa yang bertamu?

Wanita itu pun berjalan menuju pintu dan terkejut melihat Angkasa.

"Abang? Katanya ngantor hari ini?" tanya Zena terkejut.

"Hanya setengah hari. Aku masih ingin bersama mu" Angkasa melangkah maju dan memeluk wanita itu.

Zena terkikik pelan. Ia pun mempersilahkan Angkasa masuk dan menutup pintunya.

"Lagi masak sayang?" tanya Angkasa ketika menyadari kompor Zena sedang menyala.

"Iya, mau masak mie instan" jawab Zena.

"Tidak usah sayang. Abang tadi singgah belikan kamu bubur ayam" Angkasa menarug sebungkus bubur ayam ke atas meja makan.

Mata Zena berbinar. "Makasih Abang!" dengan cepat wanita itu mematikan kompornya lalu menyantap bubur ayam pemberian Angkasa.

"Abang sudah makan?" tanya nya. Sebab tadi pagi Zena hanya memberi mereka toast bread beserta susu putih.

"Sudah, aku makan rotinya banyak tadi. Masih kenyang" jawab Angkasa. Ia masih setia memandangi Zena makan. Ada kesenangan tersendiri untuk Angkasa melihat Zena makan dengan lahap, apalagi makanan pemberiannya.

Om Angkasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang